"Atas pengakuan yang bersangkutan akhirnya dia (Sambo) mengakui bahwa dia yang nembak," jawab Ahmad Sahroni.
Ahmada Sahroni lalu menggambarkan peristiwa penembakan yang terjadi di rumah dinas Ferdy Sambo di Duren Tiga, Kompleks Polri, Jakarta Selatan.
Katanya, Bharada E menjadi orang kedua setelah Brigadir J terkapar bersimbah darah setelah dieksekusi Ferdy Sambo.
BACA JUGA:Wow! Deretan Koleksi Tas Mewah Putri Candrawathi Berjejer di Lemari Kaca Terekam Saat Rekonstruksi
"Enggak (nyuruh orang), mati dulu, baru ditembak lagi, disuruh si ajudannya, ajudan yang pertama (Brigadir RR) nolak, ajudan yang kedua (Bharada E)," tutur Ahmad Sahroni.
Pernyataan ini cukup mengejutkan. Pasalnya, menurut pengakuan eks pengacara Bharada E, Deolipa Yumara, pemilik senjata jenis pistol Glock 17 itu orang pertama yang menembak Brigadir J sebanyak tiga kali.
Deddy Corbuzier lalu merasa terkejut dengan pengakuan Ahmad Sahroni tersebut.
Mantan pesulap ini penasaran dengan keterlibatan ajudan Ferdy Sambo dalam peristiwa berdarah tersebut.
"Tunggu-tunggu, jadi Brigadir J ini udah ditembak dulu, udah mati ditembak sama Sambo, nah yang nembak Sambo?
"Sebelum Sambo nembak apakah Sambo menyuruh ajudannya menembak dia?" tanya Deddy Corbuzier lagi.
Ahmad Sahroni menjelaskan, Sambo jadi penembak pertama Brigadir J baru setelah itu ia memerintah ajudannya, tak lain dan tak bukan adalah Bharada E.
"Nah, itu yang diceritakan diperkara bahwa dia (Sambo) nembak duluan, baru setelahnya disuruh ke ajudannya.
"Ditambah supaya meyakini biar mati sekalian. Padahal udah mati, udah bersimbah darah lah," terang Ahmad Sahroni.
Seperti kabar yang beredar di tengah-tengah publik, awalnya rencana pembunuhan Brigadir J, Ferdy Sambo memerintahkan Bripka RR alias Ricky Rizal untuk mengeksekusi.