Kandang Sapi Closed House, Tingkatkan Produksi Susu untuk Mendukung MBG
Kandang api closed house dengan sistem IoT yang meningkatkan produksi sapi.-Dokumentasi Penulis-
Produktivitas susu dari sapi perah dipengaruhi oleh suhu dan kelembaban yang dialami oleh sapi. Heat stress menyebabkan penurunan produksi susu dan proses reproduksi. Sehingga, stabilitas suhu kandang merupakan salah satu target untuk menjaga produktivitas sapi perah.
Salah satu upaya untuk menjaga stabilitas suhu kadang dan kelembaban adalah dengan menggunakan model closed house dengan menggunakan pendingin.
Penerapan closed house kali pertama dilakukan di Amerika Serikat pada tahun 2005. Dengan hasil yang bagus, penerapan closed house sapi perah semakin meluas. Penerapan closed house pada peternakan sapi perah di China menunjukkan peningkatan hasil 33 persen dan stabilitas produksi. Dengan berbagai hasil yang bagus tersebut, PT Nestle memperkenalkan closed house sapi perah untuk para peternak.
Model closed house yang mulai dirintis dibuat sederhana dengan pengendalian manual. Gambar berikut menunjukkan contoh closed house sapi perah dengan sistem kipas untuk membuang udara dari dalam kandang.

Kandang api closed house dengan sistem IoT yang meningkatkan produksi sapi.-Dokumentasi Penulis-
Pengendalian closed house yang masih manual dengan tidak ada monitoring dan pencatatan yang baik atas kondisi kandang sapi perah saja sudah menghasilkan peningkatan produksi susu. Yakni sekitar 15-20 persen. Sehingga, diyakini bahwa produktivitas sapi perah masih dapat ditingkatkan apabila kondisi kandang berada pada kondisi optimum dari waktu ke waktu dengan pengendalian otomatis.
Closed House dengan IoT
Salah satu masalah yang muncul dari lingkungan kandang yang tidak dikontrol dan dikendalikan dengan baik adalah kondisi suhu dan kelembaban yang tidak ideal serta kemungkinan peningkatan kadar metana dan amonia. Kedua gas tersebut dihasilkan dari aktivitas sapi, fermentasi pakan dan dekomposisi kotoran sapi.
Menjaga suhu, kelembaban yang baik dan menekan kandungan gas metana dan amonia yang rendah penting dilakukan untuk menjaga produktivitas dan juga kesehatan sapi
BACA JUGA:Update Kasus Korupsi Minyak Mentah, Kejagung Periksa 6 Saksi: Riza Chalid Terus Dikejar!
BACA JUGA:KPK Bisa Panggil Siapa Saja di Kasus Kuota Haji, Nama Petinggi GP Ansor Ikut Disorot
Penerapan kandang model terbuka memang bisa menurunkan amonia dan metana di kandang karena langsung terlepas ke lingkungan. Namun demikian kandang terbuka menyebabkan fluktuasi suhu dan kelembaban yang dapat berdampak pada heat stress pada sapi yang menyebabkan penurunan produktivitas. Kandang closed house bisa mengatasi masalah heat stress, namun berpotensi adanya peningkatan amonia dan metana.
Karena itulah, diperlukan solusi menambahkan sistem yang memungkinkan untuk memonitor kondisi kandang secara realtime, dan sekaligus melakukan pengendalian untuk menjaga kondisi kandang. Bukan saja monitoring kondisi suhu, kelembaban, dan gas lain namun juga kondisi pasokan energi, apakah listrik hidup atau mati.
Penulis telah mengembangkan prototype alat dengan sistem IoT untuk monitoring dan pengendalian kandang model closed house. Alat tersebut digunakan untuk mengontrol nyala dan mati kipas serta cooling pad sesuai dengan suhu dan kelembapan dalam kandang secara realtime seperti pada gambar berikut ini. Penggunaan kipas hisap sekaligus berperan mensirkulasikan udara kandang dengan udara luar, sehingga menjaga kondisi udara yang baik (amonia dan metana yang dihasilkan dibuang keluar).

Panel yang dilengkapi indikator penunjuk suhu di kandang sapi model closed house. -Dokumentasi Penulis-
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:
