Komdigi Bakal Panggil Pihak Tiktok dan Meta Imbas Konten Palsu Demo di DPR
Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) akan memanggil pihak platform TikTok hingga Meta terkait penyebaran konten palsu yang diduga memicu kericuhan demo pada Senin, 25 Agustus 2025 lalu-Disway.id/Anisha Aprilia-
JAKARTA, DISWAY.ID - Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) akan memanggil pihak platform TikTok hingga Meta terkait penyebaran konten palsu yang diduga memicu kericuhan demo pada Senin, 25 Agustus 2025 lalu.
"Saya pribadi, tadi sama Pak Dirjen juga, saya hubungi. Yang pertama, saya sudah hubungi Head TikTok Asia Pasifik, Helena. Saya minta mereka ke Jakarta, kita akan bercerita tentang fenomena ini dan kita juga sudah komunikasi dengan TikTok Indonesia. Dengan Meta Indonesia juga kami sudah komunikasi," kata Angga kepada wartawan, Rabu, 27 Agustus 2025.
BACA JUGA:Istana: Demo Boleh, Tapi Jangan Rusak Fasilitas Umum
BACA JUGA:351 Pelajar Diamankan Usai Kericuhan Demo di DPR, 196 Anak Dipulangkan
Lebih lanjut, Angga menuturkan fenomena disinformasi, fitnah, dan kebencian (DFK) pada akhirnya merusak sendi demokrasi. Fenomena ini dapat membuat aspirasi menjadi bias karena produksi konten serupa.
Angga menilai, seharusnya platform media sosial yang beroperasi di Indonesia bertanggung jawab dengan melakukan filterisasi agar konten yang beredar lebih jernih.
"Harusnya dengan sistem mereka, mereka juga sudah bisa lihat, oh ini by AI, oh ini enggak benar, oh ini palsu. Harusnya sudah bisa langsung by sistem mereka sudah langsung di-take down," tutur Angga.
BACA JUGA:Demo Mahasiswa di DPR, Polisi Alihkan Arus Lalin dari Semanggi ke Slipi
BACA JUGA:Jakarta Memanas! Massa Bentrok dan Rusak Pos Polisi di Slipi, Apa yang Sebenarnya Terjadi?
Di sisi lain, ia menegaskan, penghapusan konten alias takedown untuk konten yang mengandung disinformasi, fitnah, dan kebencian itu bukanlaj bermaksud untuk membungkam dan menghalangi kebebasan berekspresi.
"Di sini kita tekankan sekali lagi kepada platform untuk juga memiliki sistem untuk menindak ini. Kita nggak mau demokrasi kita dicederai dengan hal-hal yang palsu gitu lho. Dibilangnya tadi misalnya ada bakar di sini, ternyata riilnya tidak ada kan. Itu kadang-kadang mungkin gerakan yang di tahun kapan dibikin terus dinarasikan," ujar Angga.
Karena itu, ia mengimbau semua pihak untuk bersama-sama melakukan verifikasi terhadap seluruh informasi yang beredar, termasuk para pengelola platform media sosial agar menjaga ruang digital.
"Kita mengajak semua masyarakat dan teman-teman media juga untuk ayo. Kita juga gak mau kita diadu domba dengan hal-hal yang sebenarnya gak ada yang terjadi di lapangan. Kalau menyuarakan pendapat, menyampaikan kritik dan saran, kita terbuka. Pro kontra itu biasa," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:
