Banten Jadi Wilayah Rawan Perdagangan Manusia

Banten Jadi Wilayah Rawan Perdagangan Manusia

Penjabat (Pj) Gubernur Banten, Al-Muktabar-Rafi Adhi Pratama-disway.id

BANTEN, DISWAY.ID -  Pemerintah Provinsi BANTEN disebut akan tegas tangani Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO). 

Meskipun Banten tidak termasuk 5 Provinsi terbesar yang memiliki kasus TPPO, namun Banten menjadi perhatian khusus.

Penjabat (Pj) Gubernur Banten, Al-Muktabar mengatakan sebagai wilayah paling ujung Pulau Jawa, posisi Provinsi Banten menjadi sangat potensial dijadikan sebagai tempat transit maupun penyalur perdagangan orang.

Meskipun demikian, pihaknya selalu melakukan kewaspadaan dan pencegahan terhadap potensi terjadinya kasus TPPO itu. 

"Kita tahu Banten memiliki Bandara Internasional Soekarno Hatta dan Pelabuhan strategis yang menghubungkan pulau Jawa dan Pulau Sumatra yang berpotensi dijadikan tempat untuk dilakukan TPPO," katanya kepada awak media.

"Kita mempunyai berbagai instrumen aparatur yang memungkinkan dan memastikan Pemerintah hadir di sana melalui koordinasi Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan Tindak Pidana Perdagangan Orang (GT PP TPPO)," tambahnya.

BACA JUGA:Pengalaman Paling Berkesan Ismed Sofyan Selama Berseragam Persija Jakarta, 3 Piala dalam Satu Musim

Diungkapkannya, jika ada hal yang sangat spesifik atas peristiwa perdagangan orang, Pemprov Banten sudah mempunyai instrumen untuk melakukan tindakan oleh gugus tugas tingkat daerah. 

"Di tingkat Desa kita terus mendorong agar selalu aktif dalam melakukan pencegahan terhadap potensi terjadinya hal tersebut yang dikoordinir oleh gugus tugas tingkat Kabupaten/Kota. Koordinasi ini juga melibatkan partisipasi masyarakat. Sebab, segala persoalan besar, jika ditangani bersama Insya Allah akan teratasi," jelasnya. 

Sementara itu Menteri PPPA Bintang Puspayoga dalam sambutannya mengatakan, negara harus hadir untuk melindungi segenap anak bangsa, karena itu menjadi salah satu amanat yang tertuang dalam konstitusi kita. 

"Namun sayangnya fenomena perdagangan orang saat ini sudah semakin dekat dengan kehidupan kita dengan modus beragam, terlebih dengan adanya kemajuan teknologi yang sangat cepat ini," ucapnya. 

BACA JUGA:Blak-blakan Ismed Sofyan Mundur dari Persija Jakarta: Saya dan Keluarga Kaget

Puspayoga melanjutkan, dalam kasus TPPO, perempuan dan anak-anak lebih mendominasi menjadi korban.

Perempuan biasanya dikawinkan paksa atau dipekerjakan dengan tidak manusiawi secara ilegal. Sedangkan kepada anak-anak, biasanya kasus menimpa adopsi yang salah atau secara ilegal. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: