JAKARTA, DISWAY.ID-- Gempa Cianjur yang terjadi pada Senin, 21 November 2022 pukul 13.21 WIB menelan banyak korban jiwa dan berbagai kerugian lainnya.
Dari data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur sampai Senin pukul 11.30, dilaporkan ada 62 orang yang meninggal dunia dan 362 lainnya luka-luka.
BACA JUGA:Polisi Sebut Anggota Dewan Kepulauan Seribu Sempat Pesta Sabu Bareng Satpol PP
BACA JUGA:Diduga Ikut Pesta Sabu, Anggota Dewan Kepulauan Seribu Ditangkap Polisi
Gempa Cianjur terjadi dengan kekuatan magnitudo 5,6 serta kedalaman 10 km di barat daya Cianjur.
Getaran akibat gempa bahkan sampai terasa ke berbagai daerah seperti Garut, Sukabumi, Cimahi, Lembang, Cikalong Wetan, Rangkasbitung, Bogor, Bayah, Rancaekek, Tangerang Selatan, Tangeran dan DKI Jakarta.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Suharyono menyatakan bahwa banyaknya korban jiwa disebabkan oleh kondisi rumah di Cianjur yang tidak tahan gempa.
BACA JUGA:Inmendagri Update Masa Berlaku PPKM Jawa-Bali, Berikut Rinciannya
“Kita bayangkan saja ini siang hari kejadian dan warga tinggal di rumah-rumah tidak tahan gempa. Begitu ada gempa ya langsung ambruk,” ujarnya.
Oleh karena itu, beliau meminta agar gempa Cianjur menjadi pelajaran untuk menyiapkan konstruksi bangunan tahan gempa guna meminimalisir kemungkinan terburuk.
Terlebih Indonesia berada di wilayah Ring of Fire atau Cincin Api Pasifik yang sering mengalami gempa dan letusan gung berapi yang mengelilingi cekungan Samudra Pasifik.
BACA JUGA:Tanda Tangani Surat Penyelidikan Tambang Ilegal, Ferdy Sambo: Ya Sudah Benar Itu Suratnya
BACA JUGA:Usai Gempa, BMKG : Cianjur Waspada Bencana Lanjutan Longsor dan Banjir Bandang
Melansir dari Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Kulon Progo, ciri-ciri konstruksi bangunan tahan gempa adalah memiliki sistem penahan gempa, struktur sistem penahan gaya dinamik gempa dan konfigurasi strukturnya memenuhi standar anti gempa.