BACA JUGA:Komandan IDF Akui Beri Perintah Penembakan yang Tewaskan 12 Warga Israel, Pelaku Bukan Hamas
Hamas pun mengaku akan tetap tinggal mempertahankan tanahnya di Gaza.
"Tidak ada imigrasi dan pilihan lain! Kami akan tetap tinggal di tanah kami dan tidak akan membiarkan musuh aneh itu mengganggu tanah kami demi meloloskan rencana apapun yang ingin melenyapkan tujuan kami atau menjauhkan rakyat kami dari tanah dan tempat suci kami," tegas Hamas.
Rencana Netanyahu Migrasi Sukarela Warga Palestina
Surat kabar Israel Hayom melaporkan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah berbicara dengan sejumlah negara untuk menampung warga Palestina.
Kabar ini mengejutkan dunia Internasional, bahwa genosida di Gaza benar-benar nyata.
Operasi militer Israel di Jalur Gaza memang menginginkan membersihan etnis Arab.
Pernyataan Netanyahu terungkap setelah melakukan pertemuan dengan partai Likud pada Senin lalu.
Ia telah menyusun rencana satu hari pasca perang Israel-Hamas di Jalur Gaza.
Namun ia mengaku mendapat masalah karena belum tahu negara mana yang siap 'menyerap' warga Palestina.
"Masalah kami adalah negara-negara yang siap menyerapnya dan kami sedang berupaya mengatasinya," kata Netanyahu, dilansir dari Quds News Network (QNN).
Netanyahu mengklaim dunia internasional telah mendiskusikan kemungkinan imigrasi sukarela.
"Dunia sudah mendiskusikan kemungkinan imigrasi sukarela," ujarnya seraya menambahkan sebuah tim khusus harus dibentuk.
"Untuk memastikan bahwa mereka yang ingin meninggalkan Gaza ke negara ketiga dapat melakukannya.
"Ini perlu diselesaikan. Ini soal kepentingan strategis setelah perang," sambung Netanyahu.
Pidato Netanyahu senada dengan pernyataan rasis yang dilontarkan oleh tokoh senior Likud, termasuk mantan menteri dari Likud Danny Danon.