bannerdiswayaward

Tagih Piutang Rp6,2 Miliar, Dua Pengusaha Malah Jadi Korban Kekerasan di Jakarta Selatan

Tagih Piutang Rp6,2 Miliar, Dua Pengusaha Malah Jadi Korban Kekerasan di Jakarta Selatan

Tagih Piutang Rp6,2 Miliar, Dua Pengusaha Malah Jadi Korban Kekerasan di Jakarta Selatan-disway.id/Fajar Ilman-

JAKARTA, DISWAY.ID -- Direktur sebuah perusahaan swasta PT.RPM, berinisial Adit bersama koleganya, Fikri melaporkan telah menjadi korban kekerasan fisik dan ancaman saat berusaha menagih pembayaran senilai Rp6,2 miliar kepada C dan R dari perusahaaan berinsiiab PT BLI dari perusahaan pemasok (supplier).

Insiden tersebut terjadi pada 3 Maret 2025 di sebuah tempat karaoke di kawasan Jakarta Selatan.

PT.RPM adalah perusahaan distributor pangan yang telah menjadi pemasok utama bagi PT BLI sejak awal tahun 2024. 

BACA JUGA:Bebas Melintas! Jadwal Ganjil Genap Jakarta Hari Ini 1 Mei 2025 Ditiadakan, Peringati Hari Buruh 2025

BACA JUGA:UPDATE! Prakiraan Cuaca Jakarta Hari ini Kamis 1 Mei 2025, Berpotensi Hujan Ringan

Dalam kontrak kerja sama yang dimulai sejak 22 April 2024 hingga 22 April 2025, PT.RPM menyuplai kebutuhan bahan pokok untuk outlet-outlet milik BLI, yang berkembang dari 24 menjadi 88 cabang di seluruh Indonesia.

"Selama kerja sama berjalan satu tahun, semua baik-baik saja. Namun sejak Februari 2025, pembayaran dari BLI mulai macet," ujar Adit dalam konferensi pers, Rabu 30 April 2025.

Menurutnya, keterlambatan pembayaran pertama kali disampaikan oleh tim operasional BLI pada pertengahan Februari. 

Adit dan Fikri lalu mengadakan serangkaian pertemuan dengan direksi BLI, namun tidak menghasilkan solusi pembayaran konkret.

Pada 3 Maret, Adit dan Fikri diundang oleh pihak PT BLI, ke sebuah tempat di Jakarta Selatan dengan dalih membahas pelunasan. 

BACA JUGA:Rano Bakal Sayembarakan Pembuatan Patung MH Thamrin, Kita Ingin Masyarakat Terlibat

BACA JUGA:Penjualan Tiket Formula E Jakarta E-Prix 2025 Sudah Dibuka, Presale Ada Diskon 40 Persen

Namun sesampainya di lokasi, keduanya diduga disekap dan dianiaya oleh sekelompok orang.

“Saya langsung disuruh menyiapkan mental. Saya pikir mungkin cuma dibentak, ternyata kami dipukul, dilempar botol, bahkan diancam keselamatan keluarga,” kata Adit.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads