Ini Lho 10 Skandal Match Fixing yang Menggegerkan Dunia, Nomor 9 Paling Gak Masuk Akal

Ini Lho 10 Skandal Match Fixing yang Menggegerkan Dunia, Nomor 9 Paling Gak Masuk Akal

Ilustrasi: Sepakbola. -Pixabay/@Ben_Kerckx-disway.id

Beberapa di antara mereka, seperti eks pemilik Fiorentina, Andrea Della Valle dan mantan direktur Juventus, Luciano Moggi, dijatuhi hukuman penjara selain larangan beraktivitas.

Klub juga menerima sanksi berat, dengan Juventus didegradasikan ke Serie B serta dua Scudetto Serie A mereka dicabut.

Pemain seperti Fabio Cannavaro dan Zlatan Ibrahimovic memutuskan untuk meninggalkan Juventus setelah mereka terdegradasi. Hampir 35 bintang internasional meninggalkan Serie A setelah skandal itu dan pindah ke liga lain di Eropa.

2. Aib Gijon (Jerman Barat vs Austria pada 1982)

Skandal match fixing ini terjadi di fase grup Piala Dunia 1982. Itu tampak jelas sekali bagi siapa pun yang menonton pertandingan, namun baik Jerman Barat maupun Austria tidak dinyatakan bersalah atas kasus tersebut. 

FIFA secara resmi mengatakan bahwa tidak ada aturan yang dilanggar. Kemenangan 1-0 untuk Jerman Barat akan membuat kedua tim lolos ke fase gugur dengan mengorbankan Aljazair.

Jerman mencetak gol yang mereka butuhkan dalam waktu 10 menit. Kedua tim lantas cuma sekadar mengoper bola satu sama lain selama sisa jalannya pertandingan.

Kecaman pun muncul di seantero dunia dan meminta FIFA agar mengusut mereka, mengusulkan aturan baru bahwa pertandingan terakhir di fase grup harus dimainkan secara bersamaan.

BACA JUGA:Thailand dan Vietnam Diduga 'Main Mata', Manajer Timnas Indonesia: Kalau Fairplay Kan Keduanya Saling Serang!

3. Totonero (1980)

Skandal pengaturan skor lainnya yang terjadi di Italia, yang juga melibatkan nama-nama besar seperti pemenang Piala Dunia, Paolo Rossi yang bahkan sampai diborgol oleh polisi.

Rossi kemudian bergabung kembali dengan tim nasional Italia dan memimpin Azzurri memenangkan Piala Dunia pada 1982.

Kasus besar, yang dinamakan Totonero oleh media Italia, terbongkar ketika sebuah surat kabar menemukan jaringan match fixing yang melibatkan beberapa pemain Lazio.

Pelaku utamanya adalah pemilik restoran di kota Roma, dengan para pemain Lazio tersebut adalah pelanggan tetapnya.

BACA JUGA:Timnas Indonesia Juara Group Tapi Tak Lolos ke Semifinal Piala AFF U19, Dear FIFA Ini Hitungan Aneh?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: