Naftali Bennett Bubarkan Kabinetnya, Upaya Penggulingan Pemerintah Israel Mulai Terendus
Perdana Menteri Naftali Bennett, Rezim Zionis Israel, Fawzi Barhoum, dan Menteri Luar Negeri, Yair Lapid, sepakat membubarkan kabinet dan Knesset, serta akan menyelenggarakan pemilu dini. Ini disampaikan Rabu 22 Juni 2022 waktu setempat.-Pars Today -Disway.id
TEL AVIV, DISWAY.ID - Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett, dan Menteri Luar Negeri, Yair Lapid, sepakat membubarkan kabinet dan Knesset, serta akan menyelenggarakan pemilu secepatnya.
Menanggapi hal itu, Jubir Hamas, Fawzi Barhoum, mengatakan, keruntuhan kabinet koalisi Naftali Bennett menjadi bukti lemah dan rapuhnya Rezim Zionis Israel serta struktur internalnya.
“Peristiwa ini merupakan salah satu buah dari perlawanan rakyat Palestina, kekuatan kelompok perlawanan yang membuat Rezim Zionis kebingungan, serta bukti kekalahan tekad mereka yang akan mencegah terwujudnya ambisi mereka,” terang Fawzi Barhoum dikutip Disway.id dari Kantor Berita Past News, Rabu 22 Juni 2022.
Pembubaran kabinet dan parlemen Israel dengan jelas akibat kerakusan dan penindasan terhadap warga Palestina, terlebih metode pemilu yang digunakan saat Israel, secara praktis menyeret mereka selangkah demi selangkah ke arah kehancuran.
Naftali Bennett telah mengumumkan kesepakatan untuk membubarkan Knesset. Diriya mengakui bahwa Israel sedang masuk ke dalam kekacauan.
Sebelumnya kabinet Bennett memperkenalkan rencana untuk memperluas hukum Zionis Israel kepada pemukim Zionis di Zona C Tepi Barat.
Langkah itu bertujuan untuk mendapatkan dukungan dari para pemukim zionis bagi kabinet Bennett dan konfrontasi lebih lanjut dengan warga Palestina, tetapi rencana kabinet ini mendapat kekalahan yang cukup besar di Knesset.
BACA JUGA:Hanya Ada di Indonesia, Terdakwa Kepemilikan Sabu 92 Kg Divonis Bebas, Majelis Hakim: No Comment!
Dalam satu sisi, penentang kabinet Bennett yang dipimpin oleh Benjamin Netanyahu masih melihat diri mereka terluka oleh konspirasi yang dilakukan kelompok sayap kanan dalam aliansi dengan kelompok kiri, Arab, dan sekularis.
Selama setahun terakhir, Netanyahu telah berulang kali mencoba menggulingkan kabinet Bennett, dan pada dasarnya telah menetapkan tujuan terpentingnya ke arah itu.
Netanyahu dan sekutunya menentang rencana untuk mendukung para pemukim pada intinya tidak untuk menolak rencana itu, tapi hanya untuk menciptakan krisis terhadap kabinet Bennett.
Di sisi lain, orang-orang Arab yang tergabung dalam kabinet Bennett juga menentang rencana kabinet untuk mendukung para pemukim dan berpihak pada lawan kabinet.
BACA JUGA:3 Pemain Belanda Keturunan Indonesia Batal Tampil di AFF U-19, Ini Penyebabnya
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: