JAKARTA, DISWAY.ID -- Fenomena penjualan pakaian bekas impor atau thrifting kembali menjadi sorotan pemerintah.
Aktivitas ini dinilai melanggar aturan perdagangan karena sebagian besar barang yang masuk kategori larangan impor.
Selain merugikan UMKM dan industri tekstil dalam negeri, pakaian bekas impor juga dikhawatirkan membahayakan kesehatan konsumen karena tidak melalui proses sterilisasi yang sesuai.
BACA JUGA:Bukti MBG Jadi Multiplier Effect: Polri Bergerak, SOP Ditingkatkan, Limbah pun Berguna!
Bareskrim Polri menegaskan dukungan penuh terhadap langkah Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa dalam memberantas praktik impor pakaian bekas ilegal.
Wakabareskrim Irjen Nunung Syaifuddin menekankan komitmen total pihak kepolisian.
“Kita dukung seribu persen. Apa pun kebijakan pemerintah, Polri akan selalu mendukung,” ujar Nunung.
Ia memastikan Polri akan menindak tegas pelanggaran yang ditemukan, baik di jalur laut maupun di wilayah darat, serta memperkuat kerja sama lintas instansi.
“Kami akan koordinasi dengan Bea Cukai. Jika ditemukan pelanggaran terkait pakaian bekas, pasti akan kami tindak, baik saat barang masih di perjalanan maupun ketika sudah masuk ke dalam,” tegasnya.
BACA JUGA:Mengawal MBG dari Hulu ke Hilir: Pengawasan Dapur Diperketat, Gizi Terjaga, Anak-anak Sehat!
BACA JUGA:SPPG Jadi Garda Terdepan Sajikan Menu MBG Berkualitas
Pengungkapan Besar Balpres Ilegal di Duren Sawit
Polda Metro Jaya baru-baru ini mengungkap perdagangan pakaian bekas impor ilegal di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur. Sebanyak 207 bal diamankan dalam operasi tersebut.
Dirreskrimsus Polda Metro Jaya, Kombes Edy Suranta Sitepu, menyatakan bahwa pengungkapan ini merupakan bentuk komitmen polisi dalam menjaga stabilitas pasar domestik.