Permintaan Minyak Sawit Melonjak 48 Persen, Malaysia Bakal Sulit Penuhi Permintaan Dunia

Permintaan Minyak Sawit Melonjak 48 Persen, Malaysia Bakal Sulit Penuhi Permintaan Dunia

APPKSI ungkap larangan ekspor CPO hanya seumur cuti bersama Lebaran karena akan berdampak pada ekonomi masyarakat sekitar perkebunan.-Ist -

Dengan larangan tersebut, minyak nabati, yang sudah berada pada titik tertinggi sepanjang masa, diperkirakan akan meningkat lebih jauh.

Merek global juga diperkirakan terkena dampak larangan tersebut. Pada 2020, Nestle membeli sekitar 450 ribu ton minyak sawit dan minyak inti sawit dari Indonesia dan Malaysia.

BACA JUGA:Parah! Uang THR Habis Main Judi Online, Ngaku ke Istri Kena Begal

Sedangkan, P&G menggunakan sekitar 650 ribu ton minyak sawit selama tahun fiskal 2020-2021 untuk beragam produk kategori kecantikan dan rumah. Sekitar 70 persen minyak sawitnya bersumber dari Indonesia dan Malaysia.

Merek global lain yang sangat bergantung pada minyak sawit termasuk L'Oréal, Ferrero, Danone, dan Unilever. Jika larangan berlangsung alot, bisa jadi biaya produksi mereka naik harga.

Di sisi lain, perang Rusia dan Ukraina ikut mengganggu pasokan minyak nabati dunia, sehingga sumber yang ada kian terbatas.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: