Gawat! Indonesia Jadi Negara Kedua Terbanyak Terima Panggilan Spam, Ini Langkah Meutya Hafid
Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid menanggapi laporan Global Call Threat Report kuartal ketiga 2023 yang melaporkan Indonesia menjadi negara kedua terbanyak yang menerima panggilan tak dikenal.--Anisha Aprilia
JAKARTA, DISWAY.ID - Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid menanggapi laporan Global Call Threat Report kuartal ketiga 2023 yang melaporkan Indonesia menjadi negara kedua terbanyak yang menerima panggilan tak dikenal.
Meutya mengaku ingin menata ulang sistem registrasi kartu SIM agar lebih tertib dan aman bagi masyarakat.
Pengaturan SIM tersebut diantaranya yaitu dengan meminta kepada operator untuk menegakkan bahwa per-NIK itu maksimal tiga (SIM).
BACA JUGA:Pramono Ingin Perluas TransJabodetabek ke Bogor Usai Bekasi dan Tangerang
"Makanya kemarin kan kita mau ngatur SIM card ya, jadi mohon dukungan, jadi ketika kita mengatur itu bukan ingin menyulitkan masyarakat. Di antaranya kita meminta kepada operator untuk menegakkan bahwa per-NIK itu maksimal tiga, itu harus dilakukan pemutakhiran data oleh operator," kata Meutya, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis, 15 Mei 2025.
Selain itu, Meutya mengatakan pemerintah telah mengimbau masyarakat untuk beralih ke eSIM. Menurutnya, hal itu sebagai salah satu bentuk pengamanan.
"Karena ada data biometrik yang dilakukan untuk memastikan bahwa orang ini benar dengan NIK yang tepat, gitu ya. Jadi tidak ada atau meminimalisir pencurian data. Jadi mungkin itu kita akan melakukan tata kelola SIM card," imbuhnya.
BACA JUGA:4 Daftar Event Jakarta di GBK Edisi Akhir Pekan 16-18 Mei 2025, Banjir Pameran dan Konser Musik!
Sebelumnya, perusahaan keamanan digital yang berbasis di Amerika Serikat, Global Call Threat Report pada 2023 melaporkan bahwa sebanyak 56,5 persen panggilan yang diterima di Indonesia adalah spam.
Angka tersebut membuat Indonesia menjadi negara kedua dengan tingkat spam tertinggi di dunia, hanya terpaut tipis dari Chile (57%).
Di bawah Indonesia terdapat Argentina (56%), Hong Kong (56%), dan Brasil (46%).
BACA JUGA:Dinilai Tak Becus Kelola Parkir, Komisi C DPRD Jakarta Sarankan UPT Parkir Dilelang ke Swasta
Spam didefinisikan sebagai panggilan yang tidak diinginkan, termasuk upaya penipuan dan gangguan.
Studi tersebut mencatat bahwa secara global, seperempat dari seluruh panggilan tak dikenal yang diamati tergolong spam.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:
