Permintaan Maaf CEO Cloudflare atas Lumpuhnya Internet Terparah Sejak 2019
CEO Cloudflare Matthew Prince menyampaikan permintaan maaf usai gangguan teknis pada sistem keamanan perusahaan menyebabkan lumpuhnya akses ke sejumlah platform besar --The American Bazaar
Perusahaan menjelaskan bahwa sistem Bot Management menggunakan model AI untuk mengevaluasi permintaan yang masuk dan memberikan skor apakah aktivitas tersebut kemungkinan dilakukan manusia atau bot.
Untuk membuat penilaian itu, sistem menganalisis pola dari berbagai atribut pada setiap permintaan, yang disimpan dalam apa yang disebut sebagai “feature file.”
Permasalahan tersebut, kata Cloudflare, bersumber dari “feature file” itu sendiri.
File tersebut diperbarui setiap lima menit untuk mengikuti perubahan perilaku bot dan digunakan di seluruh jaringan keamanan perusahaan. Namun perubahan terbaru pada query yang membangun file tersebut membuat data diulang berkali-kali, meningkatkan ukuran file secara drastis.
Pertumbuhan tak terduga itu membebani sistem Bot Management dan menyebabkan kegagalan luas.
Akibatnya, situs yang menggunakan sistem Bot Management Cloudflare mulai menampilkan pesan error ketika pengguna mencoba mengaksesnya.
Menurut perusahaan, tanda pertama gangguan muncul sekitar 15 menit setelah fitur file yang diperbarui aktif, memicu kegagalan signifikan di seluruh jaringan.
“Masalah ini bukan disebabkan, secara langsung atau tidak langsung, oleh serangan siber atau aktivitas jahat dalam bentuk apa pun,” tegas Prince. “Setelah awalnya kami salah menduga gejala yang terlihat berasal dari serangan DDoS berskala besar, kami kemudian mengidentifikasi inti masalah dengan benar dan berhasil menghentikan propagasi feature file yang ukurannya lebih besar dari perkiraan, lalu menggantinya dengan versi sebelumnya," jelasnya.
Sebelum unggahan blog tersebut, ketika Mashable meminta klarifikasi, juru bicara Cloudflare menegaskan bahwa tidak ada bukti gangguan terjadi akibat serangan atau aktivitas berbahaya.
Cloudflare mengatakan sebagian besar layanan kembali online dalam waktu tiga jam, dan pemulihan penuh tercapai sekitar lima jam.
Prince menambahkan bahwa perusahaan kini mengembangkan langkah pencegahan agar insiden serupa tidak terulang, termasuk memastikan laporan kesalahan internal tidak berkembang dan membebani sistem.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: