Permintaan Minyak Sawit Melonjak 48 Persen, Malaysia Bakal Sulit Penuhi Permintaan Dunia
APPKSI ungkap larangan ekspor CPO hanya seumur cuti bersama Lebaran karena akan berdampak pada ekonomi masyarakat sekitar perkebunan.-Ist -
JAKARTA, DISWAY.ID - Kebijakan Presiden Jokowi melarang ekspor CPO dan turunannya membuat Malaysia diuntungkan sebagai pemain utama minyak sawit selain Indonesia.
Mengutip data dari Malaysian Palm Oil Board, harga ekspor minyak sawit melonjak 48,3 persen pada Maret jika dibandingkan Februari lalu.
"Namun, negara tersebut tampaknya tidak akan mampu mengatasi kejutan pasokan karena mengalami kekurangan tenaga kerja," demikian pernyataan resmi ASEAN Briefing, dikutip Sabtu 30 April 2022.
BACA JUGA:Innalillahi! 50 Jemaah Salat Jumat Tewas Akibat Ledakan di Masjid Kabul
ASEAN Briefing menyebut, pertumbuhan produksi Malaysia merosot ke level terendah 5 tahun tahun terakhir karena perusahaan minyak sawit kesulitan untuk menemukan pekerja asing.
"Pekerjaan yang ogah dilakukan oleh rakyat Malaysia sendiri. Sekitar 80 persen pekerja perkebunan di Malaysia adalah orang asing dan mayoritas berasal dari Indonesia," ujarnya.
Lonjakan harga dadakan diproyeksikan masih akan menghantui industri minyak sawit Indonesia, kecuali jika reformasi nyata dilakukan pemerintah.
"Masalah utamanya ialah hampir setengah dari pasar domestik minyak goreng dikendalikan oleh empat konglomerat, yang juga memiliki bisnis di seluruh rantai pasokan dari kilang minyak goreng hingga pabrik pengolahan," terangnya.
"Dengan besarnya pengaruh segelintir pemain, maka mereka bisa mendikte harga pasar," sambungnya.
BACA JUGA:Resmi Berseragam Persebaya, Berikut Profil Singkat Altalariq Ballah
Dalam rilis tersebut, ASEAN Briefing menilai peternakan, petani kecil, dan koperasi perlu diintegrasikan dengan lebih baik ke dalam industri melalui pengembangan kilang yang lebih kecil dan skala besar khususnya di luar Jawa.
"Hal ini dapat memastikan petani kecil memiliki suara yang sama dalam menentukan harga dan tidak didominasi oleh perusahaan besar," pungkasnya.
Berdasarkan data ASEAN Briefing, disebutkan India, China, Pakistan, dan Spanyol yang merupakan pasar utama CPO RI yang paling terdampak dari kebijakan Jokowi.
Sekitar setengah dari konsumsi minyak sawit mentah India berasal dari Indonesia, sebesar 8 juta ton per tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: