Cuma Dapat Rp609 Ribu Sebulan Sudah Miskin, BPS: 74% Habis Buat Makan Aja!
Deputi Bidang Statistik Sosial BPS Ateng Hartono mengungkap bahwa 74,58 persen dari pengeluaran penduduk miskin hanya habis untuk kebutuhan makanan, sisanya baru bisa dialokasikan untuk tempat tinggal, kesehatan, atau pendidikan.--Bianca Khairunnisa
JAKARTA, DISWAY.ID — Hidup dengan penghasilan Rp609 ribu per bulan?
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), itulah batas garis kemiskinan terbaru di Indonesia per Maret 2025. Dengan kata lain, warga yang hanya bisa membelanjakan sekitar Rp20 ribu sehari sudah tergolong miskin.
Lebih mengejutkan lagi, Deputi Bidang Statistik Sosial BPS Ateng Hartono mengungkap bahwa 74,58 persen dari pengeluaran penduduk miskin hanya habis untuk kebutuhan makanan, sisanya baru bisa dialokasikan untuk tempat tinggal, kesehatan, atau pendidikan.
“Yang dikatakan penduduk miskin adalah saat pengeluarannya berada di bawah garis kemiskinan,” jelas Ateng dalam konferensi pers di Kantor BPS, Jumat 25 Mei 2025.
BACA JUGA:Terima Laporan BPS, Prabowo Klaim Angka Kemiskinan dan Pengangguran RI Turun
Garis Kemiskinan Naik, Tapi Jumlah Miskin Menurun
Meskipun batas garis kemiskinan mengalami kenaikan sebesar 2,34 persen dibandingkan September 2024, jumlah penduduk miskin secara nasional justru menurun menjadi 23,85 juta jiwa atau 8,47 persen dari total populasi.
Dibandingkan periode sebelumnya, ini berarti terjadi penurunan sekitar 200 ribu orang.
Namun, kondisi ini tidak seragam di seluruh wilayah. Di perkotaan, angka kemiskinan naik menjadi 6,73 persen, sedangkan di perdesaan justru turun ke 11,03 persen.
Fenomena ini menunjukkan bahwa warga miskin di kota menghadapi tekanan ekonomi yang lebih besar, salah satunya karena ketergantungan tinggi terhadap harga pasar.
“Penduduk kota sangat tergantung pada harga pasar. Kenaikan harga langsung berdampak pada daya beli, terutama kelompok miskin dan rentan,” ujar Ateng.
BACA JUGA:Bank Dunia Sebut 60 Persen Penduduk Indonesia Kategori Miskin, BPS: Itu Hanya Refrensi!
Warga Desa Lebih Tahan Hadapi Harga Naik
Berbeda dengan kota, warga desa dinilai lebih mampu bertahan menghadapi fluktuasi harga. Hal ini ditunjukkan oleh kenaikan Nilai Tukar Petani (NTP) yang mencapai 123,45—mengindikasikan membaiknya daya beli petani.
Selain itu, rumah tangga di desa umumnya lebih mandiri dalam penyediaan pangan.
BPS juga mencatat bahwa kemiskinan di Indonesia masih didominasi oleh kelompok rentan secara struktural.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:
