Mantan Menteri Malaysia Sewot Negaranya Ikut Jejak Indonesia Pakai Bahasa Nasional di Komunitas Internasional
Mantan Menteri Perdagangan Internasional Malaysia Rafidah Aziz.-The Star/Asia News Network-Disway.id
KUALA LUMPUR, DISWAY.ID - Mantan Menteri Perdagangan Internasional Malaysia Rafidah Aziz mempertanyakan langkah pemerintahnya yang memaksa pegawai negeri sipil di kementerian menggunakan Bahasa Melayu dalam aktivitas sehari-hari, pertemuan dan korespondensi internasional.
Protes Rafidah Aziz ini muncul menanggapi pernyataan Kepala Sekretaris Pemerintah Zuki Ali bahwa pegawai negeri sipil di Malaysia wajib menggunakan bahasa Melayu dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, termasuk dalam komunikasi dengan dunia internasional.
Menariknya, Zuki Ali menegaskan bahwa kementerian akan melakukan tindakan disiplin kepada setiap abdi negara yang yang menganggap enteng instruksi penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa nasional.
BACA JUGA:Surat Kabar Tertua Malaysia Belum Tutup, Warga Bantu Uang sampai Beras
“Jika pola pikir melihat ke dalam ini terus berlanjut, bahkan adanya sanksi bagi pengawai negeri yang tidak menggunakan Bahasa Malaysia, maka kita menjadi kemunduran birokrasi Malaysia di Asean,” paparnya.
Ditambahkannya, selama menjabat di Kementerian Perdagangan dan Industri Internasional (Miti), ia meminta semua komunikasi kementerian dilakukan dalam bahasa Inggris untuk memastikan efisiensi dalam penyampaian layanannya.
Rafidah yang kini mengijak usai 78 telah memimpin Miti dari 1987 hingga 2008. Kompetensi pegawai negeri sipil dalam bahasa Inggris di Malaysia menjadi pendorong utama dalam menarik investasi asing dan sebagai membuktikan SDM berkualitas tinggi.
“Malaysia memang menjadi tujuan investasi dan bisnis pilihan di mana komunikasi penggunaan bahasa Inggris secara efektif. Visi dan titik acuannya adalah Malaysia dalam infrastruktur regional dan global. Jangan sampai Malaysia jadi kecil seperti kepompong,” tuturnya.
BACA JUGA:Rusia Stop Ekspor Gas Giliran Malaysia Larang Ekspor Ayam
Kiblat penggunaan bahasa Nasional dalam pertemuan internasional adalah Indonesia. Pengaruh pemimpin-pemimpin Indonesia inilah yang menjadi poros baru penggunaan bahasa nasional sebagai upaya memperkenalkan keragaman bahasa dan kultur Indonesia yang mencintai bahasanya sendiri.
Langkah Indonesia ini pun diikuti sejumlah negara di Asia, tak terkecuali Jepang, Korea Selatan, Tiongkok bahkan negara-negara timur tengah yang tergabung dalam komunitas internasional.
Sementara itu Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob pada 22 Mei 2022 menegaskan bahwa semua urusan yang melibatkan negara asing termasuk korespondensi kini wajib dilakukan dalam Bahasa Melayu.
“Bahasa resmi Malaysia adalah Bahasa Melayu dan ini wajib digunakan dalam komunikasi resmi domestik dan internasional. Kita harus punya ciri dan keperibadian seperti Indonesia yang bangga menggunakan bahasa nasional. Bahasa Inggris penting tapi hanya sebatas jalinan komunikasi individu bukan pada tataran pidato kenegaraan,” terang Ismail Sabri Yaakob.
BACA JUGA:Tak Hanya Indonesia, Ini Penyebab Malaysia Ikut Uji Coba Bayar Tol Pakai MLFF
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: malaysiakini