Mengapa Mayoritas Orang Indonesia Mendukung Rusia? Para Akademisi Beberkan Pandangannya
Presiden Joko Widodo bertemu dengan Vladimir Putin pada 2018, kedua negara bergabung dengan resolusi PBB yang mengutuk invasi Rusia ke Ukraina. -Dok. Sputnik/Alexei Druzhinin-
JAKARTA, DISWAY.ID - Dalam beberapa pekan terakhir, sebuah kisah yang mirip dengan salah satu sinetron populer di Indonesia ramai beredar di media sosial Tanah Air.
Dalam kisah tersebut, seorang wanita dan suaminya yang setia bercerai, dan dia setuju untuk melunasi hutangnya sambil memberikan hak asuh atas ketiga anak mereka.
Tetapi setelah seorang tetangga kaya merayu wanita itu, mantan suaminya sangat marah sehingga dia mengambil kembali salah satu anaknya sementara dua orang lainnya menuntut agar ayah mereka mendisiplinkan ibu mereka.
BACA JUGA:Terbang ke Bali Pantau Persiapan IPU ke-144, Puan: Tolong Isu Keamanan dan Perdamaian Dibahas
Namun kisah misoginis yang mendalam, dengan penggambaran kekerasan dalam rumah tangga, bukanlah sinetron.
Ini sebenarnya adalah pesan pro-Rusia, dengan Rusia berperan sebagai pria yang dirugikan dan Ukraina dalam peran sebagai mantan istri. Tetangga kaya adalah Amerika Serikat, dan Krimea, Donetsk dan Luhansk, tiga anak.
Kisah ini diperkirakan pertama kali muncul di aplikasi perpesanan China Weibo beberapa hari setelah invasi Rusia ke Ukraina tetapi sambutan antusiasnya di Indonesia melalui grup Whatsapp dan platform media sosial lainnya.
BACA JUGA:AS Bantah Danai Senjata Biologis Ukraina, Rusia Klaim Punya Bukti Dokumenter
Twitter dan Facebook, menunjukkan peningkatan pro sikap Rusia di antara orang Indonesia, yang mengejutkan beberapa orang.
”Media sosial pro-Rusia dengan cepat membingkai perang untuk mendukung Rusia,” Alif Satria, seorang peneliti di Departemen Politik dan Perubahan Sosial di Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS) Indonesia, seperti dikutip Disway.Id dari Al Jazeera.
”Menggunakan meme dan citra yang menarik bagi orang Indonesia, mereka menggambarkan Rusia sebagai suami yang berbakti yang ingin memenangkan kembali Ukraina, seorang mantan istri yang tidak tahu berterima kasih yang memihak preman Eropa dan telah menyandera anak-anak mereka, etnis Rusia,” paparnya.
BACA JUGA:DBL Indonesia Dipercaya Helat Kejuaraan Atletik Pelajar Jatim
Akibat pencitraan tersebut, dalam tiga minggu sejak perang dimulai, muncul perpecahan antara sikap resmi Indonesia, dan media sosial serta komentar online yang lebih bersimpati kepada Rusia, jika tidak langsung mendukung.
Indonesia memilih mendukung resolusi Majelis Umum PBB yang mengutuk agresi Rusia serta keputusan Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia membentuk komisi independen untuk menyelidiki dugaan pelanggaran hak asasi manusia. Presiden Joko Widodo juga menyerukan gencatan senjata dalam wawancara dengan Nikkei Asia pada 9 Maret.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: al jazeera