Rp 200 Triliun Mengubah Ekonomi
Dengan ketersediaan dana melimpah, Himbara memiliki kapasitas ekstra menyalurkan kredit ke sektor-sektor produktif.-Dok. Disway-
Saat ekonomi global diliputi ketidakpastian, Perbankan tiba-tiba dapat duit gede. Supergede:Rp200 Triliun. Ini bagaikan oksigen yang menyegarkan. Terutama sektor riil. Khususnya pelaku UMKM yang menjadi tulang punggung perekonomian nasional.
---------------------------------------------------
DANA sebesar ini berfungsi sebagai amunisi vital bagi bank Himbara (Himpunan Bank Milik Negara). Penempatan uang negara ini diberikan kepada 5 bank. Yaitu:
- BRI: Rp 55 triliun
- BNI: Rp 55 triliun
- Mandiri: Rp 55 triliun
- BTN: Rp 25 triliun
- BSI: Rp 10 triliun
Tenor penempatan uang negara ini dapat diperpanjang. Tidak ada batas waktu. Duit negara tersebut wajib digunakan.
Terutama mendukung pertumbuhan sektor riil. Harus terserap. Tidak boleh dipakai untuk membeli SBN (Surat Berharga Negara).
Penyaluran dana ini memiliki beberapa tujuan utama dan keunggulan strategis:
Keunggulan yang paling langsung terasa adalah penguatan likuiditas bank-bank BUMN.
Dengan ketersediaan dana melimpah, Himbara memiliki kapasitas ekstra menyalurkan kredit ke sektor-sektor produktif.
Ini sangat krusial. Terutama bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), yang merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia.
Akses yang lebih mudah dan murah ke pembiayaan akan memungkinkan UMKM untuk berekspansi, menciptakan lapangan kerja, dan mendorong pertumbuhan di tingkat akar rumput.
Penurunan Suku Bunga Kredit
Injeksi dana yang besar ini juga diharapkan dapat memicu penurunan suku bunga kredit secara keseluruhan. Ketika bank mendapatkan dana dengan biaya yang lebih rendah dari pemerintah, mereka dapat meneruskan efisiensi biaya tersebut kepada nasabah.
Suku bunga lebih kompetitif akan membuat pinjaman lebih terjangkau. Selain itu, mendorong investasi baru, dan mengurangi beban biaya modal bagi dunia usaha. Ini adalah keuntungan signifikan yang akan dirasakan oleh seluruh pelaku usaha di Indonesia.
Prioritas penyaluran kredit akan diarahkan pada sektor-sektor yang memiliki dampak pengganda (multiplier effect) tinggi. Hal ini sejalan dengan agenda pembangunan nasional.
Sektor-Sektor Ini Antara Lain:
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:
