Rumitnya Ekosistem Ojol Diungkap Ekonom dan Menhub, Regulasi Tak Bisa Sembarangan
Rumitnya ekosistem ojol diungkap ekonom dan Menhub yang menyampikan agar regulasi tak bisa sembarangan.-Boy Slamet/Harian Disway-
BACA JUGA:Jadwal dan Niat Puasa Dzulhijjah 2025 Jelang Idul Adha, Lengkap Tata Cara Pelaksanaan!
Penurunan komisi bukan hanya soal perusahaan dan mitra pengemudi, tapi juga berdampak pada konsumen. Ketika pendapatan perusahaan menurun, kemampuan mereka untuk memberikan promo dan diskon kepada pelanggan juga akan ikut berkurang.
Padahal, insentif semacam ini terbukti penting untuk membantu UMKM tumbuh dan menjangkau konsumen baru.
Pandangan ini diamini oleh ekonom senior Piter Abdullah, Executive Director Segara Institute.
Dalam program Akbar Faizal Uncensored 24 Mei, Piter memperingatkan bahwa regulasi yang memaksa penurunan komisi justru berpotensi merusak struktur industri digital yang telah dibangun selama lebih dari satu dekade.
BACA JUGA:Bersih-Bersih Preman! 3.599 Orang Diringkus dalam Operasi Berantas Jaya 2025
BACA JUGA:Marco Bezzecchi Menang di Silverstone, Bos Aprilia Sindir Jorge Martin: Motor Kami Bisa Menang!
“Setback, setback, saya khawatirkan setback industri yang kita bangun 10 tahun terakhir yang sudah memberikan manfaat terhadap perekonomian kita, baik itu di dalam pembentukan PDB dalam bentuk penciptaan lapangan kerja, memberikan penghasilan kepada begitu banyak masyarakat kita, itu bisa terhapuskan,' jelasnya.
"Industri yang dulu, yang Bang Akbar pasti sempat ingat betapa kita membangga-banggakannya Indonesia memiliki unicorn, itu akan hilang".
"Ini adalah cikal bakal dari industri digital yang kita bangun dan kita sebutkan sebagai salah satu potensi terbesarnya kita, itu akan hilang".
"Industri ini adalah cikal bakal kita memasuki era industri teknologi. Itu bisa setback karena, pertama, kita bisa kehilangan investor".
BACA JUGA:Segera Cek! Dana Bansos Ibu Hamil 2025 Siap Cair Akhir Mei, Pastikan Nama Kamu Terdaftar di DTSEN
BACA JUGA:Sambut HUT ke-46, Bintaro Jaya Usung Semangat Ecocity dan Berkelanjutan
"Kita kehilangan mereka yang mau berinvestasi pada bidang industri teknologi. Iya, karena ketidakpastian hukum tadi," tambahnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:
