Rusia Pamer Senjata Rahasia Berjenis Laser
Posisi pasukan Ukraina dikabarkan telah terdesak oleh gempuran militer Rusia di kota Severodonetsk. -NYTIMES-Disway.id
LONDON, DISWAY.ID - Rusia kini menggunakan generasi baru senjata laser untuk membakar drone Ukraina yang mulai berkeliaran di udara.
Rusia memastikan akan mengerahkan beberapa senjata rahasia untuk melawan senjata Amerikan dan sekutunya yang dipasok ke bekas tetangga Sovietnya itu.
Presiden Vladimir Putin pada 2018 meluncurkan serangkaian senjata baru termasuk rudal balistik antarbenua baru, drone nuklir bawah air, senjata supersonik, dan senjata laser baru.
Sedikit yang diketahui tentang spesifikasi senjata laser baru itu. Tapi Putin menyebutkan salah satu senjata itu yakni Peresvet.
BACA JUGA:Intelijen Ingris: Rusia Kehilangan Sepertiga Pasukan sejak Invasi Ukraina
Senjata itu dinamai dari seorang biksu prajurit Ortodoks abad pertengahan Alexander Peresvet yang tewas dalam pertempuran mematikan.
Yury Borisov, wakil perdana menteri yang bertanggung jawab atas pengembangan militer, mengatakan Peresvet sudah dikerahkan secara luas dan bisa membutakan satelit dari jarak 1.500 km di atas bumi.
Namun, dia mengatakan bahwa sudah ada sistem Rusia yang lebih kuat daripada Peresvet yang dapat membakar drone dan peralatan lainnya.
Borisov mengutip sebuah tes yang telah membakar drone sejauh 5 km dalam waktu lima detik.
BACA JUGA:Wajah Duta Besar Rusia Sergey Andreev Dilumuri Cairan Merah
“Jika Peresvet membutakan, maka senjata laser generasi baru mengarah pada penghancuran fisik hingga terbakar,” kata Borisov kepada televisi pemerintah Rusia.
Ditanya apakah senjata semacam itu digunakan di Ukraina” Borisov membenarkannya. “Ya. Prototipe pertama sudah digunakan di sana. senjata itu disebut Zadira," kata dia.
Hampir tidak ada yang diketahui publik tentang Zadira tetapi pada tahun 2017 media Rusia mengatakan perusahaan nuklir negara Rusia, Rosatom, membantu mengembangkannya sebagai bagian dari program untuk menciptakan prinsip-prinsip fisik baru berbasis senjata yang dikenal dengan akronim Rusia ONFP.
Invasi Putin pada 24 Februari di Ukraina telah menggambarkan batas-batas angkatan bersenjata konvensional Rusia pasca-Soviet, meskipun ia menyebut operasi militer khusus akan direncanakan dan akan mencapai semua tujuan Moskow.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: the straits times