Media Asing Soroti Tragedi Kapal KMP Tanu Pratama Jaya, Bukan Kapal Pertama Tenggelam di Selat Bali

Media Asing Soroti Tragedi Kapal KMP Tanu Pratama Jaya, Bukan Kapal Pertama Tenggelam di Selat Bali

Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya Tenggelam di Selat Bali usai berangkat dari Pelabuhan Ketapang pada Kamis, 3 Juli 2025 dini hari-Dok. Basarnas -

Kecelakaan di Selat Bali bukan kejadian baru. KNKT mencatat tragedi besar seperti KMP Rafelia 2 tenggelam tahun 2016, karena kelebihan muatan.

Kemudian, KMP Yunicee karam pada 2021 akibat terseret ombak setinggi 5 meter.

Ketua KNKT, Soerjanto Tjahjono, menjelaskan bahwa arus pasang surut dari Laut Jawa dan Samudera Hindia membuat pelayaran di Selat Bali menjadi sangat berisiko, meski jaraknya hanya sekitar 30 menit perjalanan.

PT ASDP Indonesia Ferry menyatakan operasi evakuasi dipimpin oleh KSOP Tanjung Wangi dan Basarnas.

Corporate Secretary ASDP, Shelvy Arifin, meminta publik untuk tidak termakan hoaks dan hanya mengikuti informasi resmi.

Di tengah tragedi, beredar video kapal tenggelam di Danau Kivu, Kongo yang disalahartikan sebagai insiden Selat Bali.

BACA JUGA:Wakapolri Baru akan Dipilih Usai Konsultasi dengan Presiden Prabowo, Komisi III: Ciri-cirinya Mirip Ahmad Dofiri

Basarnas dan KSOP telah membantah video tersebut dan mengingatkan agar publik tidak menyebarkan informasi keliru.

Tragedi KMP Tunu Pratama Jaya bukan hanya tentang satu kapal karam. Ini soal wajah keselamatan maritim Indonesia yang sedang diaudit oleh mata publik, baik dari dalam maupun luar negeri.

KNKT juga telah menurunkan tim investigasi untuk menyelidiki penyebab pasti insiden, termasuk kemungkinan faktor mesin, cuaca, dan human error.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads