Fakta Menyebut Mandalika Sekarang Berkat Jasa Presiden Soeharto?

Fakta Menyebut Mandalika Sekarang Berkat Jasa Presiden Soeharto?

BMKG memperkirakan, bakal terjadi hujan sedang hingga lebat saat gelaran MotoGP Mandalika 2022, 18-20 Maret 2022--Instagram/@sirkuit_mandalika_id

JAKARTA, DISWAY.ID - Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu membeberkan peran Presiden Soeharto dalam mengembangkan kawasan Mandalika di Lombok NTB sebagai kawasan pariwisata.

"Mumpung lagi di Lombok, ingin membagi sedikit pengetahuan tentang Kawasan Pariwisata Mandalika yang saat ini memiliki lintasan balap motor MotoGP yang tahun ini sebagai tahun pertama pelaksanaan balap MotoGP di Mandalika," ujar Said Didu di akun Twitter pribadinya dikutip Jumat 18 Maret 2022.

Dia menjelaskan, Mandalika didirikan pada tahun 1973 oleh Presiden Soeharto sebagai bagian dari Kawasan Wisata Nusa Dua Bali. 

Pengelola saat itu adalah Bali Tourism Development Center (BTDC) dengan nama LTDC (Lombok Tourism Development Center).

BACA JUGA:Polisi Tak Sita Uang Rp400 Juta Rizky Febian Hasil Pemberian Doni Salmanan, Ada Apa?

Dan kini BTDC berubah jadi ITDC (Indonesia Tourism Development Center).

Dikatakan Said Didu, perkembangan Kawasan Mandalika tidak secepat pengembangan Kawasan Wisata Nusa Dua Bali.

Namun di pihak lain, ada swasta yang mendapatkan konsesi lahan pengembangan wisata di wilayah Mandalika.

"Pihak swasta tersebut kena krisis ekonomi 1998 dan asset tersebut disita oleh negara," jelas Didu.

BACA JUGA:Anya Geraldine Punya Pengumuman Penting, Begini Katanya

Dia melanjutkan, untuk mempercepat pengembangan Kawasan Wisata Mandalika, tahun 2005/2006 diambil keputusan berupa pemindahan Bandara Lombok - diresmikan 2011.

Kemudian, pemindahan aset swasta yang disita negara menjadi aset ITDC agar kawasan wisata Mandalika makin luas - selesai 2010.

"Sejak dulu memang masih tersisa beberapa kasus tanah di kawasan Wisata Mandalika yang harus diselesaikan," katanya. 

"Dulu ada gagasan Mandalika menyiapkan kawasan wisata khusus dari wisatawan Timur Tengah yang memerlukan sarana dan kultur khusus tapi belum terwujud," imbuh Said Didu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: