Aksi Damai Mahasiswa Unpad, Tolak Dialog, Desak Pemenuhan Tuntutan 17+8
Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Padjadjaran (Unpad), Vincent Thomas-Disway/Fajar Ilman-
Menanggapi kebijakan Ketua DPR RI Puan Maharani yang mencabut tunjangan rumah dan melakukan moratorium kunjungan ke luar negeri, Vincent mengatakan langkah tersebut tidak menyentuh akar permasalahan.
"Kami melihat bahwa terlepas dari tunjangan itu dicabut, diturunkan, dan lain sebagainya, kami melihat permasalahannya nggak cuma itu, dan masih banyak yang harus dituntaskan," katanya.
BACA JUGA:Link Live Streaming Timnas Indonesia vs Taiwan di FIFA Matchday Malam Ini, Kick Off Pukul 20.30 WIB!
"Karena permasalahan ini itu saling berkesinambungan, interkausalitas," sambungnya.
Ancaman Aksi Lanjutan Jika Tuntutan Tidak Dipenuhi
Lebih lanjut, Vincent menyatakan bahwa apabila tuntutan tidak juga direalisasikan, mahasiswa siap melakukan eskalasi gerakan.
"Tapi tadi, yang dieskalasikan paling pertama itu tuntutannya, baru aksinya. Tapi yang jelas, narasi di udara atau di media itu nggak akan pernah berhenti setelah ini," pungkasnya.
Demo di DPR, BEM Unpad Usung Tema Piknik dan Colorful
Perlu diketahui, dalam aksinya, mereka mengusung tema piknik. Para peserta aksi pun mengenakan pakaian berwarna pink dan hijau yang selama ini menjadi warna dalam tuntutan 17+8.
Mahasiswa sngaja mengusung tema ini sebagai bentuk penegasan bahwa mahasiswa bagian dari masyarakat sipil dan menagih realisasi tuntutan 17+8.
BACA JUGA:Awalnya Ditolak Muhadjir, Nadiem dan Google Malah Sepakati Pengadaan TIK Produk Chromebook
BACA JUGA:Nadiem Makarim Tersangka, Kejagung Ungkap Perannya di Kasus Pengadaan Chromebook
"Teman-teman massa aksi itu berkumpul dalam satu aliansi kolektif 17+8 yang akhirnya punya semangat yang sama untuk benar-benar menjadikan tanggal 5 ini sebagai satu deadline, atau sebagai satu tenggat waktu untuk kemudian menagih bagaimana 17 tuntutan ini terpenuhi pada hari ini apa enggak," tutur Vincent.
Ia menjelaskan bahwa aliansi kolektif yang dimaksud terdiri dari mahasiswa, LSM, influencer hingga aktivis yang telah menelurkan tuntutan 17+8.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:
