Iduladha Jadi Momentum Atasi Defisit Kebutuhan Daging di Pulau Jawa akibat Kemiskinan
Sayangnya, momentum sukacita tersebut tak dirasakan oleh penduduk Indonesia dengan merata. Beberapa daerah di Indonesia justru mengalami defisit daging kurban.--Dompet Dhuafa
JAKARTA, DISWAY.ID — Selain untuk menunaikan ibadah, ritual momen Iduladha juga dapat menjadi sarana berbagi terhadap sesama dan berpeluang memeratakan peningkatan gizi bagi masyarakat yang membutuhkan.
Sayangnya, momentum sukacita tersebut tak dirasakan oleh penduduk Indonesia dengan merata.
Beberapa daerah di Indonesia justru mengalami defisit daging kurban.
Hal ini disebabkan kemiskinan dan distribusi daging yang tidak merata.
Haryo Mojopahit, peneliti sekaligus Direktur Lembaga Riset Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS), menyampaikan bahwa penyebab defisit daging kurban pada daerah memiliki karakteristik tertentu.
BACA JUGA:Covid-19 Ngegas Lagi, Vaksin Terbaru Moderna Disetujui Khusus untuk Lansia dan Komorbid
Di Pulau Jawa sendiri, penyebab utamanya defisit daging adalah kemiskinan yang tinggi, sehingga para penduduk tak mampu berkurban.
Berbeda dengan daerah luar Pulau Jawa yang cenderung disebabkan oleh kondisi geografi, yakni terisolasi dan tertinggal sehingga sulit untuk diakses.
Hasil penelitian IDEAS menunjukkan kawasan seperti Grobogan, Blora, Rembang, Pati, Kudus, Jepara dan Demak di Jawa Tengah mengalami defisit daging kurban hingga 2.623 Ton pada 2024 lalu.
Kawasan Pulau Madura, Jawa Timur, menyentuh angka defisit sebanyak 2.484 Ton. Kemudian Jombang, Nganjuk, Madiun, Ngawi, Bojonegoro, Mojokerto, dan Kediri di Jawa Timur, menyentuh angka defisit sebanyak 1.849 Ton.
BACA JUGA:Dua Pertiga Lansia Berisiko Kena Osteoporosis, Lindungi Kesehatan Tulang dengan 3 Cara
Masyarakat pada daerah-daerah yang telah disebutkan, seperti Kabupaten Ngawi, rerata penduduknya mengkonsumsi daging hanya 0,01 kg/kapita/tahun. Kemudian Kabupaten Pandeglang sebanyak 0,06 kg/kapita/tahun dan Kabupaten Magelang sebanyak 0,18 kg/kapita/tahun.
Di luar Pulau Jawa sendiri, daerah yang memiliki akses terbatas untuk menerima distribusi daging kurban seperti Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat dengan rerata konsumsi daging sebanyak 0,08 kg/kapita/tahun; Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah sebanyak 0,16 kg/kapita/tahun; hingga Kabupaten Halmahera Utara dan Kabupaten Seram Bagian Barat, di Maluku yang masing-masing hanya menyentuh angka 0,01 kg/kapita/tahun dan 0,11 kg/kapita/tahun.
Berbeda dengan pusat kota seperti DKI Jakarta yang mengalami surplus daging mencapai angka 9.905 Ton pada 2024 lalu.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: