bannerdiswayaward

FSPI Kecam Konten Ferry Irwandi: Provokatif, Ganggu Psikis Korban Bencana

FSPI Kecam Konten Ferry Irwandi: Provokatif, Ganggu Psikis Korban Bencana

Konten influencer Ferry Irwandi yang menyebut tidak adanya bantuan pemerintah di Lokasi Bencana Banjir Sumatera dikecam dan berpotensi menggangu psikis korban-Youtube Ferry Irwandi-

JAKARTA, DISWAY.ID - Koordinator Presidium Forum Silaturahmi Pemuda Islam (FSPI), Zuhelmi Tanjung, mengecam keras konten yang dipublikasikan oleh konten kreator Ferry Irwandi.

Ferry dikritik usai menyebut tak ada bantuan pemerintah untuk korban bencana dan narasi adanya pemerkosaan di wilayah bencana Sumatera. 

BACA JUGA:Founder Rumah Aktivis Sejahtera Sumbar Sayangkan Opini Sesat Ferry Irwandi soal Bencana Sumatera

BACA JUGA:105 SPPG di Aceh Beralih Jadi Dapur Umum, 562.676 Porsi Disalurkan ke Warga Terdampak

Ia menilai narasi yang disampaikan tidak tepat, sarat provokasi, dan berpotensi menimbulkan keresahan di tengah situasi darurat kemanusiaan.

"Momentum bencana seharusnya menjadi ruang untuk memperkuat persatuan dan sinergi seluruh elemen bangsa, bukan justru dijadikan ajang menggiring opini publik dengan narasi provokatif", kata Zuhelmi dalam keterangan tertulisnya, Minggu, 7 Desember 2025. 

Ia menegaskan bahwa pemerintah bersama TNI–Polri, relawan, tenaga medis, dan berbagai unsur masyarakat telah bergerak cepat sejak awal bencana terjadi.

BACA JUGA:Prabowo Singgung Bupati Aceh Selatan Pergi Umrah Saat Bencana: Kalau Lari, Dicopot Saja

“Negara hadir di lapangan. Posko-posko dibuka, logistik disalurkan, evakuasi warga terus dilakukan, dan layanan kesehatan darurat berjalan. Banyak pihak bekerja tanpa henti di medan yang sangat sulit. Sayangnya, kerja kemanusiaan ini sering tidak terlihat oleh mereka yang hanya menyaksikan dari jauh,” ujarnya. 

FSPI menilai konten yang dibuat Ferry Irwandi dengan narasi adanya kasus pemerkosaan di wilayah bencana alam Sumatera justru memperkeruh keadaan.

Di tambah masyarakat setempat akan diserang persepsi amoralnya rakyat dari Sumatera dan persepsi keliru tentang kinerja aparat serta relawan. Lebih jauh, Zuhelmi menekankan bahwa narasi tersebut juga dapat mengganggu kondisi psikologis para korban bencana yang sedang berjuang untuk pulih.

“Konten seperti itu bukan cerminan kepedulian, melainkan provokasi yang dibungkus dengan drama. Ini sangat berbahaya, karena bisa menurunkan kepercayaan publik sekaligus melukai perasaan para korban,” tegasnya.

BACA JUGA:Founder Rumah Aktivis Sejahtera Sumbar Sayangkan Opini Sesat Ferry Irwandi soal Bencana Sumatera

Zuhelmi juga menyoroti adanya indikasi muatan politis dalam konten tersebut. Menurutnya, bencana bukan ruang untuk sensasi, apalagi untuk dimanfaatkan sebagai kendaraan kepentingan pribadi maupun kelompok tertentu.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads