IQAir Ungkap Udara Kota Bekasi Masuk Dalam Status Tidak Sehat dan Harus Lakukan Hal Ini
IQAir Ungkap Udara Kota Bekasi, Kualitas udara Kota Bekasi masuk dalam status tidak sehat dan harus menambahkan ruang terbuka hijau.-tuahta simanjuntak-
JAKARTA, DISWAY.ID – IQAir ungkap udara Kota Bekasi masuk dalam status tidak sehat dan harus menambahkan ruang terbuka hijau.
Udara Kota Bekasi masuk dalam status tidak sehat ini diketahui dari data resmi milik IQAir
Saat ini di Indonesia perusahaan IQAir bekerja sama langsung dengan pihak BMKG, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk mengolah data kualitas udara.
BACA JUGA:Perlunya Berpolitik Praktis demi Masa Depan Ahlussunah Wal Jamaah
BACA JUGA:Pelaku Ternyata Alami Gangguan Mental, Ini Kronologi Pelecehan Anak di Bintaro Xchange Tangerang
Dari data yang didapat, Kota Bekasi masuk dalam status Tidak Sehat Bagi Kelompok Sensitif dengan hasil indeks kualitas udara di angka 147 diatas batas sedang yang dimana di angka 100.
Menanggapi hal itu Pelaksana Tugas (PLT) Wali Kota Bekasi Tri Adhianto kembali mengingatkan warganya untuk tetap menjaga diri dan juga menggunakan masker saat diluar ruangan.
"Ya makanya saya sebetulnya, walaupun tidak ada pandemi, saya juga tetap mengimbau warga masyarakat menyiapkan dirinya dengan menggunakan masker," ucap Tri Adhianto saat dikonfirmasi, Senin 27 Juni 2022.
Menurutnya dengan masyarakat tetap menggunakan masker, dapat mencegah penyakit yang berkaitan dengan saluran pernapasan akibat dari udara Kota Bekasi yang kurang baik.
BACA JUGA:Sebelum Hilang, Marshanda Akui Bisa Rasakan Tanda-tanda Orang Mau Meninggal: Dia itu Ada Feeling
BACA JUGA:Kejaksaan Telusuri Belanja SipLah 100 Kepala SD dan SMP, Dugaan Mark Up Harga Barang
Ada beberapa faktor menurut Tri Adhianto yang menjadi penyebab pencemaran udara di Kota Bekasi.
Hal itu didasari tata guna lahan yang sebelumnya lahan terbuka hijau saat ini menjadi bangunan.
"Faktor penyebab diantaranya yang pertama tata guna lahan yang berubah, yang kedua proses pembangunan akibat pertumbuhan ekonomi, serta yang ketiga yaitu transportasi akibat banyaknya tempat hunian," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: