Loker dan Peluang Karier untuk Berkebutuhan Khusus Dibuka Lebar di Special Career Day 2025
Diselenggarakan oleh MyJCDC dan Yayasan Cita Anak Bangsa, forum ini menjadi ruang inklusif bagi para special talent untuk menunjukkan kemampuan mereka dan terhubung langsung dengan perusahaan yang siap memberikan peluang karier yang adil dan setara.--Istimewa
“Penyandang disabilitas mental/ intelektual juga memiliki potensi nyata, kreatifitas, dan kontribusi jika diberi kesempatan dan lingkungan yang mendukung,” tambah Nadia.
Pendekatan ini tidak hanya menantang stigma yang masih melekat, tetapi juga membuka pintu dialog untuk menciptakan ekosistem kerja yang lebih inklusif.
Pentingnya Pemisahan Data
Data merupakan fondasi penting untuk membuka akses kerja yang setara dan berkeadilan.
Namun hingga kini, pendataan penyandang disabilitas di Indonesia—termasuk yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta—masih menggabungkan kategori fisik, sensorik, mental, dan intelektual dalam satu kelompok besar.
Ketiadaan pemisahan data membuat jumlah penyandang disabilitas mental dan intelektual tidak dapat diidentifikasi secara akurat.
Di saat yang sama, berbagai penelitian menunjukkan bahwa mayoritas penyandang disabilitas di Indonesia masih berada di sektor informal, dan hanya sebagian kecil yang bertransisi ke pekerjaan formal.
Situasi ini mencerminkan adanya kesenjangan peluang yang luas antara potensi talenta disabilitas dan kesempatan yang tersedia dalam pasar kerja.
“Ketika data saja belum bisa menunjukkan dengan jelas siapa dan berapa jumlah penyandang disabilitas mental, maka agak sulit kesempatan kerja bisa dibuka seluas-luasnya,” jelas Anna Soenardi, Ketua Yayasan Cita Anak Bangsa, pelaksana acara Special Career Day 2025 .
“Melalui Special Career Day ini, kami ingin menunjukkan bahwa talenta disabilitas itu nyata, beragam, dan mereka sama-sama memiliki hak dan layak mendapatkan dan diberi panggung serta kesempatan kerja yang adil sesuai hak azasi manusia. Inklusif bukan soal belas kasih. Inklusif adalah soal kesempatan, penghargaan, dan keadilan,” tambah Anna.
Inisiatif ini juga diharapkan dapat menjadi momentum untuk mendorong pemerintah, swasta dan Lembaga terkait memperbaiki pendekatan pendataan, khususnya terkait disabilitas mental dan intelektual yang selama ini kurang teridentifikasi secara jelas. Dengan data yang lebih akurat, kebijakan ketenagakerjaan dapat dirancang lebih tepat sasaran.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: