JAKARTA, DISWAY.ID – Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengaku percaya kekuatan patriotik akan bangkit di tengah gugatan hasil Pilpres 2024 ke MK.
Pria Alumnus Universitas Gajah Mada (UGM) itu mencontohkan, untuk melengkapi data dan bukti gugatan PHPU ke MK, banyak dibantu para anak muda yang pakar di bidang teknologi dan informasi (TI) dari Institut Teknologi Bandung (ITB).
Pakar tersebut dapat merekonstruksi dengan baik kecurangan perhitungan suara dan membuka celah di Komisi Pemilihan Umum (KPU).
BACA JUGA:143 Orang di Moskow Tewas Dibantai ISIS, Rusia Umumkan Hari Berkabung Nasional
Bagaimana terjadi perubahan pengisian C1 sebanyak 458.000 kali dan menemukan jumlah suara sah paslon 01, paslon 02, dan paslon 03 yang seharusnya sama dengan total suara sah malah terjadi perbedaan sebanyak 25,8 juta suara.
Selain pakar TI dari ITB, kata Hasto, juga memiliki pakar TI lainnya yang mampu menormalkan JSON (Java Script Object Notation).
Adapun yang diinstall di dalam sistem KPU oleh kekuatan politik di luarnya, membuat perolehan suara Ganjar-Mahfud dikunci 17 persen.
BACA JUGA:1.024 Kantor Cabang BSI Tetap Layani Weekend Banking di Bulan Ramadan
Hasto juga menyampaikan, ternyata setelah dinormalkan pada tanggal 16 Februari pukul 02.00 WIB dengan jumlah TPS yang masuk 53 persen, perolehan suara Ganjar-Mahfud 33 persen, sementara perolehan suara paslon 02 sebanyak 43 persen.
"Ini senafas dengan temuan Kompas, Kumparan ketika melakukan survei terhadap yang setuju hak angket, rata-rata berkisar 62 persen sampai 68 persen," terangnya.
"Kalau paslon 02 yang diunggulkan Pak Jokowi ini benar-benar menang murni, yang setuju angket tidak akan 62 persen, pasti sesuai dengan gambaran di bawah 50 persen," ungkap Hasto saat menjadi narasumber di Podcast 'Keep Talking' dikutip pada Minggu, 24 Maret 2024.
BACA JUGA:Apa itu ISIS-K, Kelompok yang Membantai 143 Orang di Gedung Konser Balai Kota Crocus Moskow?