Heboh Bocah di Bengkulu Alami Cacingan Akut, Ketua IDAI: Jangan Terjebak Program Hilirisasi Kesehatan!

Heboh Bocah di Bengkulu Alami Cacingan Akut, Ketua IDAI: Jangan Terjebak Program Hilirisasi Kesehatan!

Kemendukbangga turun tangan memberikan bantuan kepada Khaira, seorang bocah berusia 5 tahun di Bengkulu yang menderita cacingan kronis-Istimewa-

JAKARTA, DISWAY.ID - Menanggapi laporan mengenai kasus infeksi cacing (cacingan) yang menimpa bocah bernama Khaira di Provinsi Bengkulu, Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Piprim Basarah Yanuarso, memberikan peringatan keras.

Ia menekankan pentingnya upaya promotif dan preventif di sektor hulu daripada hanya fokus pada penanganan di hilir setelah anak jatuh sakit.

BACA JUGA:MilkLife Soccer Challenge Bandung Seri 1: Juara Baru Lahir, SD Pelita dan SDN 026 Bojongloa Angkat Trofi

BACA JUGA:TNI Ungkap Penyebab Kerusuhan di Yalimo Papua Pegunungan, Yakin Gara-gara Perkelahian Anak Sekolah?

"Jadi kita sebetulnya memang jangan terjebak ke hilirisasi kesehatan ya. Jadi memperbaiki rumah sakit, memperbaiki rumah sakit, dibuat gedungnya megah-megah gitu ya. Tapi di hulunya ini justru yang paling penting ya, supaya dihulu ini seperti penguatan posyandu misalkan, penguatan kader kesehatan, penguatan puskesmas," kata dr Piprim ketika ditemui awak media di Jakarta Timur, dikutip Minggu 21 September 2025.

Pernyataan ini muncul setelah data dari Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu menunjukkan bahwa cacingan masih menjadi salah satu masalah kesehatan umum yang mengancam tumbuh kembang anak di wilayah tersebut, meskipun program Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Cacingan rutin dijalankan.

​Fokus pada Pencegahan, Bukan Pengobatan

Dr. Piprim menjelaskan bahwa "hilirisasi kesehatan" adalah istilah untuk menggambarkan kondisi di mana sistem kesehatan lebih banyak berfokus pada aspek kuratif (pengobatan) daripada pencegahan. Padahal, menurutnya, investasi terbesar dan paling efektif dalam kesehatan adalah pada upaya preventif di tingkat keluarga dan masyarakat.

"Udah dapet obat cacing belum 6 bulan sekali? Udah dapet vitamin A belum? Kalau program-program ini terdata dengan baik, dan balita itu tidak ada yang tertinggal, ini kasus kecacingan sampai 1 kilo, itu nggak terjadi gitu, karena terdeteksi dengan awal. Nah, inilah pentingnya penguatan kesehatan primer," sambungnya.

BACA JUGA:Menteri PPPA Turun Tangan Atasi Kasus Cacingan di Bengkulu, Jamin Kesehatan Anak Jadi Prioritas Utama

Agar hal ini terjadi, perlu dilakukan kolaborasi yang lebih baik di masyarakat. Menurut dr Piprim, kondisi seperti ini memang tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah dan harus mengaktifkan kader posyandu, ibu-ibu PKK, hingga perangkat desa.

"Sehingga ayo kita guyub sama-sama, kita kuatkan kembali nih fondasi masyarakat, keguyuban masyarakat Indonesia yang sudah terkenal di seluruh dunia itu, ayo kita buktikan," ujar dr Piprim.

Ancaman Tersembunyi Cacingan

​IDAI mengingatkan bahwa cacingan bukanlah penyakit sepele. Infeksi cacing kronis pada anak dapat menyebabkan berbagai masalah serius, termasuk:

• ​Anemia: Cacing, terutama cacing tambang, menyerap darah dari usus dan menyebabkan kekurangan darah.

BACA JUGA:Kemendukbangga Beri Bantuan ke Bocah Penderita Cacingan di Bengkulu, Soroti Pentingnya Nutrisi dan Sanitasi

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads