Kemenkes Tanggapi Soal Warga Aceh Teriak Minta Bantuan Obat ke Malaysia Pasca Bencana Banjir
Kementerian Kesehatan menanggapi permintaan korban banjir Aceh yang minta obat-obatan dari Bantuan Malaysia-Disway.id/Hasyim Ashari-
JAKARTA, DISWAY.ID - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia memberikan tanggapan atas laporan korban bencana banjir bandang di Aceh meminta bantuan langsung kepada Malaysia, menyusul terputusnya akses dan keluhan mengenai keterlambatan bantuan logistik di beberapa wilayah terisolasi.
Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan Agus Jamaludin membenarkan bahwa memang warga Aceh bantuan ke Malaysia.
BACA JUGA:Alyssa Soebandono Berbagi Kreasi MPASI yang Bikin Si Kecil Lahap Makan, Menu ala SUN Atasi GTM
Tetapi, bantuan tersebut tidak langsung ke masyarakat melainkan dicek terlebih dahulu melalui BPOM dan Health Emergency Operational Center (HEOC).
Melalui HEOC, kata Agus Jamaludin, bantuan seperti obat-obatan dari Malaysia akan didistribusikan ke masyarakat melalui fasilitas kesehatan (faskes). Jadi, bantuan tersebut tidak dibagikan ke per orangan.
"Pertama, menyangkut dengan bantuan obat-obatan dari Malaysia. Ya, itu memang di awal," kata Agus Jamaludin saat konferensi pers di kantor Kementerian Kesehatan RI, Jumat 5 Desember 2025.
"Tentu kami ya harus berterima kasih ada bantuan. Namun, bantuan itu tetap melalui HEOC. Jadi dicek bersama dengan BPOM di Banda Aceh, kemudian masuk ke HEOC," tambahnya.
Melalui HEOC, kata Agus Jamaludin, bantuan seperti obat-obatan dari Malaysia akan didistribusikan ke masyarakat melalui fasilitas kesehatan (faskes). Jadi, bantuan tersebut tidak dibagikan ke per orangan.
"Kemudian bagaimana obat-obatan itu bisa terdistribusi ke masyarakat yaitu itu tadi melalui HEOC, dimana faskes-faskes mana saja yang sudah berjalan itu diberikan, obat-obatan maupun yang lainnya. Nah, manakala saat itu belum bisa menembus lokasi, ya kami belum bisa bergerak gitu," tutur Agus.
"Begitu pun di puskesmas. Puskesmas mana yang sudah bisa dibersihkan, kemudian diaktifasi layanan kesehatannya, ya langsung digunakan pelayanan kepada masyarakat. Jadi dalam arti begini, obat-obatan itu tidak diberikan serta-merta orang per orang, tidak. Tetapi melalui fasilitas kesehatan," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:
