JAKARTA, DISWAY.ID-- Skandal buku merah akhir-akhir ini kembali menarik perhatian publik ketika kasus Perang Bintang diantara Polri sedang jadi perbincangan.
Buku yang sedang trending di Twitter dengan hastag #UsutSkandalBukuMerah ini merupakan buku yang berisi data-data perkara suap bos CV Sumber Laut Perkasa Basuki Hariman.
Buku Merah tersebut menjadi persoalan karena diduga adanya perusakan yang dilakukan oleh pegawai KPK terhadap barang bukti dalam kasus penyuapan tersebut.
BACA JUGA:Derita Siraman Air Keras Novel Baswedan dan Misteri 'Buku Merah' Basuki Hariman
BACA JUGA:Dua Perusak Buku Merah Titipan Tito Karnavian? Polri Ungkap Fakta Mengejutkan
Penyuapan merujuk pada terpidana Basuki yang melakukan penyuapan kasus Uji Materi Undang-Undang Peternakan dan Kesehatan Hewan kepada hakim konstitusi Patrialis Akbar.
Diduga bahwa dari penyuapan tersebut, aliran dana juga merujuk pada Kapolri yang menjabat saat itu yaitu Tito Karnavian.
Pada 4 April 2017, Novel Baswedan melakukan pertemuan dengan Tito Karnavian di rumah dinasnya.
Namun, berdasarkan pernyataan Novel, dalam pertemuan itu ia bukanlah sebagai penyidik KPK yang menangani kasus penyuapan CV Sumber Laut Perkasa.
BACA JUGA:Kasus Potongan Buku Merah Terkubur Rapat-rapat: Sengaja Disebar Demi Giring Opini Tak Berdasar
BACA JUGA:Rekaman CCTV Skandal Buku Merah Pernah Bocor, Tito Karnavian Sempat 'Disenggol' Istana
Tiga hari kemudian, beredar rekaman CCTV yang memperlihatkan dua penyidik KPK dari kepolisian menyobek buku merah tersebut.
Dalam rekaman itu nampak Roland Ronaldy dan Harun menyobek dan mentip-x buku merah.
Peristiwa penyobekan buku merah tersebut terjadi di Ruang Kolaborasi lantai 9 gedung KPK pada 7 April 2017 pukul 18.00.
Setelah menyobekan buku merah, pada 11 April 2017 terjadi penyiraman air keras kepada Novel Baswedan yang saat itu berjalan pulang usai melaksanakan sholat subuh berjamaah di masjid dekat rumahnya.