Kasus Pelecehan Seksual Marak di Kereta Api, Erick Thohir Bakal Bentuk Polisi Khusus

Kasus Pelecehan Seksual Marak di Kereta Api, Erick Thohir Bakal Bentuk Polisi Khusus

Erick Thohir bakal membentuk Polisi Khusus Kereta Api (Polsuska) untuk menangani tingginya kasus pelecehan seksual di kereta api-UTOYO PRIE ACHDI-RADAR INDRAMAYU

JAKARTA, DISWAY.ID - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir bakal membentuk Polisi Khusus Kereta Api (Polsuska) untuk menangani tingginya kasus pelecehan seksual di Kereta Api

"Untuk mencegah, @KAI121 perlu meningkatkan kehadiran Polsuska di gerbong-gerbong," kata Erick di akun Twitter  pribadinya dikutip pada Rabu, 22 Juni 2022.

Menurut Erick, kasus pelecehan tak bisa dibiarkan. Untuk itu ia meminta agar pelaku dapat ditindak secara hukum yang tegas.

"Saya mengecam segala bentuk kekerasan, apalagi di transportasi publik seperti kereta api. Saya mendorong kasus ini dilanjutkan ke proses hukum," tegasnya.

BACA JUGA:Korban Tewas Gempa di Afghanistan Bertambah Lebih dari 1000 Orang, Taliban Gelar Rapat Darurat!

Akun resmi KAI merespons cuitan Erick. Admin mengatakan kasus tersebut sudah ditindaklanjuti.

"Selamat siang Bapak Erick Thohir. Kami menyesalkan kejadian tersebut, KAI tidak menoleransi segala tindakan asusila di atas KA. Konfirmasi dan permohonan maaf sudah kami lakukan kepada @Selasarabu_" balas akun @KAI121.

Pihak KAI juga mencoba untuk menyelesaikan kasus pelecehan tersebut secepat mungkin seperti harapan korban. 

Selain itu, PT KAI juga telah memberikan sanksi terhadap pelaku pelecehan berupa menjadikannya sebagai daftar hitam penumpang.

BACA JUGA:Djarot Kritik Pedas HUT ke-495 Jakarta: Diksinya Sulit Dipahami Tak Cocok Sama Betawi

EVP Corporate Secretary KAI, Asdo Artriviyanto menjelaskan kebijakan ini diterapkan memberikan efek jera dan mencegah pelaku melakukan hal serupa di kemudian hari. 

Kebijakan ini juga berlaku untuk pelaku pelecehan seksual yang kasusnya sempat viral kemarin.

"KAI sama sekali tidak mentolerir kejadian tersebut dan berharap tidak ada lagi kejadian serupa terulang," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads