Haji Subsidi
Jamaah haji dari berbagai negara melakanakan wukuf di Jabal Ramah, Arafah, Sabtu, 15 Juni 2024.-Sigid Kurniawan-Media Center Haji
Berhaji ternyata tidak harus bagi yang mampu. Cukup 60 persen mampu. Biaya selebihnya ditanggung oleh....bisnis perputaran uang.
Sebenarnya itulah yang membuat antrean naik haji itu menjadi sepanjang ular sejuta disambung jadi satu. Mendaftar hari ini baru bisa berangkat 15 tahun lagi. Saking banyaknya sampai kekurangan kuota --lalu terjadilah transaksi kuota.
Anda masih ingat: sebelum tahun 2010 tidak pernah ada antrean. Saya pun sudah lupa: saat itu mendaftar haji baru bisa dilakukan menjelang musim haji. Waktu mendaftar harus punya uang seratus persen. Lunas.
"Akibatnya, Indonesia sering tidak bisa memenuhi kuota yang diberikan oleh pemerintah Saudi," ujar Dr Amri Yusuf, pimpinan badan pelaksana, Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) Indonesia.
Saya bertemu Amri di Jakarta Inlternational Convention Center Rabu lalu. Yakni ketika sama-sama menghadiri acara Investor Daily Summit. Amri alumni jurusan akutansi Universitas Sumatera Utara (USU). Aslinya: Sigli, Aceh.
Agar bisa memenuhi kuota, muncullah ide baru. Amri tidak tahu siapa pemilik idenya. Saat itu ia masih menjabat direktur BPJS.
"Kan Pak Dahlan yang dulu angkat saya jadi direktur BPJS," katanya. Tentu saya sudah lupa yang begitu-begitu.
Ide baru itu: mendaftar haji bisa dilakukan kapan saja. Sepanjang tahun. Tidak harus menjelang musim haji. Juga tidak harus sudah punya uang 100 persen. Anda bisa mendaftar dengan cara membayar yang muka saja.
Maksudnya, bila tiba saatnya musim haji dan kuota belum terpenuhi sudah ada pendaftarnya. Tinggal siapa yang siap membayar kekurangannya.
Uang hasil pendaftaran itu masuk ke badan pengelola keuangan haji. Diputar. Dibelikan surat berharga yang syariah dan aman. Beranak pinak.
"Termasuk diputar untuk mendanai proyek infrastruktur?"
"Tidak. Sama sekali tidak," ujar Amri. "Tidak bisa. Tidak boleh. Tidak ada pintunya," tambahnya.
Berarti isu yang viral di medsos kala itu hanya hoax. Tapi bisa saja terjadi Keuangan Haji beli surat berharga negara, lalu negara menggunakan uang itu untuk infrastruktur.
Lalu terjadilah awal mulai "subsidi haji" itu: tahun itu biaya hotel di Makkah dan Madinah tiba-tiba naik. Jemaah haji sudah melunasi pembayaran ONH --ongkos naik haji. Mereka tidak mau tahu: kan sudah lunas.
Kejadian seperti itu tidak pernah diantisipasi. Karena sudah dinyatakan lunas jemaah haji tidak mau bayar uang tambahan. Maka dipakailah dana hasil pemutaran uang itu untuk menutupi kekurangannya.
Lalu menjadi kebiasaan. Saat pemerintah "takut" menaikkan ONH selisih biayanya diambilkan dari keuangan haji. Pernah "subsidi" naik haji itu sampai 50 persennya.
"Pelan-pelan selisih harga itu dikurangi. Sekarang jemaah haji sudah membayar 70 persen dari biaya seharusnya," ujar Amri.
DPR juga sudah mengamanatkan agar tiap tahun "subsidi" itu dikurangi lima persen. Berarti enam tahun lagi barulah ongkos naik haji sepenuhnya sesuai dengan biaya seharusnya.
Saya sendiri tidak tahu mana yang lebih baik: tetap boleh mendaftar kapan saja seperti berlaku sekarang --dengan konsekuensi terjadi antrean sampai 15 tahun. Atau kembali ke masa sebelum tahun 2010 --saat mendaftar sudah harus langsung lunas.
Badan Pengelola Keuangan Haji itu tidak di bawah Kementerian Haji. Ia independen. Dipimpin oleh tujuh orang komisioner. Ketuanya saat ini: Fadlul Imansyah.
Kami pun lantas ngobrol soal kualitas pelayanan haji terakhir kemarin. "Kacau " ujar seorang yang duduk satu meja dengan kami. "Tidak diadakan simulasi dulu," kata yang lain.
"Kacaunya" adalah: suami istri bisa berada di EO yang berbeda. Keluarga terpisah. Itu karena Indonesia menunjuk terlalu banyak EO haji: 15 EO. "Tahun depan Indonesia hanya menunjuk dua EO," ujar seseorang yang kelihatannya sangat tahu soal haji.
Pemerintah Arab Saudi memang sudah "menswastakan" pelayanan haji. Sejak lima tahunan lalu. Tiap negara boleh menunjuk EO yang dikehendaki. Boleh pakai satu EO, boleh juga banyak.
Perusahaan EO itu di sana disebut: syarikah.(Dahlan Iskan)
Komentar Pilihan Dahlan Iskan Edisi 11 Oktober 2025: Reshuffle Bubur
rid kc
Sambutan Menkeu di pertemuan investor daily summit kemarin pedenya keterlaluan. Seakan menkeu ini jadi satu-satunya penyelamat ekonomi Indonesia dan presiden Prabowo. Sementara menkeu sebelumnya dianggap tidak ada. Kita akan lihat ekonomi kita di akhir tahun nanti, apakah sesuai perkiraan menkeu atau tidak. Kalau perkiraan menkeu meleset dan langkah ekonominya blunder bisa amburadul ekonomi kita. Semoga tidak meleset perkiraannya.
Taufik Hidayat
Pagi pagi sudah omon omon tentang bubur, jadi bikin lapar. Tapi saya langusuhg ingat bukan dengan bubur ayam atau bubur manado, tapi langsung ke kampung kedua saya yaitu Brunei . Nah di sana kalau ingat bubur saya ingat makanan yang walau beda tapi hangatnya mirip bubur , yaitu ambuyat. Suatu waktu saya ditrakrir makan ambuyat oleh sobat yang di RB. Ternyata ambuyat itu terbuat dari tepung sagu. Tepung sagu diseduh air panas sampai mengental dan kemudian dimakan. Rasanya hambar dan yang membedakan adalah cacahan nya yang bisa macam macam. Bisa sambal perasa, kuah ikan perasa atau bahkan tempoyak yang berasal dari fermentasi durian. Asyiknya makannya pakai sejenis sumpit . Ternyata ada filosofi nya ambuyat itu lengket supaya yang makan juga tetap lengket. Ternyata sangat beda dengan bubur yang buyar kalau dimakan. Karena itu tidak akan ada ambuyat reshuffle.. Tapi jadi bingung kalau gonta ganti menteri nasib kita sama aja nih? He he he
Imam Subari
Saat membaca semua komen akun anonim Murid Kelas 4 yang ada di komentar pilihan Disway hari ini, saya sempat berkesimpulan seperti panjenengan. Tapi setelah membaca tanggapan akun Pak Gilanka yang juga (minimal bagian pelaku) eksportir udang, ternyata abah DI yang benar. Menulis sesuai fakta yang ada di lapangan dan kebetuylan beliau juga merasakan dampak tersebut. Di komentar terakhir, akun anonim Murid Kelas 4 dah minta maaf ke Pak Gilanka dan beliau menyatakan salah alias hanya omon-omon dari ngutip sana-sini. Inilah perlunya kita mendapatkan informasi yang benar sebanyak mungkin baru ambil kesimpulan. Apalagi kesimpulan diambil dari komen akun anonim yang tentu gak jelas pertanggungjawabannya. Salam diskusi sehat dan mencerahkan.
Herry Isnurdono
Abah DI tambah tua, sekarang 74 th. Sepertinya sudah mengalami kemunduran dlm keseharan otak. Badan sich tetap sehat. Kemaren menulis masalah udang yg gagal ekspor ke USA. Ternyata hoax. Pemerintah sudah turun tangan. Ekspor sudah bisa dilakukan. Bisnis udang Abah DI rugi milyaran karena kasus ini. Sekarang resufel tgl. 8 Okt. 2025. 25 pejabat dilantik Presiden PS pada tgl. 8 Okt. 2025. Ada Wamen Kesehatan dan Wamen Kemdagri. Ada 2 Staf Khusus Presiden dll. Mungkin Abah DI di PHP seseorang atau siapa gitu, akan dilantik juga jadi sesuatu. Sekarang trendnya orang2 tua dijadikan pejabat. Ayo Abah DI bangun2......sepertinya habis tidur nyenyak lama.....atau Abah DI jalan2 lagi ke USA. Kira2 apa yg terjadi di USA setelah Trump jadi Presiden USA ke 2. Atau Abah DI lagi stres gara2 bisnis udang di NTB bangkrut........
Restu Damar Pamungkas
Pernyataan Keberatan Resmi Saya, atas nama ketua Asosiasi Pedagang Bubur Nusantara (APBN), mulai dari pedagang bubur ayam, bubur candil, bubur jenang, bubur kampiun, bubur kacang ijo, bubur lemu, bubur mutiara, hingga bubur ketan hitam, menyatakan keberatan, atas penggunaan terminologi "bubur", di judul dan isi tulisan Catatan Harian Dahlan Iskan, 11 Oktober 2025, hari ini. Pertama. Bubur adalah citra kuliner nasional Nusantara, yang suci dan netral, dari segala afiliasi dan urusan politik. Menarik bubur ke ranah politik, sama dengan menggerus fungsi spiritual bubur sebagai objek ritual sarapan yang sakral, yang biasa dilakukan sembari merenungi nasib hidup dan merenungi tagihan cicilan. Kedua. Kami dari APBN, merasa tidak dilibatkan, oleh Dahlan Iskan, dalam konseptualisasi judul "Reshuffle Bubur". Ini seolah me-negasi-kan keberadaan kami sebagai representasi penjaga citra kuliner bubur. Padahal, bubur sudah menjadi bagian dari diplomasi kuliner penting Indonesia di berbagai forum kerja-sama luar negeri, menggantikan nasi uduk. Saran kami di APBN, jika memang perlu menggunakan jenama istilah kuliner sebagai metafor politik, bisa dipertimbangkan istilah "Nasi Goreng Kekuasaan", atau "Soto Panas Dua Periode", dan jangan bubur. Demikian yang bisa saya sampaikan. Atas perhatiannya, saya ucapkan terima kasih. Tertanda, Ketua Asosiasi Pedagang Bubur Nusantara (APBN)
Kalender Bagus
Negeri ini mencintai permainan alus. Walaupun intinya adalah kebenaran, kalo grasa-grusu, pasti akan diresistensi oleh publik. Ciri utama permainan alus ini menunggu momentum, sehingga seolah-olah terjadi alami. Contohnya pergantian menkeu, momentumnya adalah rumah menkeu lama di geruduk massa, lalu Beliau berniat mengundurkan diri, namun akhirnya dibuat adem melalui reshuflle dadakan. Ciri lain strategi alus adalah metode atrisi samar yang dilakukan terus menerus, misal permasalahan ijazah yang awet, tak lekang oleh panas dan tak lapuk oleh hujan, yang melanggar prinsip masa hidup isu yang menurut Abah paling lama 40 hari sebelum fade out. Sepertinya Mr. President sedangkan memainkan strategi intelijen tingkat makrifat.
Juve Zhang
Siram sama air Es malam bubur otomatis dingin....wkwkw...ketua bubur protes katanya jangan main pulitik di bubur....wkwkw... pertarungan adu posisi ini sudah jelas antara Gurinda dan partai politik lain dibawah sang sahabat .... jadi biarlah mereka bertarung toh dua duanya sudah gagal membawa ekonomi rakyat naik yg ada malah nyungsep....gak ada yg memuji Jokowinomics maupun Prabowonomics....anda lihat saja semua pedagang kecil menengah besar nyungsep....apa yg bisa di puja puji buat duo sahabat itu ??? Mereka piawai dalam politik tapi Nol besar dalam membangun ekonomi yg sehat....sampai sampai omset penjualan anjlok 75%....jelas duit sahabat itu jagoan ber Politik mirip Mao Zedong tapi Nol besar dalam membawa kesejahteraan ekonomi Rakyat....mereka DNA nya Mao ahli mainkan Politik....rakyat yg IQ 2 Digit tentu senang ikutan mereka walau pulang rumah beras migor dll habis.....wkqkq... jelas kita tidak punya Pemimpin yg mewarisi sedikit saja DNA Deng Xiaoping....gak ada yg ahli membawa ke makmuran yg ada dompet makin tipis dan kemarau panjang.... Amsiong
Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
RESHUFFLE: DARI BUNG KARNO SAMPAI PRABOWO.. Kalau mau hitung-hitungan reshuffle dari awal kemerdekaan; 1). Bung Karno. Sejak 1945 sampai 1967, beliau melakukan sekitar 28 kali reshuffle kabinet — rata-rata setahun dua kali. Wajar, waktu itu negara masih mencari bentuk, partai banyak, dan ego politik lebih panas dari bubur tengah. 2). Pak Harto. Dari 1967 sampai 1998, hanya 6 kali reshuffle besar dalam tujuh kabinet (Kabinet Pembangunan I–VII). Itupun mayoritas karena kebutuhan teknis, bukan politik. Era Orba memang tak suka kejutan — semua diatur rapi, termasuk perubahannya. 3). Jokowi. Dari 2014–2024 terjadi 6 kali reshuffle juga. Tapi bedanya, tiap reshuffle selalu jadi tontonan nasional: siapa naik, siapa turun, dan siapa yang dapat “kursi panas”. 4). Prabowo. Baru setahun menjabat, 2024–2025, sudah dua kali reshuffle kecil. Dan kini publik menunggu “reshuffle besar” yang mungkin akan menyusul. ### Warga negara penasaran. Kadang reshuffle adalah kebutuhan. Kadang keharusan..
Prieyanto
BUBUR HIDUP Bubur — makanan lembut yang selalu hadir di antara dua fase kehidupan: saat baru belajar menelan, dan saat tubuh mulai kesulitan mengunyah. Ia disajikan pada bayi, juga pada yang sakit. Di antara dua manfaat itu, bubur menjadi simbol: tentang proses memulihkan, atau memulai kembali. Reshuffle Bubur, kabinet dianalogikan dengan bubur, filosofis banget. Apakah karena sama-sama “diaduk” — dengan harapan rasanya lebih merata, lebih mudah dicerna. Apakah kabinet ini sedang “sakit”, atau cuma lagi “nggak enak badan.” hingga perlu bubur politik sebagai asupan pemulih? Atau justru masih “bayi” - usia setahun, baru belajar menelan kenyataan dan mengetahui permasalahan yang kompleks? warisan kebijakan sebelum nya. Kebiasaan kita jarang makan bubur dari tengah. Biasanya dimulai dari pinggir — mungkin karena panas, atau karena hati-hati. Apalagi adonan bubur saat ini masih ada campur tangan 'chef' sebelumnya. Untuk dimodifikasi sesuai selera istana, mungkin perlu kesabaran dan tidak terburu-buru diaduk. Bubur yang diolah akan menentukan hidup-nya ekonomi dan harapan rakyat. Terpenting, jangan sampai bubur berubah jadi bubar. #prie
Tivibox
Tidak ada larangan seorang presiden suatu negara bertemu mantan presidennya. Tidak juga dilarang atau ditabukan apakah pertemuan itu dilakukan secara empat mata, atau enam, delapan, sepuluh bahkan seratus mata. Tapi yang membuat penasaran kan mengapa hanya dengan mantan yang itu saja. Atau lebih sering dengan yang itu. Yang lain seperti tidak penting. Kalau demi kebaikan bangsa seharusnya seorang presiden "ber-reuni" dengan semua mantan sebelumnya. Akan kelihatan lebih fair, kekeluargaan dan merangkul dan menyatukan semua elemen bangsa.
Leong Putu
Keberatan tidak resmi Sebagai rakyat tjelantah yang amat karib dengan yang namanya bubur, saya keberatan atas judul CHD ini hari, penggunaan frasa Reshuffle Bubur pada artikel ini sungguh mengoyak batin (saya). Dulu, waktu masih tinggal di rumah mewah, di djaman suhsah-suhsahnya, bubur beras adalah solusi pengganjal perut saat beras tinggal sak uprit dan belum ada duit untuk beli lagi. Dikala beras tinggal segelas kopi, jika dimasak menjadi nasi akan susah mbaginya menjadi lima bagian (satu keluarga lima orang) maka, dijadikan bubur beras adalah solusi (cerdas ibu berhati mulia). Agar buburnya menjadi (terlihat ) banyak, saat proses pembuatan bubur, airnya ditambah lagi dan lagi hingga beras merekah maksimal dan hasil buburnya menjadi (terlihat) banyak. Diparutkan kelapa lungsuran (bekas dipakai banten/sesajen _ red) lalu ditaburi gula pasir. Jadi dengan judul CHD Reshuffle Bubur hari ini, membuat pikiran saya ini flas back ke masa nan lampau itu dan membuat hati (saya) ini menjadi gundah gulana. Kangen masa-masa itu. Hiks.... Oleh sebab itu saya menyatakan : Keberatan! Tapi Pak Bos ndak usah merasa bersalah, Cah Darjo iki mesti nduwe solusi. Sebagai gantinya....ehem... Jaket Persebaya dan Topi putih lungsuran dari Amrik kapanane iku, kirim ng Darjo......deal?
yea aina
Selain "ditekan" keadaan ekonomi yang tak kunjung membaik, ternyata ada sinyalemen tekanan: utang kursi (jabatan). Jangka waktu cicilannya selama lima tahun, hingga si kreditur kursi bisa negosiasi berkali-kali. Pun utang kursi bisa dilunasi, utang budi dibawa mati. Tapi kompensasi titipan kursi 2 itu, rasanya cukup membebani. Tanpa prestasi. Sebab jabatan tinggi hasil koneksi, tanpa jalur meritokrasi, hanya jadi duri di hati.
Muh Nursalim
Lomba makan bubur panas. Ada yg strateginya biasa. Makan dari pinggir. Sedikit demi sedikit. Sambil nunggu dingin bagian tengah. Terus ada yang pakai cara diublak-ublak. Dengan sendok yang tahan panas. Bubur itu terus diputar2 dan dikacaukan. Cara ini akan mendinginkan secara kompak dan merata. Baru dimakan dari manapun bisa. Kayaknya prabowo pakai yang kedua. Ketika saatnya tiba akan diganti bersama.
Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
BU CORINA UNGGUL ATAS TRUMP.. Komite Nobel memilih Maria Corina Machado sebagai pemenang Nobel "perdamaian" karena perjuangannya yang nyata dan penuh risiko memperjuangkan demokrasi di Venezuela. Ia tetap konsisten melawan rezim otoriter Maduro meski dilarang, diusir, dan hidup dalam persembunyian. Trump, meski kerap mengklaim diri pantas mendapat Nobel atas upaya diplomasi, dianggap Komite tidak memenuhi kriteria utama, yaitu kontribusi nyata dan berkelanjutan bagi perdamaian. Pencalonannya dinilai lebih sebagai kampanye pencitraan. Komite Nobel menilai Machado mewakili “keberanian sipil” di tengah represi politik — sesuatu yang lebih substansial dibandingkan diplomasi megah Trump tapi tanpa dampak jangka panjang. Singkatnya, Bu Corina menang karena berani melawan tirani demi kebebasan rakyatnya. Sementara Trump kalah karena masih sibuk melawan bayangan dirinya sendiri.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:

Komentar: 154
Silahkan login untuk berkomentar