Benih Sapujagat
Bersama kawan mendatangi pusat riset benih padi Longping. Insert mendiang Prof Yuan Longping.--
Orang Tiongkok itu masih di Jakarta. Orang Indonesia itu masih di Beijing. Mereka bikin janji: bertemu di Changsha, ibu kota provinsi Hunan.
Saya –orang Indonesia itu– bisa terbang langsung dari Beijing ke Changsha. Dua jam penerbangan.
Ia, orang Beijing itu, harus terbang dulu dari Jakarta ke Guangzhou. Lima jam. Transit. Lalu terbang lagi ke Changsha. Satu jam.
Dalam jadwal seperti itu saya bimbang. Naik pesawat atau naik kereta cepat. Saya sering bimbang seperti itu. Begitu juga umumnya orang di Tiongkok.
Akhirnya saya putuskan naik pesawat. Dua jam sampai. Saya akan tiba di Changsha sedikit lebih awal dari teman yang datang dari Jakarta. Kami sepakat saling tunggu di bandara –siapa yang tiba lebih dulu harus menunggu.
Ternyata saya tiba satu jam lebih lambat. Ia yang menunggu. Saya pun menyesal: kenapa tidak naik kereta cepat saja.

--
Jadwal kereta cepat boleh dikata tidak pernah terlambat. Menitnya pun tepat.
Sedang penerbangan dua jam itu praktiknya menjadi enam jam. Bahkan kalau dihitung dari hotel menjadi tujuh jam.
Memang saya bisa memanfaatkan waktu keterlambatan itu: mencari komentar pilihan pembaca Disway. Dua jam di pesawat untuk menulis Rujak Purbaya.
Bandara Beijing itu seperti Jakarta: antre terbangnya kadang lama. Jumlah penerbangan terlalu banyak. Padahal kini Beijing sudah punya dua bandara besar –satunya lagi di tenggara kota: Daxing. Itu bandara baru. Kelak, kalau Anda ke kota baru yang didesain sebagai kota masa depan Tiongkok mendaratnya di sini.
Kota baru masa depan itu dibangun lima tahun lebih awal dari IKN-nya Indonesia. Sampai sekarang belum selesai –masih akan bertahun-tahun lagi.
Anda sudah tahu: kota baru itu dibangun di kota kecil sekali bernama Xiong An. Nama itu tetap dipertahankan. Saya sudah ke Xiong An sebelum ke IKN.
Pukul 20.00 saya mendarat di Changsha –ini kali ketiga saya ke ibu kota Hunan. Kali ini akan ke daerah pertanian –keesokan harinya. Yakni ke pusat riset benih padi yang namanya sudah terkenal di seluruh dunia: Long Ping.

Pusat riset benih padi Long Ping di Changsha, Hunan.--
Anda sudah tahu: ada penemu benih padi bernama Yuan Longping. Kelak ia jadi profesor. Juga terpilih sebagai salah satu ilmuwan terpenting Tiongkok.
Berkat penemuannya itu Tiongkok terhindar dari ancaman kekurangan pangan. Tanpa itu Tiongkok bisa dilanda kelaparan.
Maka Longping pun dinominasikan sebagai calon penerima hadiah Nobel. Tiap tahun usulan diajukan. Tidak pernah terpilih. Pun sampai Longping meninggal dunia tahun 2021 di usia 81 tahun.
Tiongkok menetapkan Longping menjadi ilmuwan luar biasa. Sampai hari ini baru ada sembilan ilmuwan Tiongkok yang mendapat penghargaan tertinggi negara seperti itu.
Lokasi riset benih padi sendiri sekitar 70 km di luar kota Changsha. Ke arah barat. Dalam perjalanan saya buka peta di HP: ingin tahu arahnya. Ternyata lokasi riset ini tidak jauh dari kota kecil bernama Yiyang.
"Yiyang di sebelah sana," ujar salah satu ilmuwan yang menyertai saya di mobil. "Kenapa Anda tanya di mana Yiyang?" tanyanya.
Saya balik bertanya: "Anda sudah nonton film Wo Bu Shi Yao Sheng?"
"Sudah. Semua orang pernah nonton film itu," katanya. "Apa hubungannya dengan Yiyang?" tanyanya.
"Bukankah yang sakit leukemia sampai menyelundupkan obat murah dari India itu orang Yiyang?" jawab saya (baca Disway 8 September 2025: Hasil Demo).
Obrolan soal film itu membuat perjalanan ke pusat riset tidak terasa jauh. Revolusi harga obat murah di Tiongkok dimulai dari Yiyang –setelah rakyat berdemo akibat mahalnya harga obat.
Kami pun tiba di tujuan. Sawah yang dijadikan pusat riset ini di dataran rendah. Sawahnya rata. Luasnya 100 hektare. Hamparan padinya lagi menguning –hampir siap panen. Berbagai jenis benih dicoba di situ: ratusan jenis. Diteliti. Seberapa banyak hasilnya. Berapa hari jarak tanam sampai bisa panen. Seberapa kuat batangnya terhadap tiupan angin. Terhadap hama wereng. Terhadap perubahan cuaca. Terhadap jumlah air. Terhadap apa saja.
Tengah hari di sawah teriknya luar biasa. Suhu musim panas Hunan belum beranjak turun –meski di Beijing sudah mulai sejuk. Matahari Hunan masih terasa rendah: suhu udara di sawah itu 38 derajat. Saya pun diberi caping tani a-la Hunan. Caping yang terbuat dari batang padi –saya bawa pulang untuk kenangan: akan saya pajang di sebelah caping petani Mojokerto.

--
Pusat riset ini milik perusahaan. Milik PT Long Ping –diambil dari nama Yuan Longping. Yakni perusahaan yang berbisnis di bidang perbenihan. Prof Longping sebagai penemu benih unggulnya, mendapat saham lima persen di perusahaan itu.
Setelah Long Ping go public, nilai saham lima persen itu sudah triliunan rupiah.
Dari sawah kami kembali ke Changsha –ke kantor pusat perusahaan itu. Gedung Long Ping punya lobi besar. Di salah satu dindingnya foto Longping dipajang setinggi dan selebar dinding. Hitam putih. Di dinding lain dipajang layar digital yang besar sekali: Longping bersama Presiden Xi Jinping. Yakni saat Longping mendapat medali ''ilmuwan tertinggi Tiongkok''.

--
Lobi itu dipenuhi display perjalanan Long Ping sampai menjadi seperti sekarang. Banyak rombongan dari luar negeri studi banding ke Long Ping. Saat saya di lobi, serombongan dari Uganda tiba. Sekitar 20 orang.
Di Tiongkok ilmu benih melahirkan perusahaan raksasa. Ilmuwan yang puluhan tahun bergelut lumpur di sawah bisa menjadi triliuner. (Baca Juga soal Longping: Andreas Longping).
Longping tentu tidak hafal doa sapujagat. Tapi ia selamat dunia akhirat. Di dunia ia jadi kaya. Di akhirat pahala menghindarkan ratusan juta orang dari kelaparan mestinya membuatnya masuk surga.
Apalagi Longping tidak bisa bahasa Arab. Ia tinggal geleng kepala ketika ditanya: man robbuka! (Dahlan Iskan)
Komentar Pilihan Dahlan Iskan Edisi 15 September 2025: Saling Rujak
MZ ARIFIN UMAR ZAIN
GENGSI ORANG TEKNIK. Ada orang teknik yg berkata, jangan sampai kita bekerja dipimpin oleh orang ekonomi. Kenapa orang teknik, enjiner, merasa lebih superior? Karena mata pelajaran nya, mata kuliah nya yg lebih rumit, lebih sukar? Apalagi terhadap orang sospol, baca koran saja sudah bisa lulus, kata orang2. Orang teknik juga harus bisa bikin neraca, laporan laba rugi. Terpaksa ada yg baca buku kecil, Pembukuan Bagi Menejer Non Ekonomi. Enjiner, matematikus ada yg belajar ekonomi. Dokter belajar hukum. Sukarno mimpin Hatta. Habibi mimpin kabinet. Ada pelajar di awal kelas 2 SMA, jurusan IPA, selalu pusing tiap pulang sekolah, akhir nya pindah jurusan sosial. Kelak bisa membesarkan koperasi, terbesar se Indonesia.
djokoLodang
-o-- ... Aktivis seperti Dr Syahganda Nainggolan, Jumhur Hidayat, Rocky Gerung, Ferry Juliantono ada di situ. Mereka para pendemo, tidak pernah takut penjara dan oposan yang tangguh. ... *) Kalimat kedua itu sebaiknya ditulis: Mereka para pendemo, oposan yang tangguh dan tidak pernah takut penjara. --koJo.-
Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
DOSEN DAN TEORI EKONOMI VERSI PURBAYA.. Zaman Bu Sri Mulyani, hidup dosen ekonomi itu relatif tenang. Teori yang diajarkan di semua Fakultas Ekonomi, dari negeri sampai swasta, hampir selalu sejalan dengan pikiran sang Menteri Keuangan. Mahasiswa belajar IS-LM, APBN, hingga kebijakan fiskal—semua nyambung dengan praktik di lapangan. Begitu tongkat estafet pindah ke Purbaya, situasi berubah. Beberapa teori di buku teks terasa “kurang cocok” dengan gaya pikir menkeu baru. Mahasiswa pun makin kritis “Pak, kok di kelas diajarkan begini, tapi menteri bilang begitu?” Mau tak mau, para dosen harus kerja lembur. Cari jurnal, baca teori alternatif, bahkan kadang ikut forum diskusi hanya demi tahu, apa sebenarnya “ekonomi baru” ala Purbaya. Tapi jangan khawatir. Dosen itu makhluk paling kreatif dalam bertahan hidup akademis. Kalau ditanya mahasiswa, selalu ada cara untuk menjawab—entah dengan teori tambahan, analogi pintar, atau kadang… humor cerdas yang bikin mahasiswa lupa inti pertanyaannya. Yang jelas, di kelas ekonomi sekarang, bukan cuma mahasiswa yang belajar keras. Dosen pun ikut kuliah tambahan—langsung dari Menteri Keuangan.
alasroban
Pesan untuk pak mentri yang di mendapat julukan koboi. Koboi itu bahasa jawanya "bocah angon". Cah angon-cah angon. Penekno blimbing kuwi. Lunyu-lunyu penekno. Kanggo mbasuh dodotiro. Dodotiro-dodotiro. Kumitir bedah ing pinggir. Dondomono jlumatono kanggo sebo mengko sore. Mumpung padhang rembulane. Mumpung jembar kalangane.
heru santoso
Note 30 (catatan perjalanan) . --- Aku kembali menyusuri trotoar ini, menuju gate MRT yang letaknya persis di seberang gedung perpustakaan kampus ZJUT. Di situ anakku wedok wisuda. Jalur yang terasa akrab sejak tahun lalu. // Trotoarnya lebar, sekitar 3 meter. Di sisi kananku taman terawat rapi. Di taman itu, ada jogging track sekitar dua meter lebarnya. Sementara di sisi kiriku, ada jalan khusus sepeda listrik. Jalur itu dipisah pagar dari jalan mobil. Tiga jalur ini berdampingan, seperti simbol ketertiban. // Aku merasa nyaman berjalan kaki. Bersih, rapi, tenang. Namun tadi sempat kulihat selembar tisu bekas tergeletak. Hanya satu, tapi jadi terasa mencolok di trotoar ini. Biasanya, kotoran seperti itu cepat hilang—diambil oleh petugas yang membawa capit panjang. Atau biasanya pejalan tidak menjatuhkan kotoran di trotoar, memilih menyimpannya di kantong sampai ketemu tempat sampah. // Bukan hanya trotoar dan taman yang terawat. Beberapa kali aku melihat truk tangki berjalan pelan, menyemprot jalan raya. Tidak jauh dibelakangnya disusul truk lain dengan lengan berputar—seperti tangan robot yang mengepel aspal. Suaranya khas mesin vacuum yang sekaligus menyedot debu jalan. // Melihat semua ini, aku sering berpikir: fasilitas publik sebagus ini adalah tanda peradaban baru. // Infrastruktur bisa saja dibangun dengan anggaran besar. Namun bagaimana mengubah perilaku masyarakat di kota besar berpenduduk 10 juta jiwa ini? Biarlah pertanyaan itu menggantung jadi kenangan.
Nurkholis Marwanto
Inilah era modern menetery theory. Otoritas moneter dengan otoritas fiskal tidak bisa jalan sendiri -sendiri. Keduanya harus beriringan. Otoritas moneterlah yang harus menyediakan liquiditas dalam berbagai kondisi. Memang benar kita sering silau dengan saran asing. Mungkin kita juga lupa krisis sosial 1998, akibat resep IMF yang salah. Bagaimana krisis ekonomi berlanjut menjadi krisis sosial. Penutupan bank karena saran IMF menimbulkan rush money yang memperparah kondisi ekonomi dan terjadilah krisis sosial. Mungkin kita juga lupa sejak saat itu, atas saran asing, tugas otoritas moneter kita dipangkas kaki-tanganya, sehingga tugasnya tinggal menjaga nilai mata uang. Otoritas moneter tidak bisa terlalu independen, seharusnya. Koordinasi yang kuat Keduanya harus terjalin. Keduanya harus berjalan beriringan, untuk menciptakan pertumbuhan berkelanjutan.
