Ukraina Timur Hancur Lebur, Zelensksyy Desak Barat Sanksi Keras Rusia
Vladimir Medinsky selaku kepala ngosiator Rusia mengungkapkan bahwa Ukraiana tak berniat damai perang berlanjut.-Twitter/@@mayameeroo-Disway.id
Zelenskyy mengatakan, Rusia menerima 1 miliar euro sekitar Rp 15,65 triliun per hari dari blok beranggota 27 negara itu untuk pasokan energi.
Presiden berlatar belakang komedian ini lantas bertanya butuh berapa minggu bagi Uni Eropa untuk menyepakati sanksi keenamnya terhadap Rusia.
"Tekanan pada Rusia secara harfiah adalah upaya menyelamatkan nyawa. Setiap penundaan, kelemahan, berbagai perselisihan atau usulan untuk 'menenangkan agresor dengan mengorbankan korban hanya membuat lebih banyak orang Ukraina terbunuh," bebernya.
Negara-negara Barat yang dipimpin Amerika Serikat telah memberi Ukraina persenjataan jarak jauh, termasuk howitzer M777 dari Washington dan rudal antikapal Harpoon dari Denmark.
Washington bahkan mempertimbangkan untuk melengkapi Ukraina dengan sistem roket yang mampu menjangkau ratusan kilometer.
Seorang pejabat diplomatik Amerika juga telah berdiskusi dengan Kiev tentang bahaya eskalasi jika menyerang jauh ke Rusia.
BACA JUGA:Vladimir Putin Selamat dari Pembunuhan, Usaha Pertama Sejak Penyerangan Ukraina
Memulai invasi ke Ukraina pada 24 Februari, Rusia sudah menghentikan serangannya di ibu kota Kiev.
Rusia kini berusaha merebut kendali atas wilayah industri Donbas di bagian timur, yang diketahui telah mendukung pemberontakan separatis sejak 2014.
"Peristiwa bencana yang sedang berlangsung masih bisa dihentikan jika dunia memperlakukan situasi di Ukraina seolah-olah menghadapi situasi yang sama. Jika kekuatan yang ada tidak bermain-main dengan Rusia, tetapi benar-benar mendesak untuk mengakhiri perang," kata Zelenskyy. (ant/lia/jpnn)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: