Ratusan Lumba-lumba Sekarat di Laut Hitam
Aksi penyelamatan lumba-lumba di Laut Hitam yang berada di Laut Rusia di Sevastopol.-Twitter/@@twitpos-Disway.id
KYIV, DISWAY.ID - Ratusan lumba-lumba sekarat. Tubuhnya terbakar diduga akibat ledakan bom atau ranjau yang terpasang di Laut Hitam.
Jumlah lumba-lumba yang mati dan terapung di Laut Hitam, bisa menembus puluhan, dan ratusan lainnya terdampar di pantai yang berada di Bulgaria, Rumania, Turki dan Ukraina.
Kematian mendadak dan misterius dari begitu banyak mamalia laut yang anggun meningkatkan kewaspadaan di antara beberapa ilmuwan bahwa perang di Ukraina mungkin memakan korban yang terus meningkat di Laut Hitam.
BACA JUGA:Lambung Kapal Perang Moskva Terbakar dan Akhirnya Tenggelam di Laut Hitam
Pertempuran yang terjadi di sepanjang garis pantai Ukraina telah menyebabkan kerusakan lingkungan yang tak terhitung dan telah mengganggu habitat lumba-lumba.
Ini menjadi studi terbaru dari Bulgaria, Turki dan Ukraina. Bahwa keanekaragaman hayati laut berada di bawah ancaman yang semakin besar karena perang, termasuk dari bom yang dijatuhkan di daerah pesisir. Belum lagi tumpahan minyak dari kapal yang tenggelam dan limpasan sungai yang tercemar oleh bahan kimia yang digunakan dalam amunisi.
Ivan Rusev, seorang ilmuwan lingkungan di Taman Alam Nasional Tuzla Estuaries Ukraina, mengatakan data yang dikumpulkan oleh organisasinya sejak awal perang menunjukkan bahwa beberapa ribu lumba-lumba telah mati.
Peningkatan kebisingan kapal dan penggunaan sistem sonar yang kuat juga dapat membingungkan lumba-lumba, yang menggunakan suara untuk bernavigasi.
BACA JUGA:Terdesak, Austria Akhirnya Berani Bayar Gas Rusia dengan Rubel
“Beberapa lumba-lumba mengalami luka bakar akibat bom atau ledakan ranjau dan mereka tidak bisa lagi bernavigasi dan, tentu saja, tidak bisa mencari makanan," tulisnya dilansir Disway.id dalam laman twitter, Jumat 3 Juni 2022
Yayasan Penelitian Kelautan Turki melaporkan pada bulan Maret peningkatan kematian lumba-lumba begitu tinggi.
Banyak lumba-lumba mati terdampar di pantai. Sebagian lumba-lumba ditangkap dijaring ikan. Insiden matinya lumba-lumba di sejumlah negara ini merupakan yang terburuk akibat aktvitas militer di Laut Hitam.
"Seiring dengan polusi laut, kebisingan kapal dan sonar frekuensi rendah diketahui menjadi ancaman serius bagi spesies laut, terutama lumba-lumba, yang memanfaatkan suara bawah air secara aktif untuk mencari makan dan bernavigasi," kata para peneliti Turki.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: nytimes