Koperasi Merah Putih: Kekuatan Baru

Koperasi Merah Putih: Kekuatan Baru

Ilustrasi Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih. -dok. disway-

Pemerintah memberikan dukungan finansial kepada setiap KDMP/KKMP dalam bentuk dana hibah. Menariknya, pemerintah tidak selalu mengirimkan permodalan dalam bentuk uang tunai. 

Melainkan dalam bentuk aset atau media yang dapat dimanfaatkan langsung oleh kelurahan atau desa. Pendekatan ini bertujuan untuk meminimalkan potensi penyelewengan dana atau penimbunan barang.

Hibah bisa berupa peralatan. Seperti komputer dan printer. Bahkan sebagian kecil berupa uang tunai. Di Mekarjaya, Kota Depok misalnya. Ada 63 koperasi Merah Putih menerima bantuan senilai Rp30 juta per koperasi. Bentuknya peralatan. 

Selain itu, konsep pinjaman jika dianggap layak, berdasarkan analisis risiko juga diterapkan. Ini berarti koperasi yang telah menunjukkan kelayakan bisnis dan memiliki rencana yang matang dapat mengakses pinjaman tambahan, mendorong kemandirian finansial dan pertumbuhan yang berkelanjutan. 

Model ini menjamin dana digunakan secara produktif dan meminimalkan risiko penyalahgunaan.

Setiap daerah memiliki karakteristik dan potensi ekonomi berbeda. Inilah mengapa pengurus koperasi di setiap daerah harus mampu memetakan kebutuhan masyarakat dan menyesuaikan jenis usaha koperasi. 

Zulkardi menyoroti hal ini dengan contoh Kota Depok. "Kota Depok tidak punya sawah atau laut. Jadi koperasi harus fokus pada hal seperti pengelolaan sampah, digitalisasi transportasi, dan sembako," paparnya. 

Penyesuaian ini adalah kunci agar koperasi tidak hanya relevan, tetapi juga berkelanjutan.

Tantangan lainnya adalah bagaimana membangun kepercayaan masyarakat. Zulkardi menekankan transparansi dan akuntabilitas yang jelas dari seluruh pemangku kepentingan sangat penting. 

Tujuannya agar masyarakat lebih peduli dengan program ini. Penggunaan sistem digitalisasi untuk mencatat seluruh transaksi adalah langkah konkret memastikan akurasi perhitungan. Selain itu, pengawasan oleh seluruh anggota akan menumbuhkan kepercayaan.

Meskipun begitu, tidak banyak masyarakat yang dapat memahami perbedaan antara KDMP/KKMP dan BUMDes. Maklum, program ini belum genap satu bulan sejak diluncurkan. 

Karena itu, sosialisasi yang masif dan berkelanjutan sangat penting untuk memastikan pemahaman di kalangan masyarakat. Keberhasilan program ini akan sangat bergantung pada adaptasi lokal, manajemen yang transparan, dan kemampuan untuk mengatasi stigma lama terkait koperasi.

Salah satu pilar utama kesuksesan Koperasi Merah Putih adalah adopsi teknologi digital. Di era serba terkoneksi ini, digitalisasi bukan lagi pilihan. Tapi keharusan. Tujuannya untuk mencapai efisiensi, transparansi, dan jangkauan lebih luas. 

Program ini mengintegrasikan teknologi secara mendalam dan menciptakan ekosistem bisnis yang modern dan inklusif.

Untuk memastikan ketersediaan produk dengan harga kompetitif, Koperasi Merah Putih berencana menggandeng berbagai entitas besar. Seperti Bulog dan Pertamina.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads