Merajut Asa di Pojok Lokal: Inilah Para Pahlawan Keluarga yang Mengubah Nasib Lewat Etalase Toko SRC
inisiatif dari jaringan toko komunitas Sampoerna Retail Community (SRC) memberi ruang bagi pelaku UMKM bisa memasarkan sendiri produknya ke seluruh Indonesia-Dok. SRC-
Hingga tahun 2021, Toko SRC Toya telah menjadi jembatan rezeki bagi lebih dari 10 UMKM di sekitarnya untuk menitipkan produk mereka, menciptakan ekosistem saling bantu yang semakin kokoh.
“Kami semua senang, rasanya seperti tumbuh bareng,” ujar Dwi.
BACA JUGA:BRI dan SRCIS Kolabs Ekosistem Toko Kelontong, Dagang Lebih Mudah & Praktis
Toko kelontong yang dulunya hanya menjual kebutuhan harian kini menjadi ruang tumbuh ekonomi komunitas, membuktikan bahwa di tengah gempuran modernisasi, toko kelontong masih punya cara tersendiri untuk bertahan yaitu dengan berbagi.
Sementara di Pontianak, Kalimantan Barat, Iskandar adalah pemilik Toko SRC Bu Darmi yang bersemangat memberdayakan wirausaha lokal. Inisiatifnya sangat membantu Ibu Nyai, seorang pengusaha UMKM yang memproduksi nastar dan kacang goreng daun jeruk.
Di usia 60 tahun, Ibu Nyai menghadapi tantangan besar mulai dari keterbatasan modal, jaringan pemasaran, hingga masalah legalitas yang menghambat pertumbuhan usahanya.
Tahun 2021 menjadi lembaran baru ketika Ibu Nyai mulai menitipkan produknya di Pojok Lokal Toko SRC Bu Darmi milik Iskandar. Kemitraan ini disambut baik dan menjadi sebuah proses pendampingan yang transformatif.
BACA JUGA:Pemilik Warung Kelontong Ini Kampanyekan Anies dengan LED Running Text, Netizen: Kreatif, Mantap!
Melalui Pojok Lokal, Iskandar membantu Ibu Nyai meningkatkan kualitas produk dan memfasilitasi pengurusan izin Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) di Dinas Kesehatan setempat. Langkah ini secara signifikan meningkatkan kepercayaan pelanggan dan omzet nastar dan kacang goreng daun jeruk Ibu Nyai.
"Melalui Pojok Lokal, saya diajarkan pentingnya kualitas dan legalitas. Usaha saya menjadi semakin dikenal, disukai pelanggan, dan omzet pun meningkat," ujar Ibu Nyai, bersyukur atas dukungan dari pemilik toko. Ia membuktikan bahwa usia senja bukanlah halangan untuk berinovasi dan maju.
Kini, usaha Ibu Nyai telah memberdayakan empat orang pegawai, dengan omzet stabil mencapai Rp2 juta per bulan dan penjualan mencapai rata-rata 80 toples setiap bulan. Iskandar, pemilik Toko SRC Bu Darmi, juga menjadi mitra bagi tiga UMKM lokal lainnya, dengan total omzet yang berhasil dicapai sebesar Rp2 juta per bulan dari Pojok Lokal mereka. Kisah ini mengajarkan bahwa kemitraan yang tepat dapat melahirkan peluang baru dan legalitas di tengah keterbatasan.
Keberhasilan Pojok Lokal tidak hanya diukur dari peningkatan omzet dan legalitas seperti kisah Ibu Nyai. Di Magelang, pemilik toko SRC Rohmah membuktikan bahwa pendampingan dalam hal tampilan dan estetika juga menjadi kunci agar produk lokal bisa benar-benar "naik kelas".
Di Magelang, kisah lain tumbuh dari Toko SRC Rohmah milik Rohmah. Toko ini sudah lama berdiri, diwariskan dari orang tuanya. Namun, perubahan besar terjadi saat ia mulai membuka rak Pojok Lokal bagi produk buatan pengusaha UMKM sekitar. Salah satunya adalah dari tetangganya bernama Dwi, yang awalnya hanya menjual produk dengan kemasan plastik biasa, kurang menarik perhatian pembeli.
Menyadari tantangan visual ini, Rohmah bersama Dwi mengikuti pendampingan PKK Dharma Wanita di tempat tinggalnya, belajar membuat kemasan yang lebih menarik dan berlabel.
“Sebagai pemilik toko, saya senang melihat kemasan produk yang menarik. Kalau tampilannya bagus, pembeli percaya, dan toko juga ikut naik kelas,” kata Rohmah, menekankan pentingnya peran pendampingan dalam meningkatkan daya saing UMKM.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: