bannerdiswayaward

Dari Kebun Langsung ke Kuali: Panen Pagi Petani Sayur Lokal Jadi Kunci Kualitas Gizi SPPG Dapoer Rahayu

Dari Kebun Langsung ke Kuali: Panen Pagi Petani Sayur Lokal Jadi Kunci Kualitas Gizi SPPG Dapoer Rahayu

Kunci utama dari kualitas gizi yang tinggi terletak pada praktik sederhana namun berdampak besar dengan menggunakan sayuran lokal yang dipenen langsung pada pagi hari dari kebun petani.-dok disway-

JAKARTA, DISWAY.ID - Komitmen untuk menyajikan makanan bergizi terbaik bagi masyarakat, khususnya anak-anak dan ibu hamil dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG), diperkuat oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Dapoer Rahayu, di mana untuk pengolahan sayuran dari kebun langsung ke kuali.

Kunci utama dari kualitas gizi yang tinggi terletak pada praktik sederhana namun berdampak besar dengan menggunakan sayuran lokal yang dipenen langsung pada pagi hari dari kebun petani.

Hal tersebut diungkapkan oleh Aryadi Fauzan selaku UMKM Karang Taruna Supplier Sayur SPPG Dapoer Rahayu. Ia mengatakan bahwa sayur-sayuran yang akan diolah menjadi Menu Bergizi Gratis setelah dipesan.

BACA JUGA:Sentil Raja Juli dan Bahlil, Menko Cak Imin Serukan ‘Taubatan Nasuha atas Policy Imbas Banjir Sumatera

BACA JUGA:BGN Raih Penghargaan Penggerak Ekonomi Melalui Program MBG

"Jadi kalau untuk perharinya sih kita dapat PO dari yayasan, bahwa itu variasi sih tergantung menunya. Katakanlah kalau untuk hari ini ada permintaan wortel, terus sawi, dan lain sebagainya. Dan itu tiap hari pun berbeda-beda. Jadi tergantung atas menunya tersebut. 

"Jadi kalau untuk teknisnya adalah kita di order pagi hari, kita kirim, sore hari dan malamnya produksi di dapur. Jadi sekali lagi kami pastikan itu barangnya fresh. Petikan dari petani, dikirim ke pasar, kita ambil dari pasar, langsung kita supply ke dapur," tambahnya.

​Dalam konteks program MBG yang dilaksanakan oleh SPPG, faktor kesegaran bahan baku adalah penentu utama keberhasilan. 

"Kami menjalin kemitraan langsung dengan petani lokal. Mereka memanen sayuran seperti kangkung, bayam, atau sawi di pagi hari, dan dalam hitungan jam, sayuran itu sudah masuk ke dapur kami untuk diolah. Ini memastikan bahwa gizi yang sampai ke penerima manfaat adalah yang paling optimal," kata Aryadi.

Memperkuat Rantai Pasok Lokal dan Inklusivitas

​Selain manfaat gizi, kebijakan pengadaan bahan baku segar ini juga memberikan dampak ekonomi yang signifikan. Dapoer Rahayu, yang juga dikenal sebagai dapur inklusif karena merangkul puluhan karyawan dari berbagai usia, membantu memperkuat ekosistem pangan lokal.

BACA JUGA:Akhirnya Diumumkan! Faktor Pelatih Asal Inggris Tangani Timnas Indonesia, Wawancara PSSI Berhasil

BACA JUGA:Bluebird Ekspansi ke Solo, Bidik Kenaikan Wisatawan Akhir Tahun di Kota Wisata

Petani mendapatkan kepastian pasar, sementara masyarakat sekitar turut merasakan manfaat ekonomi dari program MBG.

​Penggunaan bahan segar lokal juga menjadi benteng dalam menjaga Standar Laik Higiene Sanitasi (SLHS) dapur. Proses pengolahan yang cepat setelah panen meminimalkan risiko kontaminasi dan penurunan kualitas.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads