JAKARTA, DISWAY.ID – Jakarta menjadi bagian dari Indonesia menuju target zero carbon di tahun 2060.
Pemerintah, pemangku kepentingan, hingga akademisi dan industri memiliki persiapan dan strategi yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.
Namun, konsumsi energi di Indonesia masih relatif tinggi.
Hal ini dibuktikan bahwa penggunaan bahan baku fosil di Indonesia masih terbilang tinggi.
“Sekarang itu masuk planning kita yang Renewable energy plan in PLN Electricity Supply Business Plan (RUPTL) masih dalam proses itu, yang jelas arahnya kita buat sedemikian rupa utk bisa mengakomodir kondisi-kondisi ke depan, karena kita tahu demand akan naik terus di Jawa” kata Harris Yahya, Kepala Balai Besar Survei dan Pengujian Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi dalam acara Energy Efficiency dari Endress+hauser Indonesia di St. Regis Hotel Rajawali Place, Rabu 15 Mei 2024.
BACA JUGA:Kemendikbudristek Buka Magang di Bidang Industri, Cek Link Pendaftaran di Sini
“Dalam beberapa tahun ke depan, kita butuh tambahan supply dari luar Jawa, makanya (akan proyek) connect dengan Sumatra, Kalimantan. Di Kalimantan punya potensi renewable energy, khususnya hidro yang besar di Kalimantan Utara, Kalimantan Timur. Meski ada IKN di sana, demand belum sebesar di Jawa, Jawa sendiri akan naik terus (kebutuhan listriknya)” ujarnya.
Proyek yang disinggung oleh Haris merupakan penyambungan kabel yang akan melewati laut sepanjang ratusan kilometer.
Namun ia juga menimpali bahwa proyek ini merupakan Long-term Planning.
“Pemerintah saat ini sedang menyusun RUPTL, RUPTL ini sebagai long term planning kita sampai 2060 untuk melihat potret demand supply ke depan, bagaimana mengisi gap-gap itu terjadi. Nah gap itu akan dipenuhi dari supply dari mana? itu mempertimbangkan ke-ekonomian, kestabilan sistem dan banyak lagi pertimbangan yang perlu dibuat utk bisa implementasi dalam penyediaan listrik ke depan,” tuturnya.
Komitmen Industri
Endress+Hauser, pemimpin global dalam instrumentasi pengukuran, layanan serta solusi untuk rekayasa proses industri dan telah beroperasi di Indonesia sejak tahun 80-an, didukung oleh Center for Sustainability and Waste Management Universitas Indonesia (CSWM UI), forum yang digagas oleh Endress+Hauser Indonesia ini bertujuan untuk mengatasi tantangan dan peluang yang terkait dengan pengelolaan transformasi industri menuju keberlanjutan.
Selain itu, bicara soal transformasi energi, efisiensi sumber daya, dan efisiensi energi, Endress+Hauser Indonesia juga memberikan penghargaan pengakuan kepada klien-klien Endress+Hauser Indonesia yang secara aktif berpartisipasi dalam proyek keberlanjutan.
BACA JUGA:Jokowi Hadiri KTT ASEAN-Australia Hari Ini, Bahas Isu Energi hingga Palestina
Berbicara dalam pidato pembukaan forum, Henry Chia, President Director PT Endress+Hauser Indonesia mengatakan tujuan dari diadakannya forum ini adalah untuk mewadahi kolaborasi, berbagi wawasan, dan memberi inspirasi pendekatan inovasi menuju keberlanjutan (sustainability) industri proses kontrol di Indonesia.
“Bagi kami kehadiran para pemangku kepentingan pada hari ini, baik dari pemerintah dan para pelaku industri proses kontrol di Indonesia, akan sangat memperkaya diskusi dan memberikan kontribusi bagi keberhasilan inisiatif penting ini,” ucapnya.
Apa yang perlu kita sadari juga adalah pada saat ini, penggunaan bahan bakar fosil masih berada di angka 83,3%, itu merupakan angka yang sangat tinggi, kita mengkonsumsi 1,5 Juta barel bahan bakar fosil per hari nya, padahal kita hanya mampu memproduksi 600 ribu barel per hari.
BACA JUGA:7 Cara Mudah Hemat Energi di Rumah, Irit Pakai Listrik Tak Cukup
Forum ini bertujuan untuk menghasilkan wawasan yang dapat ditindaklanjuti, mendorong kolaborasi, dan menginspirasi pendekatan inovatif menuju keberlanjutan dalam industri pengendalian proses. Adapun hasil inti yang diharapkan meliputi peningkatan pemahaman mengenai tantangan dan peluang keberlanjutan, identifikasi praktik dan strategi terbaik untuk pengendalian proses berkelanjutan, pembentukan kemitraan dan kolaborasi baru dan pengembangan peta jalan untuk inisiatif keberlanjutan di seluruh industri.
Salah satu pembicara dalam forum ini, Madhav Raskar, Country Sales Manager (Solutions) Indonesia, Business Unit Solutions Asia Pacific PT. Endress+Hauser Indonesia.
Dia mengatakan untuk bisabisa mendapatkan parameter yang tepat dan sesuai, semua harus terukur.
“Kita harus mampu menganalisis data dan memberikan saran untuk bagaimana agar energi-energi ini dapat dikelola dengan lebih baik. Endress+Hauser hadir untuk membantu Indonesia mencapai tujuan dan target utamanya, yaitu mengurangi penggunaan emisi. Untuk itu, kami mampu untuk memberikan solusi terhadap segala situasi ataupun permasalahan yang tengah dihadapi,” tuturnya.
BACA JUGA:ESDM Resmikan Pabrik BioCNG Pertama di Indonesia, Percepat Transisi Energi Terbarukan
Misalnya saja, ada calon client yang bergerak di industri kimia ingin mengetahui seberapa jauh efisiensi perusahaan mereka dalam mengolah energi. Dalam hal ini, awalnya pihaknya akan menanyakan berapa banyak penggunaan energi yang ingin mereka kurangi?
"Berdasarkan jawabannya, kami akan mampu membantu menunjukkan beberapa kemungkinan ataupun output yang bisa dicapai oleh perusahaan tersebut, dan selanjutnya kami akan melakukan monitoring konsumsi energi agar supaya mereka dapat segera mencapai target akhirnya,” tuturnya.