Agenda Harian
Kata orang tua, orang baru jangan terlalu disanjung, liat dulu 40 hari, terus 100 hari nya
Sadewa 19
Percakapan ini terjadi di planet lain, bukan disini : Menkeu : Gw udah tarik duit dari Bank Central. Ayook dong bank-bank kasih kredit ke pengusaha biar ekonomi gerak !! Bank : Gw juga udah coba salurin kredit, tapi pengusaha pada takut ekspansi. Daya beli lg turun. Ayook dong, para menteri yg lain bantu biar daya beli naik lagi. Beras dan sembako masih mahal noh... Menteri : Gw jg udah swasembada beras. Tapi kenapa beras masih mahal ya ? Coba tolong Pak Polisi di cek ada mafia gak ? Polisi : Bener banget, setelah gw cek ternyata ada mafia yg bikin beras, sembako masih mahal. Gw gak berani karena ada bekingan tentara, tolong bantu dong Pak Panglima...!! Tentara : Gw mau sikat habis mafia mafia itu, tapi itu bisnisnya pengusaha joint bareng anggota dewan. Gemana dong ? Kalau gw keras nanti gw diganti. Ayook dong anggota dewan tolong tertib bisnisnya. Anggota Dewan : Gw juga mau beresin ini semua. Tapi gw perlu duit buat setoran ke partai, biar gw kepilih lg, dan partai gw menang lagi. Ayook dong ketua partai kita beresin mekanisme ini. Ketua Partai : Gw ? Oh God, ternyata ujungnya di Gw ya ? Ok Deh "nanti-nanti" kita beresin .. Rakyat : "Nanti-nanti" itu maksudnya kapan ??
Everyday Mandarin (Study in Taiwan & China)
Purbaya mengaku begitu dilantik jadi menkeu, dia langsung bertanya berapa gajinya. Kalau gitu, sejak awal Purbaya telah mengajarkan prinsip bargaining power yang keliru ke rakyat. Di mana², sebelum menduduki sebuah pos kerja, normalnya kita sebaiknya tahu dulu gaji kita berapa. Baru kita tentukan mau/ga kerja. Makan di McD atau KFC aja harus bicara angka dulu sebelum diizinkan pegang ayam. Tapi, dipilih jadi menteri, gengsinya memang sesuatu. Jadinya, bicara angka sejak awal jadi ga jadi kebutuhan prioritas lagi.
Waris Muljono
Menarik ini pak Purbaya, pantesan viral berhari hari. Ketika jd keynote speaker di forum great institute yg dihadiri aktifis yg sepertinya anti jokowi semua, dia tanpa beban bilang "saya ke solo menemui pak Jokowi.... " Bahkan jauh sebelum jadi menkeu, ketika podcast ama pak DIS dia menceritakan relasinya sama pak SBY, LBP dan Jokowi. Sampai-sampai pak DIS kaget dan kuatir lalu nyeletuk " loh, ga papa ngomong gini? " dan di jawab santai oleh pak purbaya " ga papa". Lebih menarik lg adalah langkahnya setelah diangkat menjadi menkeu. Dia sadar pertumbuhan ekonomi ga hanya bergantung pada satu kementrian/lembaga saja. Dan dia sepertinya akan proaktif utk menggerakkan ekonomi. Setelah memindahkan uang dari BI ke bank komersil, pak purbaya jg berkata akan membentuk team di kemenkeu utk memantau penyerapan anggaran K/L, dan dia akan mengirimkan team utk membantu K/L yg serapan anggarannya rendah. Yg dia contohkan adl program MBG yg saat ini serapannya rendah, baru 10 T. Sekarang sy yg awam jadi tambah ilmu ttg apa yg terjadi dgn arah kebijakan ekonomi. Hal teknis pak Purbaya paparkan secara gamblang di publik. Atau ini sy aja yg kebetulan jd nyimak paparan menkeu gara2 menkeunya yg viral hehehehe
Er Gham 2
Prabowo punya daftar 1000 lebih tambang ilegal. Berarti ada daftar ownernya. Owner plus beking. Beking bisa tercatat sebagai Komisaris atau sebagai pemegang saham, bisa juga tidak tercatat tapi rutin terima setoran. Mereka keruk kekayaan tambang tiap hari secara ilegal. Tapi dorongan untuk menertibkan mereka --- para owner tambang ilegal--- tidak termasuk dalam 17 + 8. Khususnya poin yang harus diselesaikan dalam satu tahun. Atau minimal ada poin untuk segera menangkap para koruptor dan pencuri kekayaan alam dalam poin poin 17 + 8 itu. Makanya saya tanya, siapa yang rancang 17 + 8 itu. Kita disibukkan oleh kata kata penegakan hukum dan HAM, supremasi sipil, uu perampasan aset. Namun lupa pada para pencuri dan bangsat yang terus garong negeri ini. Saat kita disibukkan dengan Rujak Purbaya setiap hari, para pencuri, garong, dan bangsat terus keruk kekayaan alam sesukanya. Juga setiap hari.
Em Ha
AHA.... Pagi ini mendarat di T1 Soetta. Naik kalayang ke T3. Di kereta lihat anak muda pegang tas golf. Ada name tag nya. LPS Lembaga Penjamin Simpanan. Nama.. Garis bawah. Analis Litigasi. Berdiri saya sapa Ia. 'Kerja di LPS mas?'. Mengangguk menjawab Iya. 'Mentri Keuangan memang gitu orangnya?' saya bertanya. Tersenyum ia menjawab : 'Betul. Ceplas ceplos. Apa adanya'. Saya jadi suka. Ada secercah harapan untuk Indonesia.
Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
EKONOM YANG INSTA-GRAMIS.. Purbaya menyebut dirinya ekonom “insyaf” sekaligus “Instagram”. Lucu juga. Kalau insinyur nyasar jadi ekonom, lalu ekonom bilang dia seleb medsos, ya lengkap sudah: Menteri sekaligus konten kreator. Tapi serius, ucapan itu ada benarnya. Dunia usaha memang butuh ekonom yang tidak sekadar main teori, tapi juga tahu “jualan” optimisme. Soal Instagram? Selama kebijakan bisa viral di hati swasta, ya silakan saja. Yang penting, bukan cuma like dan share—tapi investasi dan lapangan kerja juga ikut naik. ### Meski mungkin gak sampai 19 juta..
Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
SAMA-SAMA LPS.. “Kerja di mana, Mas?” “Di LPS, Pak…” “Wuih, mantap! Berarti kenal Pak Purbaya dong?” “Ya enggak pak. LPS saya bukan yang Lembaga Penjamin Simpanan.” “Lho? LPS yang mana?” “LPS: Layanan Pengangkut Sampah. Kalau Pak Purbaya jamin simpanan Saya jamin kota ini nggak kebanjiran plastik. Beliau main angka triliunan, saya main karung-karungan.”
djokoLodang
-o-- Selingan siang--- Fully-Booked Saat Doni tiba di kota kecil, semua hotel sudah penuh dipesan. "Tolong, Anda pasti punya sesuatu," pintanya kepada manajer hotel. " ... bahkan hanya tempat tidur saja. Aku sudah kelelahan." "Yah," kata manajer. "Saya punya kamar ganda, dan sudah ada satu pria di dalamnya.... tapi dia mendengkur sangat keras sampai dindingnya berderak. Orang-orang sudah mengeluh sepanjang minggu." "Tidak masalah," kata Doni. "Aku akan mengambilnya." Keesokan paginya Doni muncul untuk sarapan dengan penampilan segar bugar. "Wow," kata manajer."Tidak masalah dengan dengkurannya?" "Sama sekali tidak," Doni menyeringai. "Aku langsung membuatnya diam." "Bagaimana Anda melakukannya?" Doni tersenyum. "Ketika aku masuk, ia sudah mendengkur. Aku menghampirinya, mencium pipinya, dan berbisik ' ... selamat malam, cantik ...', di telinganya." --koJo.-
djokoLodang
-o-- + Customer Service? Halo? - Ya, betul. Apa yang bisa saya bantu? + Kami membeli komputer dari toko Anda kemarin dan tidak mau menyala. - Tekan tombol besarnya. + Sudah. Belum hidup juga. - Coba periksa colokan kabel di belakang. Mungkin belum terpasang? + Saya perlu mengambil senter sekarang. Tunggu sebentar! - Kenapa Anda butuh senter? + Gelap. Listriknya padam dari tadi pagi. --koJo.-
Gregorius Indiarto
Jika Mathiness adalah pembenar, maka Buzzer dan Termul juga pembenar. Hanya beda yang dibenarkan. Met siang, salam sehat, damai dan bahagia.
Jokosp Sp
Purbaya : Secara pribadi saya senang di LPS. Saya menikmatinya. Di LPS itu gajinya besar. Apalagi selama saya di LPS tidak ada bank besar yang bermasalah. Enak gaji besar pekerjaan tidak ada. LPS itu baru sibuk kalau ada bank besar yang bangkrut. Rocky Gerung : Oh diancuk. Ini contoh pejabat negara yang digaji besar tidak melakukan konstribusi apa-apa ke negara. Ternyata apa yang kamu makan selama ini dari gajimu, kamu tidak melakukan apa-apa. Dasar setan. Dasar semprul, sentoloyo, bajingan tengik.
Marjan
Dari beberapa tulisan CHD tentang Pak Purbaya, saya menagkap ini. Pak Purbaya bukan orang yang masa bodoh karena bukan tugasnya. Tipe orang memberi solusi, diminta atau tidak. Berupaya aktif. Pembaca CHD boleh berbeda pendapat dengan saya tentang ini. Matematika sejatinya adalah alat bantu. Lahir dari gagasan yang harus diwujudkan. Dapat digunakan untuk keburukan atau kebaikan. Teori peluang lahir dari meja judi. Penjudi kaya -- Chevalier de Mere -- meminta bantuan ke matematikawan sekaligus fisikawan Pascal dan Fermat. Ide besar Einstein tentang relativitas khusus dan umum mungkin tidak terwud tanpa bantuan matematikawan Marcel Grosmann dan Hermann Minkowski. Ekonomi berbasis matematika atau teknik, itu biasa.
Er Gham 2
Orang mau masuk kerja, ya pasti tanya gaji. Yang unik, banyak orang yang berebutan masuk ke suatu instansi, tapi sudah tau gajinya kecil plus tunjangan beras seadanya, tapi niat kaya raya. Lho bagaimana bisa? Ya, dari sabetan mark up proyek lah. Kecuali, mereka yang benar-benar ingin mengabdi pada bangsa. Walau sudah tau gajinya kecil. Hidup tenang dan disayang mertua.
Apbn 2025 : - 1352 T tagihan utang RI - 2865 T pendapatan RI Debt Service Ratio = current debt ratio = 1352÷2865 = 47,2 % !! ---> udh jauh diatas ratio DSR yg sehat max 30% !! ---> sdh = TERJERAT / kena DEBT TRAP!! = "auto GALI utang TUTUP utang" @ SETIAP TAHUN!!` ---> otw jd BEBAN NEXT GENERATION yg takkan fernah lunas sampai kiamat pun... :(((
Juve Zhang
Pak Pur sombong sekali IMFgak ada apa apanya.... kumpulan orang bodoh.... IMF ;"who the hell last institusion.. help for your collapse country.....it was 97/98.... Singapura sudah jelas maaf pak Harto saya juga repot jaga negara .sendiri..... Malaysia Thailand Korea diserang semua.....dan hanya IMF pertolongan terakhir.... untung nya Zaman SBY mampu dilunasi hutang Kolapse nya negara..... Pak Pur jelas sembrono lupa....IMF penolong terakhir....gak ada negara lain mau nolongin..... Tiongkok gak meremehkan IMF.....biarlah mereka menolong negara yang amburadul.... Tiongkok gak pusing....
MZ ARIFIN UMAR ZAIN
Bunga bank itu penindasan. Yg kaya tentu pro bunga bank. Kita silau pd yg kaya. Apa tanpa bunga bank kita tak bisa hidup? Ekonomi tak bergerak? Pemerintah yg sahkan bunga bank, yg sahkan pemerasan oleh yg kaya.
Wilwa
Istilah Sunyata (Tiada tapi Ada) jelas ditentang keras oleh aliran Buddha yang memang mempercayai bahwa tiada Roh / Atma dan tiada Brahma / Tuhan. Salah satu aliran Hindu saat itu mempercayai apa yang disebut sebagai atman-Brahman. Yaitu bahwa atma / roh manusia ibarat setetes air dari samudera Roh Brahma/Tuhan. Jadi roh manusia pada dasarnya = Roh Tuhan. Sama kekal abadinya. Sama sucinya. Dan suatu saat roh manusia akan kembali menyatu dengan Roh Tuhan ketika seseorang mencapai moksha yaitu mati tanpa meninggalkan jejak sama sekali. Lenyap begitu saja. Sesuatu yang dianggap dongeng oleh orang Buddha yang tak percaya atman-Brahman. Mereka merujuk pada Nibbana (atau Nirwana dalam bahasa Sansekerta). Duh text limit!!!
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:

Komentar: 186
Silahkan login untuk berkomentar