Wamenkes Benjamin Paulus Ungkap Biang Kerok Keracunan MBG, Mayoritas Kasus Akibat Target Masak Besar

Wamenkes Benjamin Paulus Ungkap Biang Kerok Keracunan MBG, Mayoritas Kasus Akibat Target Masak Besar

Wamenkes Benjamin Paulus Ungkap Biang Kerok Keracunan MBG, Mayoritas Kasus Akibat Target Masak Besar-Disway/Hasyim Ashari-

Tiga Titik Lemah yang Memicu KLB

Selain faktor waktu tunggu, Wamenkes Benjamin Paulus mengidentifikasi tiga titik lemah lain dalam rantai penyediaan MBG yang memicu KLB:

1. Higiene Juru Masak yang Rendah: Banyak kasus kontaminasi berasal dari penjamah makanan (juru masak atau pengemas) yang tidak menjaga kebersihan diri, seperti tidak mencuci tangan dengan benar atau mengemas makanan saat sedang sakit.

2. Dapur Belum Bersertifikat (SLHS): Minimnya kepemilikan Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) menunjukkan bahwa fasilitas dapur, termasuk sumber air dan tempat penyimpanan, tidak memenuhi standar minimum kebersihan yang diverifikasi oleh Dinas Kesehatan.

BACA JUGA:Momen Ultah Prabowo, 800 Titik Kopdes Lakukan Groundbreaking di Seluruh Indonesia

BACA JUGA:Ngadu ke KDM Gak Mempan, Warga Parung Panjang Pilih Lapor Dugaan Korupsi Perbaikan Jalan ke Kejagung!

* Pengemasan yang Salah: Kebiasaan mengemas makanan dalam keadaan masih panas menggunakan wadah tertutup, mempercepat penurunan kualitas dan memicu perkembangbiakan mikroba.

Untuk mengatasi hal ini, Kemenkes, berkoordinasi dengan Badan Gizi Nasional (BGN), akan memperketat pengawasan harian dan mewajibkan semua SPPG mematuhi batas waktu maksimal empat jam.

Selain itu, Wamenkes meminta Dinkes untuk mempercepat penerbitan SLHS dan memberikan pelatihan intensif kepada seluruh penjamah pangan.

"SLHS dan disiplin waktu adalah kunci. Kami pastikan setiap dapur yang tidak mampu memenuhi standar keamanan pangan akan ditindak tegas demi keselamatan anak bangsa," tutup Wamenkes Benjamin Paulus.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads