Wasekjen Gerindra Jelaskan Alasan Penolakan Budi Arie yang Ngebet Jadi Kader

JAKARTA, DISWAY.ID - Rencana Ketua Umum Projo, Budi Arie, untuk bergabung dengan Partai Gerindra mendapat penolakan keras dari sejumlah kader partai tersebut. 

Para kader yang tersebar di berbagai daerah, mulai dari Surakarta, Sidoarjo, Gresik, Batu, Tulungagung, Jakarta Timur, hingga Pematang Siantar, secara terbuka menyuarakan keberatannya terhadap langkah tersebut.

BACA JUGA:Kementan Kecewa PN Jaksel Kabulkan Eksepsi Tempo: Nasib 160 Juta Petani Terancam

BACA JUGA:KPK Sudah Periksa Deretan Saksi Terkait Dugaan Korupsi Proyek Whoosh

Wakil Sekjen DPP Gerindra, Azis Subekti, mengungkapkan bahwa penolakan ini sangat wajar dalam dunia politik, terutama terkait dengan masalah loyalitas dan integritas. 

"Dalam politik, tidak boleh ada pengkhianatan. Penjagaan integritas, kesetiaan pada teman, dan loyalitas kepada atasan sangat dijaga. Hal-hal seperti yang dilakukan oleh Pak Budi itu sangat sensitif," ujar Azis kepada wartawan, di Komplek Parlemen, Senayan, Senin 17 November 2025.

Azis juga menegaskan bahwa penolakan ini adalah respons alami mengingat pentingnya menjaga keharmonisan dan loyalitas dalam tubuh partai. 

"Itu sangat wajar dan normal. Memang konturnya dibangun seperti itu," tegasnya.

BACA JUGA:Wakil Ketua DPR Cucun Ahmad Minta Maaf Soal Ucapan Tak Perlu Ahli Gizi dalam Program MBG

BACA JUGA:DPR akan Bentuk Panja untuk Reformasi Polri, Kejaksaan, dan Pengadilan

Sebelumnya, Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi, menyatakan dirinya tengah meminta izin kepada seluruh anggota Projo untuk bergabung ke Partai Gerindra. 

Hal itu ia sampaikan usai terpilih kembali sebagai Ketua Umum Projo periode 2025–2030 dalam Kongres ke-3 Projo, Minggu 2 November 2025.

"Saya meminta izin kepada seluruh anggota Projo untuk saya bergabung ke Partai Gerindra," ujar Budi Arie.

Menurutnya, langkah ini masih dalam proses dan belum final. 

Sumber: