bannerdiswayaward

Gubernur Pramono Bantu Pemutihan Ijazah 1.315 Siswa, Target Tahun Ini 6.652 Ijazah

Gubernur Pramono Bantu Pemutihan Ijazah 1.315 Siswa, Target Tahun Ini 6.652 Ijazah

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung saat memyerahkan pemutihan ijazah yang ditahan sekolah ke pemiliknya-disway.id/Cahyono-

JAKARTA, DISWAY.ID- Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, memberikan bantuan pemutihan ijazah kepada 1.315 siswa dari keluarga kurang mampu pada Januari-Juni 2025.

Total anggaran yang dikucurkan mencapai Rp4,3 miliar. Dalam program pemutihan ijazah ini, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI bekerja sama dengan Baznas (Bazis) DKI Jakarta. Penerima bantuan sudah melalui proses verifikasi kelayakan oleh Dinas Pendidikan DKI.

“Saya berharap tahun ini sekitar 6.652 ijazah bisa diputihkan. Saya tahu, mereka yang belum mengambil ijazah bukan karena tidak mau, melainkan karena kendala biaya. Karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada BAZNAS (BAZIS) DKI Jakarta yang telah bekerja sama menyelesaikan persoalan ini,” kata Gubernur Pramono.

Pemutihan ijazah berbeda dengan program Kartu Jakarta Pintar (KJP) yang dapat langsung didistribusikan setelah keputusan diambil. Pemutihan ijazah perlu proses verifikasi data dan koordinasi lintas pihak, sehingga butuh waktu lebih lama.

BACA JUGA:Serahkan Pemutihan Ijazah, Pramono Tawarkan KJMU bagi yang Ingin Lanjut Kuliah

Selain program pemutihan ijazah, Pemprov DKI Jakarta terus berupaya meningkatkan layanan dasar pendidikan, salah satunya dengan memperluas jangkauan penerima Kartu Jakarta Pintar Plus (KJP Plus) dan Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU).

“Saya meyakini, salah satu cara memutus rantai ketidakberuntungan dalam keluarga adalah melalui pendidikan. Maka, tugas saya sebagai Gubernur Jakarta adalah membantu dan melayani pelajar agar dapat meraih cita-cita setinggi mungkin,” katanya di Jakarta, Selasa, 3 Juni, 2025.

Program pemutihan ijazah diakui sangat membantu secara individu maupun keluarga. Yunita Sari (19), misalnya, tampak sumringah setelah menerima ijazah yang hampir satu tahun di sekolah akibat tunggakan iuran pendidikan sebesar Rp2,5 juta.

Yunita menerima ijazah langsung dari Gubernur Pramono di halaman SMK Miftahul Falah, Jakarta Selatan, pada 3 Juni 2025. Yunita berbaris bersama ratusan alumnus sekolah lainnya.

Yunita tampak memegang map berwarna biru berisi ijazahnya. Sesekali Yunita yang mengenakan batik tersenyum melihat map di tangannya. "Jadi sudah setahun ini ditahan karena tunggakan," ungkap Yunita, alumni SMK Mitra Pembangunan di Pasar Minggu.

BACA JUGA:Saat Pramono Klaim Realisasikan 90,3 Persen dari 40 Program 100 Hari Kerja: Kita Tuntaskan!

Dia mengaku, karena ijazah belum diperoleh setelah lulus sekolah, dirinya belum bisa melamar pekerjaan. Untuk mengisi waktu luang, sehari-hari Yunita membantu melayani pembeli di warung kelontong sederhana milik orangtuanya. Yunita berencana segera mencari pekerjaan bermodalkan ijazah yang diterimanya agar dapat membantu keuangan orangtua.

Dia bersyukur Gubernur Pramono menggagas program pemutihan ijazah sehingga orang tuanya tidak perlu mengeluarkan uang untuk menebus ijazah.

Senada, Kevin (20), penerima bantuan pemutihan ijazah juga senang dengan program ini. Ijazahnya tertahan karena menunggak pembayaran pendidikan Rp2 juta. Beruntung Kevin masih bisa bekerja setelah lulus sekolah meski tidak memiliki ijazah asli.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads