Bjorka Shinta

Bjorka Shinta

Muhammad Agung Hidayatullah pemuda Madiun ikin channel Bkorkanism yang dibeli hacker 100 dolar Amerika-Syaiful Amri/Disway.id-Disway.id

AWALNYA saya mau menulis soal peretasan data. Yang lagi ramai itu. Tapi saya tidak tahu banyak dunia itu. Saya ingin menelepon seseorang. Tidak untuk wawancara. Hanya untuk belajar: apa itu hacking.

Sering sekali saya belajar dulu kepada seseorang sebelum melakukan wawancara. Itu juga yang saya ajarkan kepada wartawan baru. Sejak dulu. Pun sampai sekarang.

Saya pun ingat nama Shinta. Mungkin dia bisa mengajari saya: apa itu hack, siapa mereka, tujuannya ke mana, harus punya keahlian apa. Shanti saya anggap ahli di bidang IT. Sejak dulu.

Ternyata meleset.

"Maafkan bapak, saya tidak ahli hack, tidak pernah melakukan dan tidak tahu banyak," ujarnyi. "Sekarang saya bergerak di platform start up. Juga di bidang gaming," tambahnyi.

Saya pun mengurungkan niat menulis soal Bjorka. Toh yang ia bocorkan tidak ada yang sangat menarik. Isinya hanya nama, alamat, nomor telepon, dan status vaksinasi para tokoh. Memang ada sedikit yang gawat: nomor NIK. Bagaimana bisa nomor NIK jadi dagangan bebas seperti itu.

Bjorka tidak menampilkan info tokoh siapa melakukan apa. Tidak seperti Wikileak yang menghebohkan itu.

Kalau toh ada info nakal dari Bjorka, hanya sedikit. Juga belum tentu benar. Misalnya Luhut Pandjaitan ternyata belum pernah booster. Demikian juga Erick Thohir. Tapi saya meragukan info itu. Apa sih sulitnya booster sampai tokoh sentral seperti Luhut tidak melakukannya. Rasanya mustahil.

"Dari bahasa Inggrisnya terlihat Bjorka itu orang Indonesia," ujar Praginanto, mantan redaktur TEMPO yang aktif di medsos. "Bahasa Inggris orang Barat asli tidak seperti itu," ujar mantan wartawan Nikkei Jepang itu.

"Mungkin juga orang dari Eropa Timur. Atau orang kita yang tinggal di Eropa Timur," ujar Praginanto.

Itu terlihat dari emosi Bjorka. Kelihatan sekali ia seperti punya dendam yang berat kepada negara ini. "Kayaknya kakek atau ayahnya pernah jadi korban kekejaman di zaman awal Orde Baru," katanya.

Bocoran dari Bjorka juga tidak baru. Kan sudah sering ada bocoran seperti itu. Termasuk begitu banyak tawaran di bidang keuangan. Kok bisa tahu identitas yang ditawari.

Jadi, ya sudahlah. Level keamanan IT kita memang masih mudah dibobol. Toh nomor telepon, kita bisa ganti. Seperti Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar yang langsung tidak mau lagi pakai WA. Ia merasa WA-nya dibobol orang.

Tapi NIK harusnya rahasia abadi. Orang kan tidak bisa mengganti NIK. Dan NIK Anda mungkin sudah bukan rahasia lagi. Juga NIK saya. Lantas apa gunanya NIK.

Maka lebih baik ikut Shinta saja: main game. Dulu Anda mengenal Shinta sebagai Shinta bubu.com. Yakni ketika dia masih bergerak di bidang web design. Kini Shinta lebih aktif sebagai investor di start up. Juga jadi penghubung start up dengan venture capital dunia. Dan yang terbaru Shinta jadi pemilik tim ESport terkemuka: Morph.

Berita terakhir: Shinta mengikutkan tim ESport-nyi ke kejuaraan dunia di Riyadh. Belum juara. Tapi bisa memenuhi syarat ikut kejuaraan dunia saja sudah hebat. Tim milik Shinta berakhir di peringkat delapan dunia. "Peringkat delapan saja hadiahnya Rp 1,2 miliar," ujar Shinta.

Memiliki tim ESport itu, katanyi, seperti memiliki klub sepak bola di Eropa. Nama tim Shinta, Morph ESport, asli tim Indonesia. Morph artinya berubah. Menjadi anggota tim ESport harus pandai berubah; pandai menyesuaikan diri. "Tim ESport itu harus selalu kompak. Itu kuncinya," katanyi.

Shinta terjun ke dunia game sejak mengetahui data ini: di Indonesia itu yang main game sebanyak 120 juta orang. Dari angka itu, separonya suka membeli permainan itu.

Betapa besar angka itu. Betapa hebat bisnis game dan yang terkait dengan itu.

Maka Shinta –nama lengkapnyi Shinta Dhanuwardoyo– bikin terobosan. Dia membangun tim ESport wanita. Anggotanyi juga lima orang. Semua dari Indonesia. "Dari 120 juta pemain game itu wanitanya 46 persen," katanyi. "Tapi dalam setiap kompetisi, tim wanita selalu dianaktirikan," katanyi. "Hadiah untuk tim wanita biasanya hanya 10 persen hadiah tim laki-kali," tambahnyi.

Shinta pernah mengadakan turnamen game secara offline. Sebelum pandemi. Yang ikut 7.000 orang. Yang menonton secara streaming 1,5 juta orang.

Membangun tim ESport tidak murah. Shinta pilih membeli tim yang sudah jadi. Mirip di dunia sepak bola beneran. Jual beli tim ESport juga biasa. Tim itu punya value tersendiri. Saya pun melihat company profile tim milik Shinta itu. Mirip sekali dengan profile klub olahraga profesional di dunia  nyata.

Tentu anggota tim Morph juga dibayar bulanan. Lebih tinggi dari pemain sepak bola Liga Indonesia. Sering ada kejuaraan antar tim ESport. Tapi masih belum ada liganya.

Shinta hanya lahir di Indonesia. Masa kecilnyi di Manila. Orang tuanyi adalah pejabat di Bank Pembangunan Asia –berpusat di Filipina. Dia kuliah di Oregon University dan melanjutkan S2 di Portland University, Oregon juga.

Tentu Shinta tetap menekuni komitmen sebelumnya: membina start up di Indonesia. Dia mendirikan platform startupindonesia.co. Dengan platform itu Shinta lebih menyederhanakan pekerjaan. "Sebelum itu terlalu banyak yang menyerbu telepon, email dan alamat saya. Sekarang semua saja silakan masuk ke platform itu," kata Shinta.

Kebutuhan utama start up kita adalah modal. Mereka memerlukan venture capital. Lewat platform itu Shinta menghubungkan mereka ke venture capital dunia. "Start up kita itu 1.000 lebih. Yang sudah terhubung ke venture capital baru sekitar 200," katanyi.

Shinta sendiri ikut investasi di banyak start up. Sebagian gagal. Tidak bisa berkembang. Shinta rugi banyak. Tapi ada juga yang berhasil. Misalnya Get Well yang bergerak di bidang kesehatan. Juga Together, aplikasi olahraga. Banyak orang ingin yoga, atau boxing, atau apa saja. Lalu cari teman. Cari tempat. Lewat aplikasi Together.

Begitulah. Saya benar-benar tidak jadi menulis tentang Bjorka. Anda pun pasti lebih senang membaca tentang Shinta. (Dahlan Iskan)

Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Tulisan Edisi 13 September 2022: Petir Politik

 

Pryadi Satriana

Menurut saya - komentator Disway yg sesekali atau bbrp kali 'sok jadi pengamat' - itu adalah "balasan" atas didepaknya Suharso oleh 'pengakuan kilat dari Menkumham', bukan oleh Mardiono. Mardiono hanyalah "sepatu". Menkumham hanyalah "kaki". Yg "menggerakkan kaki" itu Anda sudah tahu. Suharso didepak bukan krn "amplop kiai". Itu sekadar alasan. Yg kebetulan "bisa diterima". Pas. Bisa dipakai "nendang." "Sepatu" & "kaki" jg sudah ada. Yg "ditendang" Suharso. Yg "sakit" bukan hanya Suharso. Pernyataan dari MK itu bukan suatu kebetulan. Pasti ada konteksnya. Bukan kebetulan juga muncul ndhak lama setelah Suharso didepak. Paling tidak, Suharso - yg menurut saya 'ndhak prelu kuciwa perkoncoannya gak direwes ambek Menkumham' - masih bisa menebar senyum khasnya. Paling tidak, Suharso diingatkan ini: "A friend in need is a friend indeed" (Teman yg ada saat dibutuhkan, itulah teman sejati). Ini dulu ya, komen berikut liat2 perkembangan. Saya kasih 'bocoran' dikit: onok "konco-kancane Pryadi" bilang, "Onok wacana Prabowo-Jokowi ." Saya timpali,"Ndhak, 'skenario'-nya tetep Prabowo-Puan, ini untuk membuka 'wacana' dihadapkan dengan Airlangga-Jokowi? Bagaimana menurut Anda? Salam. Rahayu.

 

alasroban

Kayak nya pernah viral. Pak bupati sudah menjabat 2 periode. Untuk melanggengkan kekuasaan periode selanjutnya yg bersaing menhadi calon bupati istri pertama vs istri ke dua. Jadi siapapun yg terpilih pak bupati tetaplah pak bupati.

 

Jo Neka

Gundala PUTRA petir..komik jaman pak Dahlan masih jadi wartawan muda nan energik.Apakah Gundala akan datang di 2024.Komentator CHDI yang harus memulai perubahan

 

Er Gham

Istilah-istilah anak muda: "Terus, gue harus bilang wow gitu". "Sutralah". "Emang gue pikirin". "Sosor terus".

 

Abi Kusno

Alhamdulillah bisa masuk kolom komentar lagi. Edisi kemarin mbulet. Login lewat akun Anda! Beberapa dilakukan. Hasilnya sama. Abah mulai mencari arang kayu asam. Jika sudah nyala, panas merata. Memanggang apa saja. Padahal belum ada jadwal bakar sate, ayam, atau jadah. Sumber asal arang juga belum jelas. Darimana bisa dibeli????

 

Mirza Mirwan

Tahun 2010, ketika Bambang DH maju sebagai calon wakil walikota itu, di Jawa Tengah juga ada kepala daerah dua periode yang maju sebagai calon wakil bupati. Begug Purnomosidi, namanya, Bupati Wonogiri. Seperti halnya Bambang DH, Begug Purnomosidi juga kader PDI-P. Dan seperti halnya Bambang DH. Begug juga mengaku bahwa ia maju sebagai cawabup "atas perintah partai." Benar tidaknya, entahlah. Yang membedakan Bambang DH dan Begug ialah Cawalkot Surabaya, Rismaharini, bukan kader PDI-P, sedang Cabup Wonogiri juga kader PDIP (anggota DPR RI), Sumaryoto. Bedanya lagi, Bambang DH berhasil menjadi wakil walikota, sedangkan Begug kalah dari pasangan Danar Rahmanto-Yuli Handoko. Ironis, memang. Tiga parpol yang mengusung pasangan Danar Yuli sebenarnya hanya punya 8 kursi di DPRD Wonogiri : PAN (4 kursi), Gerindra (2 kursi), dan PPP (2 kursi) -- hanya 16% dari total kursi DPRD. Sementara pasangan Sumaryoto-Begug diusung PDI-P (19 kursi) dan PKS (6 kursi), 50% dari total kursi DPRD. Pelajaran yang bisa dipetik: pasangan yang diusung partai besar belum tentu bisa memenangi pilkada. Dan itu bisa juga terjadi pada pilpres.

 

Er Gham

Gunung gunung itu masih menjulang. Tinggi menembus awan. Sayang jika ditinggalkan. Ayo keruk lebih dalam.

 

Kliwon

Kalau sampai Prabowo nyapres dengan menggandeng Jokowi sebagai wapres, mungkin dari sekarang pun usai sudah pemilunya. Dan kita bisa kembali fokus bekerja ngga terseret pertengkaran para maniak politik. Yang mbecak makin semangat nggenjot. Yang nyangkul tetap khusuk ke sawah. Yang nyopet bisa tenang & khidmat menjalankan aksinya. Yang buzzer bisa lebih fokus mempertajam nyinyirannya. Dan yang piara tuyul tetap telaten mengasuh tuyulnya yang stunting itu. Maka dunia dan alam semesta pun akan berjalan seperti biasa dan sebagaimana kodratnya.

 

yea aina

Bola panas konstitusi, turun dari atas ke bawah. Kiranya sedang berlangsung, rakyat dihujani bola panas, bertubi-tubi. Pasca bola panas pengalihan subsidi BBM, terbaru: bola panas konstitusi rasa 3 periode, anda sudah tahu. Bawahan yang baik, bukanlah bawahan yang melemparkan bola panas ke atas(an)nya, rowahul Abah Dis. Atasan yang baik, bukanlah atasan yang selalu menghujani bawahan dengan bola panas bertubi-tubi. Patut diduga yang bilang ini pasti gak kebagian bansos, BLT ataupun BSU. Kasihan kwkwkw.....

 

Kelender Indonesia Lengkap

Saya tahu sebenarnya Abah sudah tahu bahwa "boleh jadi wapres" setelah dua periode ini adalah langkah "testing the water". Kalau timbul keributan sutradaranya tinggal itu isu yang tidak resmi dan tidak bertanggung jawab. Tapi kalau cuma riak riak kecil aja, maka akan maju selangkah lagi ke testing the water level 2, dengan aktor, plot dan setting yang berbeda. Demikian ..

 

Juve Zhang

Energi pak Jokowi masih banyak dan tak kenal lelah, kenapa? Karena pikiran nya bersih ,tak diracuni korupsi, yg mudah loyo itu yg otaknya penuh dengan komisi, apa apa harus"kecipratan" karena merasa dia yg membuat atau membeli produk itu. Akhirnya energi penguasa koruptor ini gak banyak buat rakyat, baru jalan meninjau satu propinsi sudah kelelahan, pak Jokowi sehari bisa 3 propinsi. Dahsyat!!!!!!!

 

Juve Zhang

Mungkin saja Pak GP - Pak Jokowi. Istilahnya pak Jokowi akan memberikan " ilmu saktinya" pada murid dari Kader tulen PDIP. Pak Jokowi itu bukan kader tulen, cuma ilmu nya sayang kalau dibawa pensiun. Beliau jadi wapresnya pak GP. setelah 5 Tahun pak GP sudah bisa lebih "sakti" . Ini skenario terbaik ramuan Bu Mega dan Pak Jokowi. Orang brilian tidak lahir setiap tahun. Putin , Angela Merkel,Xi JP kebanggaan masing-masing negara nya.kita punya Jokowi.

 

Juve Zhang

Di Singapura"putra mahkota" sebenarnya Heng sweet Keat ,tapi mundur gak minat jadi PM. Maka Lawrence wong ketiban " durian runtuh". Jadi PM tentu saja gak bisa korupsi atau kaya sekali tapi kerjanya sebaliknya sangat banyak. Lawrence wong sangat muda 49_50 tahun tentu energi masih banyak.

 

AnalisAsalAsalan

@RU Sampean ketinggalan informasi berarti. Waktu itu rencana Jokowi-JK lagi, tetapi Pak JK terganjal aturan tidak boleh menjabat wapres 2 periode. Ingat, Pak JK pernah jadi wapres Pak SBY. Pak JK bahkan mengajukan juducial review ke MK agar bisa wapres lebih dari 2 periode, toh tidak berturut-turut, tetapi ditolak MK.

 

Abd Qohar

Kalau pak Jokowi maju sbg cawapres, saya berharap capresnya pak KH Ma'ruf Amin. Insya Allah pasangan yg bagus, Pak Ma'ruf sbg presiden mengarahkan scr keseluruhan, pak Jokowi sbg pelaksana. Tapi partai apa yg mengusung, PDI jelas tidak mau spt itu, mungkin Nasdem dan koalisinya bisa. Tapi ya wallohu a'lam, semoga Indonesia dapat pemimpin yg baik dan amanah.

 

yea aina

Nimbrung yang gaknyambung pak @JM. Ada pernyataan populer di kalangan politikus: 1. Tidak ada lawan yang abadi, yang ada adalah kepentingan (kekuasaan/menjabat) abadi. 2. Politik adalah pengetahuan tentang segala KEMUNGKINAN. Tidak mengherankan, sebuah partai atau "kelkompok kepentingan" mengusung bukan kadernya untuk mewakili partai menjabat di kekuasaan. Nah petir politik di siang bolong ini, laiknya celah peluang yang lagi "sengaja" dibuka, muaranya anda sudah tahu.

 

Fauzan Samsuri

Petir boleh menyambar asal hujannya hujan berkah, bukan hujan yang membuat banjir dan banjirnya menenggelamkan kita semua

 

siti asiyah

aturan dibuat untuk membatasi keinginan dengan dalih apapun karena watak asli keinginan yang tidak berbatas, manakala kita tunduk pada aturan kita disebut orang yang Taat , bahasa agama Islam yang saya anut disebut Taqwa ( melaksanakan semua aturan dan menjauhi semua larangan ) bila sebaliknya disebut Dzalim ( menganiaya diri sendiri ) ( andai kan ) Saya sudah menjabat presiden 2x ........mengapa mesti menganiaya diri sendir ( kecuali saya khilaf )

 

Rizky Dwinanto

Posisi etika diatas hukum. Entah siapa filsuf yang mengatakannya dulu. Kalau tidak ada, berarti itu ucapan saya sendiri.

 

Jimmy Marta

Diatasnya lagi, 'Rasa Malu'. Itu filsufnya jimmymarta.

 

Arala Ziko

Demokrasi Indonesia sudah bagus, namun sepertinya perlu diupdate seperti posisi posisi menteri, orang yg menjabat minimal punya knowledge yg berkaitan dengan jabatan yg diampunya (jangan seperti meme dora kominfo "hacker jangan menyerang"). penunjukkan orang sebagai pejabat juga jangan hanya berlatar kenal tapi kapabilitasnya juga harus terpenuhi. Contoh kecil saja, sebulan lalu di Kecamatan saya di hulu pedalaman Kalimantan Barat, seorang donatur di desa tersebut mengajak warga untuk kerja bakti membuat saluran pipa air bersih untuk dialiri ke puskesmas (puskesmas sama sekali tidak ada akses air bersih) Kerja bakti tsb tidak merusak jalan aspal sama sekali, tanah yg digali ditutup kembali, dikerjakan bersama sama warga. Dilalah, camat desa tersebut melaporkan donatur tsb ke polsek, karena mengganggu ketertiban umum. Usut punya usut, camat tsb seorang guru sd yg menjadi camat krn ditunjuk langsung oleh Bupati (kerabat sendiri). Berdemokrasi boleh tapi tolong dong orang orang yg mengisi posisi harus punya kapabilitas, jangan cuma krn kerabat/orang partai, main tunjuk aja.

 

Yuli Triyono

Ada filosofi hukum, formal hukum, etika hukum. Tapi yang ramai dan laris tetap saja dagang hukum.

 

Legeg Sunda

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Komentar: 93

  • ismael chameza
    ismael chameza
  • Tao Lie
    Tao Lie
  • Agus Suryono
    Agus Suryono
  • Johannes Kitono
    Johannes Kitono
  • Kelender Indonesia Lengkap
    Kelender Indonesia Lengkap
  • yea aina
    yea aina
  • Otong Sutisna
    Otong Sutisna
  • Radar Bengkulu
    Radar Bengkulu
    • Legeg Sunda
      Legeg Sunda
    • Agus Suryono
      Agus Suryono
  • Namu Fayad
    Namu Fayad
  • Agus Suryono
    Agus Suryono
  • yohanes hansi
    yohanes hansi
  • Agus Suryono
    Agus Suryono
  • thamrindahlan
    thamrindahlan
  • Johan
    Johan
  • Jejen Jaenudin
    Jejen Jaenudin
  • EVMF
    EVMF
    • EVMF
      EVMF
  • Pembaca Disway
    Pembaca Disway
  • Agus Suryono
    Agus Suryono
  • Agus Suryono
    Agus Suryono
  • Muin TV
    Muin TV
  • Pryadi Satriana
    Pryadi Satriana
  • Mirza Mirwan
    Mirza Mirwan
    • Mirza Mirwan
      Mirza Mirwan
  • Lukman bin Saleh
    Lukman bin Saleh
    • suhartono suhartono
      suhartono suhartono
  • yea aina
    yea aina
  • Er Gham
    Er Gham
  • Er Gham
    Er Gham
    • Er Gham
      Er Gham
    • Er Gham
      Er Gham
  • Xabre Red
    Xabre Red
  • Kliwon
    Kliwon
  • Abdurrahman Amin Rahman
    Abdurrahman Amin Rahman
  • Abdurrahman Amin Rahman
    Abdurrahman Amin Rahman
  • AnalisAsalAsalan
    AnalisAsalAsalan
    • Tunk BM
      Tunk BM
    • AnalisAsalAsalan
      AnalisAsalAsalan
    • Tunk BM
      Tunk BM
    • AnalisAsalAsalan
      AnalisAsalAsalan
  • Kang Sabarikhlas
    Kang Sabarikhlas
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
    • Kang Sabarikhlas
      Kang Sabarikhlas
  • DeniK
    DeniK
  • Roziq Kurniawan
    Roziq Kurniawan
  • Rihlatul Ulfa
    Rihlatul Ulfa
  • Rihlatul Ulfa
    Rihlatul Ulfa
    • Gianto Kwee
      Gianto Kwee
  • yea aina
    yea aina
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
    • yea aina
      yea aina
  • EVMF
    EVMF
  • fajar rokhman
    fajar rokhman
  • Legeg Sunda
    Legeg Sunda
    • Legeg Sunda
      Legeg Sunda
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
  • Rahma Huda Putranto
    Rahma Huda Putranto
  • Impostor Among Us
    Impostor Among Us
  • Jimmy Marta
    Jimmy Marta
  • Jo Neka
    Jo Neka
  • dabaik kuy
    dabaik kuy
    • Jo Neka
      Jo Neka
    • dabaik kuy
      dabaik kuy
    • KEY
      KEY
  • am dki9
    am dki9
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
    • Legeg Sunda
      Legeg Sunda
  • Tejo 'jojok' Prabowo
    Tejo 'jojok' Prabowo
  • omami clan
    omami clan
  • Wahyudi Kando
    Wahyudi Kando
  • Abi Kusno
    Abi Kusno
  • Ibnu Shonnan
    Ibnu Shonnan
  • Maman Lagi
    Maman Lagi
  • Jimmy Marta
    Jimmy Marta
  • Adian AlFatih
    Adian AlFatih
  • Al Fazza Artha
    Al Fazza Artha
  • mzarifin umarzain
    mzarifin umarzain
  • bitrik sulaiman
    bitrik sulaiman
  • alasroban
    alasroban
  • Arala Ziko
    Arala Ziko
  • Jhelang Annovasho
    Jhelang Annovasho
  • rid kc
    rid kc
  • alasroban
    alasroban
  • Latief Imam
    Latief Imam
  • Kang Sabarikhlas
    Kang Sabarikhlas
  • Ahmad Zuhri
    Ahmad Zuhri
  • oyong mantep
    oyong mantep
    • Azza Lutfi
      Azza Lutfi