bannerdiswayaward

Panen Jagung Pulut di Tengah Kota! Pramono Jual ke Warga dengan Harga Terjangkau

Panen Jagung Pulut di Tengah Kota! Pramono Jual ke Warga dengan Harga Terjangkau

Hasil panen sebagian dijual ke masyarakat dengan setengah harga, seperti jagung pulut dijual Rp10 ribu per kilogram, jauh di bawah harga pasar yang Rp20 ribu.-Istimewa-

BACA JUGA:KPK Tetap Selidiki Polemik Proyek Whoosh Meski Prabowo Pasang Badan, Telusuri Tindak Pidana

BACA JUGA:BYD Lanjutkan Ekspansi ke Kawasan Timur Melalui GIIAS Makassar 2025, Perkuat Posisi Sebagai Kontributor Utama Pertumbuhan Kendaraan Listrik Nasional

Hal ini juga sejalan dengan visi Pemprov DKI Jakarta menjadikan ibu kota sebagai kota global yang berkelanjutan.

Sementara itu, Wali Kota Administrasi Jakarta Selatan, M. Anwar, menyampaikan, kegiatan panen raya ini merupakan bagian dari upaya untuk memperkuat ketahanan pangan perkotaan sekaligus mendorong partisipasi masyarakat melalui kegiatan urban farming.

"Selain memenuhi kebutuhan pangan secara mandiri, kegiatan ini juga bertujuan mendukung pencegahan stunting, meningkatkan nilai ekonomi hasil pertanian, dan mempererat kebersamaan antarwarga," jelas Anwar.

Anwar juga menjelaskan, program BEKEL JAGUNG (Bersama Jakarta Selatan Tanam JAGUNG Pulut) dilakukan bekerja sama dengan Panah Merah PT East West Seed Indonesia dan Universitas Trisakti.

BACA JUGA:Bahlil Ungkap Arahan Prabowo, 18 Proyek Hilirisasi Rp600 Triliun Segera Jalan Tahun Depan

BACA JUGA:Penjelasan Pertamina Soal Pemotor Tewas Terlindas Truk Tangki BBM di Ciledug

Hasil panen sebagian dijual ke masyarakat dengan setengah harga, seperti jagung pulut dijual Rp10 ribu per kilogram, jauh di bawah harga pasar yang Rp20 ribu.

Sebagian hasil lainnya disalurkan sebagai donasi ke panti asuhan dan yayasan sekitar.

“Melalui kegiatan ini, kami ingin menunjukkan bahwa dengan kolaborasi, pemerintah dan masyarakat mampu mewujudkan Jakarta Selatan yang mandiri, berketahanan pangan, dan berdaya saing,” pungkasnya.

Sekedar informasi kebun Berseri Kelurahan Bintaro ini berdiri sejak 2018 di atas lahan seluas sekitar 1 hektare.

Sebelumnya lahan ini merupakan lahan tidur, namun kini menjadi lahan produktif berkat kolaborasi kelompok tani, PPSU, PKK, Karang Taruna, dan warga sekitar.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads