Asosiasi Ojol Ancam Demo Brutal pada 20 Mei 2025, Bawa 3 Tuntutan untuk Prabowo

Asosiasi Ojol Ancam Demo Brutal pada 20 Mei 2025, Bawa 3 Tuntutan untuk Prabowo

Massa ojek online (ojol) yang tergabung dalam Asosiasi Pengemudi Transportasi dan Jasa Daring Garda Indonesia mengancam demonstrasi secara keras dan brutal pada 20 Mei 2025.-cahyono-

JAKARTA, DISWAY.ID - Massa ojek online (ojol) yang tergabung dalam Asosiasi Pengemudi Transportasi dan Jasa Daring Garda Indonesia mengancam demonstrasi secara keras dan brutal pada 20 Mei 2025.

Ketua Umum Asosiasi Pengemudi Transportasi dan Jasa Daring Garda Indonesia, Raden Igun Wicaksono mengungkapkan, pihaknya membawa 3 tuntutan untuk Presiden Prabowo Subianto.

Kata Igun tuntutan pertama yakni meminta adanya payung hukum komprehensif bagi pengemudi ojol dan kurir online (kurol).

BACA JUGA:Terungkap! Pekerja Judol Kamboja Didominasi Warga Indonesia, Warga Bekasi Mantan Admin Judol: 99 Persen WNI

BACA JUGA:Seorang Warga Gugat Perpres Kantor Komunikasi Kepresidenan ke MA, Ada Apa?

Lalu yang kedua, pemerintah merevisi potongan biaya aplikasi bagi ojol dan kurol maksimal 10 persen.

Adapun yang ketiga mereka meminta Prabowo menertibkan regulasi tarif ojol dan kurol, serta hapuskan aceng, slot, double order dan lain-lain.

"Harapan kami aksi Presiden RI Prabowo Subianto mau mendengarkan permohonan tuntutan kami ini dan berlaku total seluruh Indonesia sehingga aksi keras dan brutal dari para ojol dan kurol yang sudah habis kesabarannya tidak perlu terjadi," kata Igun pada Senin, 21 April 2025.

BACA JUGA:Terkuak Motif Dokter PPDS UI Rekam Mahasiswi Mandi Berdurasi 8 Detik, Modus Lewat Ventilasi

BACA JUGA:Bisnis Semakin Berkembang Lewat Pinjaman KUR BCA 2025 Plafon Rp500 Juta, Cicilan Mulai Rp9,6 Jutaan Per Bulan

Menurutnya, pengemudi ojol seluruh Indonesia sudah habis kesabaran dan toleransinya terhadap arogansi korporat aplikator-aplikator asing besar yang saat ini beroperasi.

Kata dia, sebagian perusahaan aplikator ini awalnya dibuat dan dirintis oleh anak bangsa, namun saat ini sebagian besar sahamnya sudah diakuisisi oleh investor-investor asing.

"Semenjak sebagian besar kepemilikan platform aplikator tersebut dimiliki oleh asing ini perusahaan platform aplikasi transportasi online makin arogan menerapkan tarif semurah mungkin, mereka berlomba-lomba menerapkan tarif semurah mungkin dengan alibi perang tarif," ungkapnya.

BACA JUGA:Hadir di HUT Ke-50 Taman Mini Indonesia Indah, Bank Raya Dorong Opsi Pembayaran Cashless

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads