Haji Ma’ruf & HKI: Menuju Bangkitnya Industri Indonesia

Haji Ma’ruf & HKI: Menuju Bangkitnya Industri Indonesia

Ketu Umum Himpunan Kawasan Industri Nasional Akhmad Ma’ruf Maulana-Istimewa-

JAKARTA, DISWAY.ID - “Apa yang kamu yakini, jalankan. Dan jangan lupa, usaplah kepala anak yatim piatu, supaya kamu berhasil” – Haji Ma’ruf. 

Itulah petikan kutipan dari Ketua Umum Himpunan Kawasan Industri Indonesia (HKI) Terpilih Akhmad Ma’ruf Maulana. 

BACA JUGA:Kawasan Industri jadi Penarik Utama Investasi, Kemenperin Berikan Apresiasi Kepada HKI

BACA JUGA:Dorong Pertumbuhan 8 Persen, HKI Tekankan Percepatan Perizinan dan Regulasi Industri

Dari perantau yang bekerja serabutan, hingga kini telah sukses membangun ribuan hektar kawasan industri di kepulauan Riau. Itulah gambaran sosok Ketua Umum Himpunan Kawasan Industri Indonesia (HKI) Terpilih Akhmad Ma’ruf Maulana atau yang juga akrab disapa “Haji Ma’ruf”.

Pria kelahiran Sumenep, Jawa Timur, 4 September 1969 ini terpilih secara aklamasi dalam Munas IX HKI di Jakarta, sebagai Ketua Umum HKI periode 2025-2029.

“Saya (pengusaha) suka uang, tapi uang bukan segala-galanya. Saya itu nggak bisa diukur dengan uang,” tegasnya.

Pernyataan Haji Ma’ruf tersebut tentu menarik mengingat dirinya adalah seorang pengusaha kawasan industri besar di Indonesia. Wiraraja Group miliknya adalah kelompok perusahaan di sektor industri dan energi, yang punya peran strategis dalam lanskap industri energi nasional.

“Seperti kebanyakan orang, saya berangkat dari bukan siapa-siapa,” ujarnya. “Saya anak Madura, hidup di lingkungan masyarakat yang bisa dikatakan budayanya cukup keras dan religius, saya lahir dari keluarga yang hidupnya pas-pasan—ya seperti banyak orang juga tahu bagaimana kebanyakan keluarga Madura di masa itu. Nah, dari situ saya punya keinginan untuk mengubah hidup.”

BACA JUGA:Dorong Pertumbuhan Ekonomi dan Optimalisasi Kawasan Industri, BRI Jalin Kerja Sama dengan HKI

Selanjutnya ia menuturkan perjalanan panjang hidupnya, tentang bagaimana upaya untuk mengubah arah hidup dari seorang anak dari keluarga sederhana hingga kini dikenal sebagai seorang saudagar asal Madura.

Ia merantau ke berbagai daerah, dari Papua sampai Jakarta.

“Bekerja menyambung hidup juga macam-macam yang saya jalani, mulai dari jadi buruh cuci mobil, sampai jadi kernet bus trayek Blok M-Ciputat,” kenangnya.

“Dari (merantau) itu saya menerpa banyak sekali pengalaman dan wawasan, tapi intinya saya melihat keberhasilan orang itu dari disiplin atas kerja kerasnya. Saya sempat berpikir, “Kenapa orang itu bisa ya?”, “Apakah saya juga bisa?”, itu yang membentuk saya. Bagi saya, kalau orang lain bisa, kita juga wajib bisa! Pasti! Tidak ada yang tidak mungkin,” ujarnya. 

Melihat Peluang dalam Krisis

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads