Haji dan Samudera Teladan dari Nabi
Ahmad Zainul Hamdi-Dokumentasi Pribadi-
Lalu, manusia macam apa kita yang setiap hari begitu pongah? Manusia macam apa kita yang hanya karena salat merasa sebagai manusia paling mulia? Manusia macam apa kita yang hanya karena zakat merasa paling agung derajatnya? Manusia macam apa kita yang hanya karena puasa merasa paling suci hidupnya? Manusia macam apa kita yang hanya karena haji merasa seakan sudah bisa menyegel surga?
Membaca baris-baris doa Nabi yang begitu dalam, terbayang betapa dekatnya Nabi Muhammad dengan Allah hingga doa itu seperti “percakapan” antara hamba dengan Gustinya. Tapi sebegitu dekat Nabi dengan Allah, sebegitu kasmaran Nabi akan cinta Allah, beliau tidak pernah melarikan diri dari umatnya. Beliau tidak meninggalkan umatnya untuk memuasi kekhusyukan personalnya dengan Allah. Manusia inilah yang dalam kekhusyukan yang tak terperikan di Padang Arafah itu, menyampaikan khotbah yang isinya seruan agar umatnya tidak lagi saling membunuh, tidak mengambil harta orang lain, dan tidak merendahkan kehormatan orang lain.
Inilah sepenggal khutbah beliau yang disampaikan di Arafah:
فإنَّ دِماءَكم، وأمْوالَكم، وأعْراضَكم عليكم حَرامٌ كحُرْمةِ يَومِكم هذا، في بَلدِكم هذا، في شَهرِكم هذا
Artinya: “Sesungguhnya menumpahkan darah, merampas harta sesamamu, dan merendahkan kehormatan sesamamu adalah haram sebagaimana keharaman berperang pada hari ini, di negeri ini, dan pada bulan ini.
Inilah haji yang diteladankan oleh Rasulullah Muhammad. Kedalaman dan kesempurnaannya tak bisa lagi dijelaskan dengan kata-katan. Hingga di pengujung akhir tulisan ini, kemuliaan dan keagungan beliau adalah keteladanan yang tak akan bisa ditulis dengan tinta seluas samudera. (*)
*) Guru Besar UIN Sunan Ampel Surabaya; Petugas Haji Indonesia di Arab Saudi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: