Dalam Pelariannya Bekas Presiden Sri Lanka Rajapaksa Ungkap Hal Mengejutkan

Dalam Pelariannya Bekas Presiden Sri Lanka Rajapaksa Ungkap Hal Mengejutkan

Meskipun dalam pelariannya Rajapaksa ungkapkan hal yang mengejutkan dalam sebuah surat yang dikirimkan ke parlemen Sri Lanka.--

BACA JUGA:46 Peluru Tembus Tubuh Pemuda di Ohio Setelah Ditembaki oleh 8 Polisi

BACA JUGA:Hujan Deras Buat Puluhan RT di DKI Jakarta Terendam Banjir, Damkar Hingga PPSU Lakukan Tindakan Cepat

Perdana menteri Ranil Wickremesinghe, yang memberikan dukungan pada Rajapaksa merupakan satu-satunya wakil partainya di parlemen, telah dilantik sebagai penjabat presiden sementara.

Wickremesinghe, yang juga ingin disingkirkan para pengunjuk rasa, terpilih sebagai calon presiden dari partai yang berkuasa pada hari Jumat.

Hal ini membuat perleman khawatir akan terjadinya kembali kerusuhan atas penolakan Wickremesinghe.

BACA JUGA:IMI DKI Siapkan Hadiah Ratusan Juta Rupiah Sambut Seri 3 Motoprix 2022 Region B

BACA JUGA:Alasan Bonaparte Napoleon Tak Perlu Timsus untuk Ungkap Penembakan Antar Polisi di Rumah Ferdy Sambo

Calon presiden dari pihak oposisi adalah Sajith Premadasa, sedangkan calon lainnya adalah anggota parlemen senior partai berkuasa Dullas Alahapperuma. 

dilansir dari reuters.com, lebih dari 100 polisi dan personel keamanan dengan senjata lengkap dikerahkan di jalan menuju parlemen pada Sabtu untuk melakukan penjagaan.

Selain itu juga telah disiapkan water cannon untuk mencegah kerusuhan. 

Para petugas keamanan juga melakukan berpatroli wilayah gedung parlemen meskipun belum ada tidak ada tanda-tanda adanya aktifitas pengunjuk rasa.

BACA JUGA:BPBD Kota Tangerang Ungkap Penyebab 19 Titik Wilayah Banjir, Akibat Tiga Sungai Ini Meluap?

BACA JUGA:Kupas Interior Wuling Air ev, Kabin Lega dengan Intelligent Tech Dashboard

Protes jalanan atas krisis ekonomi Sri Lanka membara selama berbulan-bulan sebelum memuncak pada 9 Juli.

Antrian bahan bakar selama berhari-hari telah menjadi biasa di negara kepulauan berpenduduk 22 juta jiwa itu serta inflasi yang tak terkendali, kekurangan barang-barang pokok, dan korupsi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: