Kebijakan Pemudik Wajib Booster, Kepala BIN Budi Gunawan: Keputusan Itu Berbasis Sains

Kebijakan Pemudik Wajib Booster, Kepala BIN Budi Gunawan: Keputusan Itu Berbasis Sains

Update Data Covid-19, Rabu 23 Maret 2022.-BNPB-

JAKARTA, DISWAY.ID—Penegasan Presiden Joko Widodo yang memberlakukan wajib vaksi kedua dan vaksin booster sebenarnya selaras dengan kondisi Indonesia saat ini. 

Data dan kajian Badan Badan Intelijen Negara (BIN) menyebut, Indonesia telah memasuki masa transisi dari pandemi ke endemi. 

Saat ini Indikator pandemi di Indonesia membaik secara signifikan. Terlihat dari Data Rabu 23 Maret 2022.

BACA JUGA:Syarat Wajib Booster Tetap Dikaji Kembali, Jubir Kemenkes: Disesuaikan Daerah, Indikatornya PPKM 

Rasio kasus positif harian berdasarkan jumlah orang diuji berhasil turun ke kisaran standar aman WHO di angka 4,55 persen. Ini sangat baik jika dibandingkan bulan Februari yang masih di angka 14,15 persen.

”Sekarang memasuki masa pra kondisi menuju transisi pandemi menjadi endemi. Maka Antigen dan PCR tak lagi wajib cukup vaksin dosis kedua dan booster,” terang Kepala BIN Budi Gunawan, Rabu 23 Maret 2022.      

Ya, antigen dan PCR tak lagi wajib bagi yang sudah vaksin dosis kedua. Selain itu, jangka waktu karantina setiba dari luar negeri dipangkas kini hanya satu hari.

BACA JUGA:Aturan Karantina Covid-19 untuk Turis Dicabut, Ma'ruf Amin: Vaksin Boster Jadi Syarat Wajib Mudik

Ini dilakukan agar proses pra kondisi ini berlangsung aman. Semua harus sesuai dengan data, keputusan yang diambil pun harus terukur. 

”Keputusan yang diberlakukan (Presiden, red) sudah dipastikan berbasis sains. Ada data pendukung dan selalu disertai dengan hasil mitigasi, dan disiplin ilmu,” jelasnya. 

Budi Gunawan meyakini, keputusan yang dibuat berdasarkan mitigasi yang dimulai dari hulu dan melibatkan semua elemen.

BACA JUGA:Lokasi hingga Jadwal Vaksinasi Jabodetabek, Selasa 22 Maret 2022, Cek Disini...

Langkah ini juga sebagai upaya meningkatkan capaian vaksinasi dosis ke dua dan booster secara merata ke semua wilayah. 

”Ini adalah upaya akselerasi, percepatan bagi kesehatan masyarakat,” terang Budi Gunawan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: bin

Berita Terkait